29 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Kemenpar-Garuda Pikat Otoritas Bandara KL untuk Perluas Akses ke Indonesia

Garuda Indonesia-ilustrasi.

Soal konektivitas udara, Indonesia memang menghadapi problem superserius. Namun, itu bukan berarti kiamat. Masih ada banyak
kementerian dan lembaga lain yang ikut membantu mengurai persoalan ini. Kemenhub, Kemen-PUPR, Kemen BUMN, Kemen LHK, Angkasa Pura I dan II, Airnav, perusahaan airlines, serta pemda yang concern dengan
pariwisata, semua kerja keroyokan. Semua ikut gotong royong  dengan semangat Indonesia Incorporated: for Better Tourism Connectivity.

“Ttidak ada pilihan lain, kita harus mencari jalan terbaik menuju ke sana!” ungkapnya.

Kebetulan, benchmarkingnya sudah ada. Contohnya bisa mengarah ke Jepang yang sukses mancapai target pertumbuhan double growth. Target durasi yang dipatok 10 tahun, tercapai 4 tahun. Dan semua itu, bisa tercapai lantaran sukses mengembangkan Air Connectivity.

Dari mulai deregulasi berupa membebaskan Visa Kunjungan dari originasi China dan
ASEAN sejak 2013 hingga membangun LCC low cost carrier, yang mendorong travellers lebih banyak ke Tokyo, semua dilakukan. Hasilnya? Japan National Tourism Organization (JNTO) mencatat, jumlah wisman ke Jepang
naik 47% tahun 2015.

Nah, arah Offshore Meeting Airlines Committee (AOC), 5-7 Mei 2017, kira-kira sama seperti strategi yang sudah dilakukan Jepang. Bila
Jepang mengarahkan LCC ke Tokyo, Indonesia akan fokus ke inbond menuju bandara Internasional Soekarno-Hatta. “Kita bisa belajar dari Jepang.

Benchmark dari Negeri Matahari Terbit itu, target double inbound tourism. Jadi target Presiden Jokowi dengan 20 juta di 2019 itu
sebenarnya masuk nalar. Ada contoh yang konkret di Jepang,” sambung Menpar Arief Yahya.

Offshore Meeting AOC Kuala Lumpur, Malaysia ini diharapkan dapat menarik minat perwakilan airlines internasional yang ada di Malaysia
untuk membuka rute penerbangan langsung ke Soekarno-Hatta serta destinasi wisata lain di Indonesia.

Selain itu, kegiatan yang digagas
Garuda Indonesia Kuala Lumpur sebagai organizer committee, dan didukung penuh oleh Kemenpar itu memprioritaskan peningkatan kerjasama di bidang konektivitas udara internasional. Utamanya Malaysia, ke destinasi-destinasi wisata di Indonesia. (rel)

Garuda Indonesia-ilustrasi.

Soal konektivitas udara, Indonesia memang menghadapi problem superserius. Namun, itu bukan berarti kiamat. Masih ada banyak
kementerian dan lembaga lain yang ikut membantu mengurai persoalan ini. Kemenhub, Kemen-PUPR, Kemen BUMN, Kemen LHK, Angkasa Pura I dan II, Airnav, perusahaan airlines, serta pemda yang concern dengan
pariwisata, semua kerja keroyokan. Semua ikut gotong royong  dengan semangat Indonesia Incorporated: for Better Tourism Connectivity.

“Ttidak ada pilihan lain, kita harus mencari jalan terbaik menuju ke sana!” ungkapnya.

Kebetulan, benchmarkingnya sudah ada. Contohnya bisa mengarah ke Jepang yang sukses mancapai target pertumbuhan double growth. Target durasi yang dipatok 10 tahun, tercapai 4 tahun. Dan semua itu, bisa tercapai lantaran sukses mengembangkan Air Connectivity.

Dari mulai deregulasi berupa membebaskan Visa Kunjungan dari originasi China dan
ASEAN sejak 2013 hingga membangun LCC low cost carrier, yang mendorong travellers lebih banyak ke Tokyo, semua dilakukan. Hasilnya? Japan National Tourism Organization (JNTO) mencatat, jumlah wisman ke Jepang
naik 47% tahun 2015.

Nah, arah Offshore Meeting Airlines Committee (AOC), 5-7 Mei 2017, kira-kira sama seperti strategi yang sudah dilakukan Jepang. Bila
Jepang mengarahkan LCC ke Tokyo, Indonesia akan fokus ke inbond menuju bandara Internasional Soekarno-Hatta. “Kita bisa belajar dari Jepang.

Benchmark dari Negeri Matahari Terbit itu, target double inbound tourism. Jadi target Presiden Jokowi dengan 20 juta di 2019 itu
sebenarnya masuk nalar. Ada contoh yang konkret di Jepang,” sambung Menpar Arief Yahya.

Offshore Meeting AOC Kuala Lumpur, Malaysia ini diharapkan dapat menarik minat perwakilan airlines internasional yang ada di Malaysia
untuk membuka rute penerbangan langsung ke Soekarno-Hatta serta destinasi wisata lain di Indonesia.

Selain itu, kegiatan yang digagas
Garuda Indonesia Kuala Lumpur sebagai organizer committee, dan didukung penuh oleh Kemenpar itu memprioritaskan peningkatan kerjasama di bidang konektivitas udara internasional. Utamanya Malaysia, ke destinasi-destinasi wisata di Indonesia. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/