33 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Crossborder Tourism Dimatangkan di Pulau Dewata Bali

Menpar Arief Yahya

DENPASAR, SUMUTPOS.CO – Menpar Arief Yahya sangat serius menggarap crossborder tourism. Satu hari menghebohkan Jember Fashion Carnaval 2017 dengan hastag #PesonaJFC2017 itu, mantan Dirut Telkom itu langsung memantau pergerakan daerah perbatasan yang menjadi destinasi crossborder.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara pun merapatkan diri di Grand Mega Resort and Spa, Ngurah Rai, Bali. Mereka menggelar Rakor Crossborder, 14-15 Agustus 2017, bersama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Biro Pusat Statistik (BPS), Dinas Pariwisata Daerah, Imigrasi, Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu dan pihak Kepolisian.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana dan Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti ikut mengawal agenda Rakor Crossborder. Keduanya ditemani 1 Kepala Biro, 11 Asisten Deputi serta 21 Bidang dan Peneliti.

Narasumber yang diundang juga orang-orang penting di wilayah perbatasan. Dari mulai F Gatot Yanrianto SE M.Si, Asdep Potensi Perbatasan Laut BNPP, Kombes (Pol) Drs Hari Prasodjo, Analis Kebijakan Sops Polri, Luki Zaiman Prawira, Kepala Dinas Pariwisata Kab Bintan, Heny Wulandari, Biro Pusat Statistik dan Adhar, Kepala Subdirektorat Pengelolaan Data dan pelaporan Imigrasi hingga Wirawan Setiaji, Analisis Penganggaran Direktorat Anggaran I Kemenkeu, ikut diundang membahas semua persoalan crossborder.

Di crossborder area, 8 Dinas Pariwisata Provinsi Perbatasan juga ikut hadir. Begitu juga 31 Dinas Pariwisata Kab/Kota di wilayah perbatasan. Selain itu juga ada Kadispar Provinsi Bali, Kadispar Kota Denpasar, ASITA, BPPD Bali, STP Bali, Kajian S2 Pariwisata, Universitas Udayana, serta Ketua Yayasan Desa Adat Sanur.

Crossborder Tourism dinilai strategis, untuk menciptakan kantung-kantung destinasi baru yang digerakkan melalui event. Wajar, jika trend jumlah kunjungan wisman via crossborder terus meningkat. “Pesan Pak Presiden Jokowi adalah menghidupkan ekonomi di daerah tertinggal, terluar dan perbatasan, yang selama 72 tahun Indonesia Merdeka ini belum banyak tersentuh,” kata Arief Yahya.

Pariwisata, lanjut dia, bisa menjadi jembatan untuk mengembangkan perekonomian masyarakat. Benchmarkingnya pun ada. Eropa misalnya. Kunjungan wisman ke Paris bisa menembus 60 juta, Madrid 50 juta, London 40 juta dalam setahun.

Mayoritas dari crossborder area. Kalau Eropa kejauhan, di Asia Tenggara contohnya juga ada. “Singapura 15 juta, Malaysia 25 juta, dan Thailand 30 juta. Salah satu sumbangan adalah dari borderland tourism. Jalur darat. Tidak tergantung pada flight lagi,” jelas Menpar Arief Yahya.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana juga punya pandangan yang sama. Memperkuat cross border tourism, baginya, adalah salah satu solusi untuk menambah kunjungan wisman ke Indonesia.

“Di 2016 kita bisa dapatkan 2 juta wisatawan dari wilayah-wilayah perbatasan. Untuk 2017 targetnya naik menjadi 2,5 juta wisman. Dan di 2018 targetnya naik lagi menjadi 3.146.000,” terang Pitana.

Menurutnya target itu sangat mungkin bisa dicapai. Hitungan kasarnya sudah dirancang. Sudah ada 217 even yang disiapkan di borderland area. Kepri yang punya Batam –Bintan masih menjadi mesin penyumbang tertinggi. Dengan 110 kegiatan, Batam – Bintan diproyeksikan mampu mendulang 2.187.000 wisman. Setelah itu disusul Nusa tenggara Timur (NTT) di 4 wilayah dengan 35 even. Dari situ, ada 399.000 wisman yang dibidik berlibur ke Indonesia. 

Menpar Arief Yahya

DENPASAR, SUMUTPOS.CO – Menpar Arief Yahya sangat serius menggarap crossborder tourism. Satu hari menghebohkan Jember Fashion Carnaval 2017 dengan hastag #PesonaJFC2017 itu, mantan Dirut Telkom itu langsung memantau pergerakan daerah perbatasan yang menjadi destinasi crossborder.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara pun merapatkan diri di Grand Mega Resort and Spa, Ngurah Rai, Bali. Mereka menggelar Rakor Crossborder, 14-15 Agustus 2017, bersama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Biro Pusat Statistik (BPS), Dinas Pariwisata Daerah, Imigrasi, Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu dan pihak Kepolisian.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana dan Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti ikut mengawal agenda Rakor Crossborder. Keduanya ditemani 1 Kepala Biro, 11 Asisten Deputi serta 21 Bidang dan Peneliti.

Narasumber yang diundang juga orang-orang penting di wilayah perbatasan. Dari mulai F Gatot Yanrianto SE M.Si, Asdep Potensi Perbatasan Laut BNPP, Kombes (Pol) Drs Hari Prasodjo, Analis Kebijakan Sops Polri, Luki Zaiman Prawira, Kepala Dinas Pariwisata Kab Bintan, Heny Wulandari, Biro Pusat Statistik dan Adhar, Kepala Subdirektorat Pengelolaan Data dan pelaporan Imigrasi hingga Wirawan Setiaji, Analisis Penganggaran Direktorat Anggaran I Kemenkeu, ikut diundang membahas semua persoalan crossborder.

Di crossborder area, 8 Dinas Pariwisata Provinsi Perbatasan juga ikut hadir. Begitu juga 31 Dinas Pariwisata Kab/Kota di wilayah perbatasan. Selain itu juga ada Kadispar Provinsi Bali, Kadispar Kota Denpasar, ASITA, BPPD Bali, STP Bali, Kajian S2 Pariwisata, Universitas Udayana, serta Ketua Yayasan Desa Adat Sanur.

Crossborder Tourism dinilai strategis, untuk menciptakan kantung-kantung destinasi baru yang digerakkan melalui event. Wajar, jika trend jumlah kunjungan wisman via crossborder terus meningkat. “Pesan Pak Presiden Jokowi adalah menghidupkan ekonomi di daerah tertinggal, terluar dan perbatasan, yang selama 72 tahun Indonesia Merdeka ini belum banyak tersentuh,” kata Arief Yahya.

Pariwisata, lanjut dia, bisa menjadi jembatan untuk mengembangkan perekonomian masyarakat. Benchmarkingnya pun ada. Eropa misalnya. Kunjungan wisman ke Paris bisa menembus 60 juta, Madrid 50 juta, London 40 juta dalam setahun.

Mayoritas dari crossborder area. Kalau Eropa kejauhan, di Asia Tenggara contohnya juga ada. “Singapura 15 juta, Malaysia 25 juta, dan Thailand 30 juta. Salah satu sumbangan adalah dari borderland tourism. Jalur darat. Tidak tergantung pada flight lagi,” jelas Menpar Arief Yahya.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana juga punya pandangan yang sama. Memperkuat cross border tourism, baginya, adalah salah satu solusi untuk menambah kunjungan wisman ke Indonesia.

“Di 2016 kita bisa dapatkan 2 juta wisatawan dari wilayah-wilayah perbatasan. Untuk 2017 targetnya naik menjadi 2,5 juta wisman. Dan di 2018 targetnya naik lagi menjadi 3.146.000,” terang Pitana.

Menurutnya target itu sangat mungkin bisa dicapai. Hitungan kasarnya sudah dirancang. Sudah ada 217 even yang disiapkan di borderland area. Kepri yang punya Batam –Bintan masih menjadi mesin penyumbang tertinggi. Dengan 110 kegiatan, Batam – Bintan diproyeksikan mampu mendulang 2.187.000 wisman. Setelah itu disusul Nusa tenggara Timur (NTT) di 4 wilayah dengan 35 even. Dari situ, ada 399.000 wisman yang dibidik berlibur ke Indonesia. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/