Ketiga, area wisata. Beberapa pulau di Mandeh bakal dijadikan area wisata massal, seperti Pulau Setan. Di sana, dilengkapi sejumlah wahana, seperti banana boat dan jetski. Keempat, wisata bawah air. Ikonnya adalah situs kapal Belanda yang tenggelam setelah dibom tentara Jepang, yakni MV Boelongan Nederland.
Kelima, wisata diving atau snorkeling menikmati keindahan terumbu karang. Selanjutnya, dibangun resort khusus di Bukik Ameh. Bukit tersebut tepat berada di seberang Puncak Panorama. Ini akan dijadikan kawasan khusus padat modal. “Jadi, pemerintah meminta Pemkab Pesisir Selatan menyediakan lahan seluas 400 hektare untuk dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata. Sejauh ini masyarakat juga sudah setuju, Bukik Ameh kita alokasikan untuk itu. Jadi, kami kini tinggal menunggu action pemerintah pusat,” terang Hendrajoni sambil menunjuk ke arah perbukitan nun jauh di seberang Puncak Panorama.
Di kawasan wisata bahari terpadu Mandeh, hanya Bukik Ameh yang akan dijadikan KEK atau padat modal. Selebihnya, pengembangan wisata dikelola lewat pemberdayaan masyarakat.
Mandeh juga punya tema wisata minat khusus, seperti hiking (petualangan air terjun) di Sungai Pinang, Sungai Nyalo, dan Mandeh; climbing di Pulau Sironjong dan Bukit Batu Garuda; wisata berburu di Kapo-Kapo dan lokasi kemping di dataran Sungai Pinang Lama.
“Banyak hal yang bisa dikembangkan di sini. Kami juga sudah merencanakan untuk membuat wisata kereta gantung. Nantinya, bakal di-setting dari Mandeh-Pulau Cubadak-Bukik Ameh,” tambah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pessel Zefnihan.
Selain itu, ada juga tema wisata pedesaan, konservasi penyu di Pulau Marak dan penghijauan kawasan Mandeh. Untuk penghijauan, salah satunya berlokasi di sebelah kanan Puncak Panorama. Di sana berpotensi untuk tracking, kemah, dan lain-lainnya.
Sejak mulai dibuka menjadi kawasan wisata dua tahun lalu, perkembangan wisata di Mandeh cukup baik. Ini dapat dilihat dari jumlah perahu yang semakin banyak melayani paket-paket tour boat. Bila awalnya hanya ada delapan perahu, kini sudah lebih dari 100 perahu. Terhitung Januari hingga Maret 2016, tercatat ada sekitar 1.000 wisatawan lokal, nusantara, dan mancanegara berkunjung ke ‘Raja Ampat’-nya Pulau Sumatera ini.
Meski sudah mulai dikenal dan didatangi banyak wisatawan, Pemkab Pessel sadar, banyak hal yang harus dibenahi untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai potensi andalan dari sektor pariwisata.
“Kami sangat menyadari itu. Sebab itulah, kami membuka diri kepada pihak mana pun untuk bersinergi dan berinvestasi membangun pariwisata di daerah ini,” tutur Hendrajoni.
Sementara itu, puluhan pemred dari Jawa Pos Group regional Sumatera yang berkunjung ini, memuji keelokan alam Mandeh. Tidak hanya andalan wisata Pessel atau Sumbar, tapi andalan wisata Indonesia.
Untuk mewujudkan hal tersebut, banyak hal yang mesti segera dibenahi, mulai dari infrastruktur jalan dan toilet, keamanan, kebersihan kuliner, hingga promosi.
Khusus promosi dan informasi tentang Mandeh, para pemred mengusulkan pemerintah setempat membuat website khusus tentang Mandeh. “Dengan begitu, memudahkan calon wisatawan mengetahui segala sesuatu secara detail tentang Mandeh. Mulai dari objek-objek yang ada, ivennya, hingga biaya yang harus dikeluarkan,” usul Pemred Pekanbaru MX, Hendri Agustira.
Khusus untuk paket tour boat, PemredPalembang Pos, Doni Romadona mengusulkan agar disiapkan brosur seputar paket-paket tur Mandeh.
“Lewat brosur, para wisatawan merasa terpandu. Tidak buta seperti sekarang. Terpenting dari semua itu, masyarakat dan pemerintah setempat diminta bisa menjaga sapta pesona,” tambah Pemred batamniaga.co, Yuliana Dewi. (*)