25.6 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Imigrasi Sabang Luncurkan Aplikasi Pendataan Yachter

Komunitas Yachter di Darwin, Australia.

SABANG, SUMUTPOS.CO – Sail Sabang 2017 akan digelar di Sabang (Pulau Weh), Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada 28 November – 5 Desember 2017. Guna mensukseskan itu, Kantor Imigrasi Kelas II Sabang meluncurkan aplikasi layanan pendataan dan pengawasan kapal wisata atau pesiar baik cruise maupun yacht yang masuk ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Pelabuhan Sabang.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Sabang Anton Helistiawan menjelaskan, kunjungan wisatawan mancanegara ke Aceh dan khususnya ke Sabang semakin mudah bagi mereka yang memiliki akses lewat laut dengan aplikasi tersebut.

Anton juga mengatakan, hal itu menjelang persiapan Sail Sabang 2017 guna mendorong peningkatan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Sabang. Serta mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan dan pengawasan keimigrasian yang berkepastian kepada wisatawan asing pihaknya meluncurkan inovasi atau aplikasi pendataan dan pengawasan kapal wisata asing.

“Selasa (11/7), kami sudah meluncurkan aplikasi pendataan dan pengawasan kapal wisata asing yang mengunakan kapal wisata (yacht). Itu sekaligus persiapan Sail Sabang 2017 dan demi mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan dan pengawasan keimigrasian yang berkepastian kepada warga negara asing (WNA) yang masuk ke wilayah Indonesia melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Pelabuhan Laut Sabang,” kata Anton, Selasa (25/7).

Lebih lanjut Anton membeberkan aplikasi itu hadir sebagai terobosan dalam menyikapi semakin meningkatnya jumlah wisatawan asing yang berkunjung maupun masuk melalui TPI Pelabuhan Laut Sabang. Dan dapat diakses melalui http://yacht.beacukai. go.id

Imigrasi berharap aplikasi tersebut dapat membantu tugas serta fungsi keimigrasian dan instansi terkait lainnya guna memberikan kepastian pelayanan, pendataan dan pengawasan pergerakan akibat keberadaan Warga Negara Asing (WNA) di Indonesia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik aplikasi yang dihadirkan Imigrasi Kelas II Sabang. Pria asal Banyuwangi itu menyebut selain mempermudah yacht ke Sabang dengan hanya memerlukan izin dari QICP atau Karantina, Imigrasi, Bea dan Cukai serta Syahbandar bagi para wisatawan.

“Dengan kebijakan tersebut, dirinya berharap dapat meningkatkan angka kunjungan wisata ke Indonesia, khususnya Sabang untuk membangkitkan kembali kejayaan Sabang masa lalu,” kata Menpar Arief Yahya.

Target 20 juta wisman di tahun 2019 itu adalah target Presiden RI Joko Widodo. Tahun ini di breakdown, sudah harus mencapai 15 juta wisman yang masuk ke tanah air. “Ketika Pak Presiden sudah menetapkan target, maka kami para menteri dan seluruh jajarannya harus mensukses dengan cara-cara yang sudah terbukti di seluruh dunia juga melakukan hal yang sama. Sudah menjadi global standard,” ujar Menpar Arief.

Trend teknologi digital itu tidak bisa dihindarkan. Jika ingin maju dengan cepat, maka gunakan digital dan benchmark dengan kisah sukses dari negara lain. Aplikasi pendataan yachter itu juga bisa dengan mudah dikerjakan dengan digital,” papar Arief yang lebih dari 30 tahun bergerak di teknologi informasi dan digital itu. (rel)

Komunitas Yachter di Darwin, Australia.

SABANG, SUMUTPOS.CO – Sail Sabang 2017 akan digelar di Sabang (Pulau Weh), Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada 28 November – 5 Desember 2017. Guna mensukseskan itu, Kantor Imigrasi Kelas II Sabang meluncurkan aplikasi layanan pendataan dan pengawasan kapal wisata atau pesiar baik cruise maupun yacht yang masuk ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Pelabuhan Sabang.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Sabang Anton Helistiawan menjelaskan, kunjungan wisatawan mancanegara ke Aceh dan khususnya ke Sabang semakin mudah bagi mereka yang memiliki akses lewat laut dengan aplikasi tersebut.

Anton juga mengatakan, hal itu menjelang persiapan Sail Sabang 2017 guna mendorong peningkatan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Sabang. Serta mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan dan pengawasan keimigrasian yang berkepastian kepada wisatawan asing pihaknya meluncurkan inovasi atau aplikasi pendataan dan pengawasan kapal wisata asing.

“Selasa (11/7), kami sudah meluncurkan aplikasi pendataan dan pengawasan kapal wisata asing yang mengunakan kapal wisata (yacht). Itu sekaligus persiapan Sail Sabang 2017 dan demi mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan dan pengawasan keimigrasian yang berkepastian kepada warga negara asing (WNA) yang masuk ke wilayah Indonesia melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Pelabuhan Laut Sabang,” kata Anton, Selasa (25/7).

Lebih lanjut Anton membeberkan aplikasi itu hadir sebagai terobosan dalam menyikapi semakin meningkatnya jumlah wisatawan asing yang berkunjung maupun masuk melalui TPI Pelabuhan Laut Sabang. Dan dapat diakses melalui http://yacht.beacukai. go.id

Imigrasi berharap aplikasi tersebut dapat membantu tugas serta fungsi keimigrasian dan instansi terkait lainnya guna memberikan kepastian pelayanan, pendataan dan pengawasan pergerakan akibat keberadaan Warga Negara Asing (WNA) di Indonesia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik aplikasi yang dihadirkan Imigrasi Kelas II Sabang. Pria asal Banyuwangi itu menyebut selain mempermudah yacht ke Sabang dengan hanya memerlukan izin dari QICP atau Karantina, Imigrasi, Bea dan Cukai serta Syahbandar bagi para wisatawan.

“Dengan kebijakan tersebut, dirinya berharap dapat meningkatkan angka kunjungan wisata ke Indonesia, khususnya Sabang untuk membangkitkan kembali kejayaan Sabang masa lalu,” kata Menpar Arief Yahya.

Target 20 juta wisman di tahun 2019 itu adalah target Presiden RI Joko Widodo. Tahun ini di breakdown, sudah harus mencapai 15 juta wisman yang masuk ke tanah air. “Ketika Pak Presiden sudah menetapkan target, maka kami para menteri dan seluruh jajarannya harus mensukses dengan cara-cara yang sudah terbukti di seluruh dunia juga melakukan hal yang sama. Sudah menjadi global standard,” ujar Menpar Arief.

Trend teknologi digital itu tidak bisa dihindarkan. Jika ingin maju dengan cepat, maka gunakan digital dan benchmark dengan kisah sukses dari negara lain. Aplikasi pendataan yachter itu juga bisa dengan mudah dikerjakan dengan digital,” papar Arief yang lebih dari 30 tahun bergerak di teknologi informasi dan digital itu. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/