30.6 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Padukan Wisata dan Sejarah, Kemenpar FGD Sejarah Akmil

MA Yogya berkampus di SMA BOPKRI  ini. Selama mengikuti Pendidikan Perwira, para taruna juga langsung praktek di Medan Penugasan, diantaranya: Ikut dalam pertempuran menghadapi Inggris di Surabaya, bertempur melawan Belanda di Priangan Utara, mengawal Panglima Besar Jenderal Soedirman saat Perundingan Gencatan Senjata dengan Belanda di Jakarta dan ikut menumpas Pemberontakan PKI-Madiun 1948.

Lebih lanjut Indroyono memaparkan, 197 Perwira Remaja Angkatan I MA Yogya dilantik Presiden Soekarno di Istana Gedung Agung Yogyakarta pada 28 Nopember 1948, dan 21 hari kemudian, pada 19 Desember 1948, Belanda menyerbu Yogyakarta, para Pemimpin Nasional ditawan Belanda dan para Perwira Remaja serta Taruna MA Yogya segera bergerak keluar kota Yogya guna memulai perang gerilya,  melaksanakan Perintah Siasat No.1 Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Selama Perang Kemerdekaan II ini, imbun Indroyono 29 Alumni dan Taruna MA Yogya gugur di medan bhakti, sebagian ada yg gugur di medan pertempuran Plataran. Sebuah Monumen Perjuangan Taruna telah berdiri di Desa Plataran-Kalasan ini.

Setelah meluluskan 3 Angkatan, Akademi Militer Yogya ditutup pada Tahun 1950, untuk kemudian dibuka kembali oleh Presiden Soekarno pada 11 Nopember 1957 di kompleks Akademi Militer Nasional-Magelang, sebagai Angkatan ke-IV, yang merupakan kelanjutan MA-Yogya.

”Kegiatan FGD dan Napak Tilas ini diharapkan dapat memunculkan destinasi-destinasi wisata sejarah yang baru di wilayah bekas Ibukota Negara di masa perjuangan ini, sekaligus guna melestarikan sejarah perjuangan Bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI. Ini akan menjadi sarana edutaiment bagi generasi muda .Apalagi, saat ini tengah disusun kurikulum pendidikan karakter dan penggalakan Revolusi Mental dalam sistem pendidikan Nasional kita,” beber Indroyono.(rel)

 

MA Yogya berkampus di SMA BOPKRI  ini. Selama mengikuti Pendidikan Perwira, para taruna juga langsung praktek di Medan Penugasan, diantaranya: Ikut dalam pertempuran menghadapi Inggris di Surabaya, bertempur melawan Belanda di Priangan Utara, mengawal Panglima Besar Jenderal Soedirman saat Perundingan Gencatan Senjata dengan Belanda di Jakarta dan ikut menumpas Pemberontakan PKI-Madiun 1948.

Lebih lanjut Indroyono memaparkan, 197 Perwira Remaja Angkatan I MA Yogya dilantik Presiden Soekarno di Istana Gedung Agung Yogyakarta pada 28 Nopember 1948, dan 21 hari kemudian, pada 19 Desember 1948, Belanda menyerbu Yogyakarta, para Pemimpin Nasional ditawan Belanda dan para Perwira Remaja serta Taruna MA Yogya segera bergerak keluar kota Yogya guna memulai perang gerilya,  melaksanakan Perintah Siasat No.1 Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Selama Perang Kemerdekaan II ini, imbun Indroyono 29 Alumni dan Taruna MA Yogya gugur di medan bhakti, sebagian ada yg gugur di medan pertempuran Plataran. Sebuah Monumen Perjuangan Taruna telah berdiri di Desa Plataran-Kalasan ini.

Setelah meluluskan 3 Angkatan, Akademi Militer Yogya ditutup pada Tahun 1950, untuk kemudian dibuka kembali oleh Presiden Soekarno pada 11 Nopember 1957 di kompleks Akademi Militer Nasional-Magelang, sebagai Angkatan ke-IV, yang merupakan kelanjutan MA-Yogya.

”Kegiatan FGD dan Napak Tilas ini diharapkan dapat memunculkan destinasi-destinasi wisata sejarah yang baru di wilayah bekas Ibukota Negara di masa perjuangan ini, sekaligus guna melestarikan sejarah perjuangan Bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI. Ini akan menjadi sarana edutaiment bagi generasi muda .Apalagi, saat ini tengah disusun kurikulum pendidikan karakter dan penggalakan Revolusi Mental dalam sistem pendidikan Nasional kita,” beber Indroyono.(rel)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/