MEDAN, SUMUTPOS.CO – Potensi wisata sejarah di Indonesia sangat besar dan menarik. Itu karena, tanah air memiliki sejarah dengan banyak kerajaan yang dipimpin raja atau sultan di seluruh nusantara. Nah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para raja, sultan dan petinggi keraton di Nusantara untuk mengembangkan pariwisata berbasis sejarah.
Hal ini diungkapkan Presiden Jokowi saat membuka Festival Keraton Nusantara ke-11 di Istana Maimun, Medan, Sumatera Utara. Dalam pembukaan festival itu hadir juga Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton se-Nusantara Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadingrat dan raja, ratu, serta sultan dari berbagai kesultanan.
“Banyak negara yang berkembang pariwisatanya justru dengan mengangkat peninggalan kerajaan masa lalu seperti di istana atau benteng di Jepang, istana di negara-negara Eropa seperti Inggris. Yang penting diperkuat dengan narasi dengan cerita sehingga wisatawan menjadi tertarik bukan hanya melihat bangunan istana yang telah direkontruksi tapi juga mendengar kisah-kisah masa lalu,” terang Presiden Jokowi di Istana Maimun, Medan, Minggu (26/11).
Presiden Jokowi mengaku akan mengundang sebagian para raja dan sultan untuk membahas pengembangan pariwisata keraton ini. Pertemuan akan dilakukan pada bulan Desember nanti di Istana Negara. “Saya tadi sudah bisik-bisik dengan bapak Sultan Kasepuhan Cirebon, nanti mungkin awal Desember atau pertengahan Desember saya ingin mengundang tapi tidak semuanya untuk berbicara masalah keraton yang ada di nusantara, mungkin bisa 20-30 (orang) tapi tidak mungkin 2000 (orang),” kata Presiden Jokowi.
Dengan mengembangkan wisata “heritage” tersebut, menurut Presiden, maka keraton akan bisa memberikan manfaat bukan hanya bagi Keraton, tapi juga bagi kesejahteraan masyarakat sekitar Keraton.”Saya juga minta Festival Keraton Nusantara terus dikembangkan lagi, sehingga bukan hanya digunakan sebagai sarana edukasi budaya tapi juga sekaligus ikut menggerakkan perekonomian daerah,” ungkap Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi berpesan, agar para pemangku adat Keraton untuk bersama-sama menjaga kebersamaan, tali persaudaraan, semangat Persatuan. “Saya yakin para Sultan, para Raja mendapatkan amanah dari para pendahulu atau raja-raja terdahulu untuk menjadi pengayom dari seluruh warga penjaga kerukunan di tengah keragaman menjadi perekat kebhinnekaan,” tambah Presiden.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut gembira arahan Presiden Jokowi itu. Memperkuat cultural value dari kerajaan atau kesultanan, sebagai salah satu pusat kebudayaan, kesenian, kuliner, dan juga kota bahari yang kuat di zamannya. Cultural Value itu juga haru memberikan dampak terhadap commercial value, karena itu ke depan harus dipikirkan model pendekatan pariwisata yang baik dan sustainable.
“Indonesia itu sudah kuat di budaya. Sudah tidak perlu diragukan lagi atraksi dari sisi ini. Tetapi budaya saja tidak cukup, harus ditemukan commercial value-nya, sehingga menghasilkan kombinasi yang serasi, dan menjadikan kerajaan sebagai salah satu destinasi baik,” ungkap Menpar Arief Yahya. (rel)