DELITUA, SUMUTPOS.CO – Seorang cewek berparas manis, Rahmadani (21) ditemukan tewas mengenaskan dengan luka jeratan di leher di kamar rumahnya, Jumat (28/5) sore. Tubuhnya ditutupi tilam. Kuat dugaan, gadis belia ini dibunuh kekasihnya berinisial WN.
Temuan jenazah anak semata wayang dari istri pertamanya itu kontan membuat Syamsul (55), ayah korban, menjerit histeris.
Sore itu, sekira pukul 16.00 WIB, Syamsul yang baru pulang bekerja sebagai sopir pribadi salah seorang dokter mendapati pintu rumah mereka di Jalan Besar Delitua, Gang Surya Kelurahan Delitua Induk, Kecamatan Delitua, terkunci rapat.
Semula dia mengira Rahmadani telah pergi bekerja sebagai buruh pabrik minuman ringan di Gang Ladang, Kelurahan Titikuning, Kecamatan Medan Johor. Karena itu, Syamsul pun mendatangi rumah tetangganya untuk meminta kunci. Pasalnya selama ini, tiap berangkat kerja Rahmadani selalu menitipkan kunci di sana.
Tapi perkiraan Syamsul meleset. Rahmadani tak ada menitipkan kunci. Bahkan para jiran ngaku tak melihat korban seharian. Curiga hal buruk terjadi, Syamsul pun berusaha menggedor pintu sembari memanggil anaknya.
Karena tak kunjung ada jawaban, Syamsul yang mulai panik pun meminjam obeng milik tetangganya. Selanjutnya, dia membuka paksa gembok pintu rumah itu. Saat masuk ke dalam,mata Syamsul sontak terbelalak melihat tubuh Rahmadani terbujur kaku dengan kondisi telentang tertutup tilam.
Melihat itu, spontan Syamsul menjerit histeris sembari memanggil para tetangganya. Dalam sekejap rumah Syamsul langsung disemuti warga yang heboh. Tak lama berselang, polisi yang dapat info tiba di lokasi dan langsung memasang garis polisi. Saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), di leher korban ditemukan luka bekas jeratan dan dari mulutnya keluar darah.
Saat ditemui, Syamsul yang tak henti-hentinya menangis menuturkan, tiap hari anaknya memang sendirian di rumah. Sebab ia dan istrinya, Sabariah (46) pergi kerja. “Saya bekerja sebagai sopir pribadi dokter. Sedangkan istri saya kerja di sarang burung walet,” kata Syamsul yang tampak sangat syok dengan kejadian itu.
“Sebenarnya anak kami ini juga bekerja di salah satu pabrik minuman ringan. Tapi ia masuk sore,” kenangnya. Sebelum pergi bekerja lanjut Syamsul, korban pasti menitipkan kunci di rumah tetangga. “Tadi saya curiga karena kunci tak tidak ada dititip kepada tetangga. Makanya saya mengambil obeng untuk membuka paksa pintu,” ujar Syamsul.