TOBASA, SUMUTPOS.CO – Usai membunuh Arden Manullang (65) dan istrinya Lady br Marpaung (60) di Dusun Manullang, Desa Sigordang, Kecamatan Siantar Narumonda, Tobasa, Kamis (10/9), sang ponakan, Dusun Manullang mengaku sangat menyesal.
“Sai disonggaki au. Bah, dang dianggap be au anakna hape inna rohakku (Aku selalu dibentak. Bah, aku tidak dianggap lagi anakkya, pikirku),” ujar Dusun Manullang menangis ketika ditanyai alasan lakon keji itu.
Versi Dusun, kejadian itu berawal ketika dia mendatangi udanya itu untuk mempertegas keberadaan sepetak sawah yang merupakan harta warisan neneknya. Diakuinya, lahan persawahan tersebut merupakan milik bounya. Tetapi karena butuh biaya perobatan, lahan tersebut direncakaan dijual melalui udanya Arden.
Selanjutnya pelaku menemui Arden. Arden bersikeras tanah itu akan dijual kepada M Panjaitan seharga Rp5.500.000.
Saat kejadian, ia baru memeriksa ladangnya. Seperti biasa, pagi-pagi sekali Dusun memang kerap berangkat memeriksa ladang kopi, jagung dan ubi, sembari membawa tombak. Tombak tersebut ia bawa untuk mencari babi hutan yang kerap merusak ladang miliknya.
Setiba di rumah udanya, ia meletakkan tombak disamping pintu rumah. Lalu mengetuk pintu yang kemudian dibuka inanguda-nya. Kembali Ia meminta agar lahan tersebut dijual kepadanya, tetapi tetap ditolak.
“Kutanya bagus-bagus, katanya, dia (Lady, red) tidak tahu apa-apa. Lalu kuperjelas tentang pernyataan namboru,” tutur Dusun.
“Katanya dia tidak mengerti dan melarangku menanyakan tanah itu lagi sambil membentak-bentak. Saat itulah aku emosi, mungkin sudah dirasuki setan. Lalu aku keluar dan mengambil tombak,” tambahnya.
Dusun mengaku pertama kali membunuh Lady. Tetapi, karena suara gaduh Arden keluar. Dusun pun menghabisi Arden.(ft/smg/ala)