Terima kasih! Setelah disaring oleh redaktur Jawa Pos, ada lebih dari 3.000 email resolusi simple 2016 yang saya terima dan baca. Dua puluh (20) pemenang sudah saya pilih!
***
Terima kasih, Anda begitu antusias membaca Happy Wednesday. Terima kasih, ribuan orang mengirimkan email hanya dalam beberapa hari, menerima tantangan menuliskan resolusi simple 2016 yang bermanfaat untuk banyak orang.
Benar-benar butuh manajemen untuk menyaring dan memilah-milah ribuan email itu. Pertama, karena saya sedang liburan keluarga di luar negeri, dengan perbandingan jam yang berbalikan (di Indonesia siang, di tempat saya malam). Plus saya pindah-pindah kota setiap beberapa hari.
Jadi, para redaktur yang menyaring harus mengelompokkannya, mengirimnya kepada saya dalam beberapa bagian setiap hari. Saya menerima dan membacanya sebelum tidur, dan setelah bangun tidur sebelum beraktivitas.
Lumayan, karena ternyata liburan juga bisa membosankan! Email-email Anda membantu saya tetap ’’sibuk’’ dan tetap ’’bekerja’’ di saat liburan akhir tahun ini.
Jangan khawatir, keluarga saya (istri, anak, ayah, ibu, adik, dan keluarga) tidak terganggu kok. Karena saya mencicil ’’pekerjaan’’ ini saat mereka sudah tidur atau saat pagi sebelum bangun…
Total, ada lebih dari 3.000 email yang saya terima. Entah berapa lagi yang tidak lolos saringan redaktur, entah karena isinya tidak sesuai, kepanjangan, atau tidak menyertakan identitas.
Kadang lucu juga, mengikuti tantangan berhadiah, tapi kok tidak menyertakan identitas!
Untuk memilih pemenang, mengerucutkannya dari 3.000 lebih hingga hanya 20, saya juga harus sistematis. Sudah nonton film Inside Out? Kalau belum, Anda melewatkan salah satu film terbaik 2015, salah satu film paling smart yang pernah saya tonton!
Kalau sudah, sistem pengelompokannya kurang lebih seperti di dalam film itu. Email yang saya suka saya kelompokkan di ’’Pulau A’’. Yang agak saya suka saya taruh di ’’Pulau B’’. Lalu, ada ’’Pulau C’’ untuk email-email yang bikin saya geleng-geleng kepala (belum tentu karena positif!).
Sisanya, langsung masuk ’’memory dump’’.
Tentu saja, ada banyak email bertema sama. Karena penasaran, para redaktur Jawa Pos saya minta untuk mengelompokkan ribuan email yang masuk berdasar tema. Saya penasaran, tema resolusi apa yang paling populer, yang paling banyak dipikirkan peserta tantangan Happy Wednesday ini.
Lalu, yang mana yang saya pilih? Kalau temanya sama, ya saya pilih yang ketika dibaca paling ’’mengena’’ di hati saya. Kalau tidak terpilih, tidak boleh tersinggung, karena jurinya memang hanya satu wkwkwkwkwk…
Dan saya harus mengingatkan terus hukum public relations nomor satu: Bahwa ’’total objectivity is impossible to attain’’ alias ’’tidak mungkin untuk bisa objektif 100 persen’’.
Anggap saja kalau temanya sama, tapi tidak terpilih, sebagai ’’nasib’’ atau ’’apes’’ wkwkwkwk…
Dari ribuan email yang saya baca, memang hampir semua mencoba berpikir sederhana, memikirkan resolusi yang bisa diterapkan dengan mudah oleh semua.
Resolusi yang saya suka adalah yang konkret dan spesifik, yang bisa dilakukan siapa saja, yang bisa memberikan dampak cepat untuk sesama.
Karena tetap saja ada yang mungkin cara berpikirnya tidak bisa spesifik. Misalnya: Menyatakan bahwa resolusi 2016 adalah ’’bahagia’’. Lha mau bahagia bagaimana? Dan bagaimana mau bahagia kalau tidak ada tindakan konkret dan spesifiknya?
Ada juga yang menuliskan bahwa resolusi 2016-nya adalah ’’menikah’’. Nah, untuk yang ini, saya hanya punya satu pesan: Kasihan deh loe…
Lalu, banyak yang menuliskan resolusi ’’bersyukur’’. Pertama, ini harus dihargai, karena ini adalah sesuatu yang memang harus kita lakukan setiap waktu. Mensyukuri segala yang kita miliki, yang kita dapatkan, dan lain sebagainya.
Tapi, kalau resolusinya ’’bersyukur’’, lalu tidak berbuat dong? Karena itu, maaf seribu maaf, yang resolusinya sekadar ’’bersyukur’’ atau sekadar ’’berdoa’’ saya coret. Karena bukan perbuatan yang konkret dan spesifik.