26.2 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Untung Bilang ke Tamat: Incar Kakinya…!

Foto: Jawa Pos/JPNN AKBP Untung Sangaji.
Foto: Jawa Pos/JPNN
AKBP Untung Sangaji.

Teror Jakarta menyisakan cerita keberanian sejumlah polisi menghadapi para teroris kendati tanpa perlengkapan pelindung yang memadai. AKBP Untung Sangaji dan Ipda Tamat Suryani bahu-membahu melumpuhkan dua pelaku.

DHIMAS GINANJAR-GUGUM GUMILAR, Jakarta

DI salah satu sudut kafe di Sarinah, Jakarta, tiga orang itu meriung. Sembari ngopi, mereka berbincang santai tentang apa saja, tanpa ada hal khusus yang menjadi topik.

Maklum, pada Kamis siang lalu (14/1) itu, AKBP Untung Sangaji, Ipda Tamat Suryani, dan Kombes Urip Widodo berada di gedung pertokoan pertama di Indonesia tersebut dalam rangka bertugas. Mereka mengamankan ring satu yang menjadi jalur lalu lintas Presiden Joko Widodo.

Tiba-tiba blaaar! Pertemuan mereka dibuyarkan oleh suara ledakan yang terjadi di pos polisi di depan Sarinah. Insting polisi mereka bekerja. Meski tanpa pelindung seperti rompi antipeluru, mereka langsung menuju pos sumber ledakan tersebut.

Sesampai mereka di sana, sudah ada tiga jenazah yang tergeletak. Tampak Iptu Danny terluka parah. “Saya langsung yakin itu teror karena ada paku, sekrup, dan baut yang nancap,” kata Untung di sebuah diskusi di kawasan Cikini kemarin (16/1).

Ledakan itu sebenarnya bom kedua, berselang sekitar dua menit dari ledakan pertama di gerai Starbucks yang terletak di Skyline Building. Tapi, daya ledak bom di Starbucks itu rendah sehingga tak terdengar Untung dkk. Skyline terpisah Jalan Wahid Hasyim dari Sarinah.

Untung, Tamat, dan Urip termasuk aparat yang pertama bereaksi menaklukkan para pelaku teror yang menewaskan total tujuh orang itu. Namun, di tengah banyaknya aparat yang turun dan insiden demi insiden yang membuntuti dua ledakan bom tersebut, aksi mereka sempat luput dari perhatian.

Untung bahkan sempat diduga sebagai salah seorang pelaku teror. ”Nggak apa-apa, nggak masalah,” katanya.

Perwira menengah di Pusdik Polair itu mengenang, sesampai di pos polisi Sarinah, dirinya langsung memberikan instruksi untuk mengevakuasi Danny. Prosesnya menegangkan karena bunyi tembakan terus terdengar.

Sembari mengeluarkan pistol, Untung bersama Tamat langsung berlari ke arah Starbucks. Di sana mereka segera terlibat adu tembak dengan para teroris. Tidak lama, seorang pelaku melemparkan granat ke bawah mobil Mitsubishi Pajero Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombespol Martuani.

Untung dan Tamat yang berpindah posisi dan berlindung di samping mobil putih juga dilempari granat. Beruntung, tidak ada yang terluka. Untung yang melihat kaki pelaku teror tidak terlindung langsung memberikan instruksi kepada Tamat. ”Saya bilang, incar kakinya. Jangan yang lainnya karena ada bom,” katanya.

Mata yang terlatih membuat tembakan Tamat bersarang ke kaki teroris dan timah panas milik Untung menembus dada.

Seperti terlihat dari video yang telah viral, setelah itu bom yang melekat di badan kedua pelaku meledak dan menewaskan keduanya, Afif dan M. Ali. Untuk memastikan keduanya benar-benar mati, Untung dan Tamat menembaki lagi dada pelaku.

Saat itu emosi Untung benar-benar berkecamuk. Dia melampiaskan dengan terus menembaki dada pelaku berulang-ulang. Tamat lantas memintanya untuk menghentikan tembakan tersebut.

“Sudah Bang, kita amankan dulu bom lain yang lebih besar,” ujarnya menirukan ucapan Tamat.

Foto: Jawa Pos/JPNN AKBP Untung Sangaji.
Foto: Jawa Pos/JPNN
AKBP Untung Sangaji.

Teror Jakarta menyisakan cerita keberanian sejumlah polisi menghadapi para teroris kendati tanpa perlengkapan pelindung yang memadai. AKBP Untung Sangaji dan Ipda Tamat Suryani bahu-membahu melumpuhkan dua pelaku.

DHIMAS GINANJAR-GUGUM GUMILAR, Jakarta

DI salah satu sudut kafe di Sarinah, Jakarta, tiga orang itu meriung. Sembari ngopi, mereka berbincang santai tentang apa saja, tanpa ada hal khusus yang menjadi topik.

Maklum, pada Kamis siang lalu (14/1) itu, AKBP Untung Sangaji, Ipda Tamat Suryani, dan Kombes Urip Widodo berada di gedung pertokoan pertama di Indonesia tersebut dalam rangka bertugas. Mereka mengamankan ring satu yang menjadi jalur lalu lintas Presiden Joko Widodo.

Tiba-tiba blaaar! Pertemuan mereka dibuyarkan oleh suara ledakan yang terjadi di pos polisi di depan Sarinah. Insting polisi mereka bekerja. Meski tanpa pelindung seperti rompi antipeluru, mereka langsung menuju pos sumber ledakan tersebut.

Sesampai mereka di sana, sudah ada tiga jenazah yang tergeletak. Tampak Iptu Danny terluka parah. “Saya langsung yakin itu teror karena ada paku, sekrup, dan baut yang nancap,” kata Untung di sebuah diskusi di kawasan Cikini kemarin (16/1).

Ledakan itu sebenarnya bom kedua, berselang sekitar dua menit dari ledakan pertama di gerai Starbucks yang terletak di Skyline Building. Tapi, daya ledak bom di Starbucks itu rendah sehingga tak terdengar Untung dkk. Skyline terpisah Jalan Wahid Hasyim dari Sarinah.

Untung, Tamat, dan Urip termasuk aparat yang pertama bereaksi menaklukkan para pelaku teror yang menewaskan total tujuh orang itu. Namun, di tengah banyaknya aparat yang turun dan insiden demi insiden yang membuntuti dua ledakan bom tersebut, aksi mereka sempat luput dari perhatian.

Untung bahkan sempat diduga sebagai salah seorang pelaku teror. ”Nggak apa-apa, nggak masalah,” katanya.

Perwira menengah di Pusdik Polair itu mengenang, sesampai di pos polisi Sarinah, dirinya langsung memberikan instruksi untuk mengevakuasi Danny. Prosesnya menegangkan karena bunyi tembakan terus terdengar.

Sembari mengeluarkan pistol, Untung bersama Tamat langsung berlari ke arah Starbucks. Di sana mereka segera terlibat adu tembak dengan para teroris. Tidak lama, seorang pelaku melemparkan granat ke bawah mobil Mitsubishi Pajero Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombespol Martuani.

Untung dan Tamat yang berpindah posisi dan berlindung di samping mobil putih juga dilempari granat. Beruntung, tidak ada yang terluka. Untung yang melihat kaki pelaku teror tidak terlindung langsung memberikan instruksi kepada Tamat. ”Saya bilang, incar kakinya. Jangan yang lainnya karena ada bom,” katanya.

Mata yang terlatih membuat tembakan Tamat bersarang ke kaki teroris dan timah panas milik Untung menembus dada.

Seperti terlihat dari video yang telah viral, setelah itu bom yang melekat di badan kedua pelaku meledak dan menewaskan keduanya, Afif dan M. Ali. Untuk memastikan keduanya benar-benar mati, Untung dan Tamat menembaki lagi dada pelaku.

Saat itu emosi Untung benar-benar berkecamuk. Dia melampiaskan dengan terus menembaki dada pelaku berulang-ulang. Tamat lantas memintanya untuk menghentikan tembakan tersebut.

“Sudah Bang, kita amankan dulu bom lain yang lebih besar,” ujarnya menirukan ucapan Tamat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/