SUMUTPOS.CO – Kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin yang dibunuh dengan racun sianida saat ngopi di Kafe Olivier, Grand Indonesia bisa jadi akan terungkap dalam waktu dekat. Polisi mengaku sudah banyak mengantongi barang bukti untuk meningkatkan kasus ini ke tahap penyidikan dan menetapkan tersangka. Namun, korps baju cokelat itu tetap berhati-hati. Mereka tak mau salah mengambil langkah dan berakibat kalah di proses praperadilan.
Seorang sumber di Polda Metro Jaya mengatakan, kasus pembunuhan dengan racun hanya bisa dipatahkan dengan scientific investigation. “Ini bukan kasus kejahatan jalanan. Pembuktiannya harus benar-benar disertai data ilmiah yang akurat,” tegasnya.
Rencananya, hari ini mereka menggelar ekspose di kejaksaan. Nah, salah satu yang menjadi sorotan dalam kasus ini adalah teman ngopi Mirna, Jessica Kumala. Sebab, dia adalah orang yang memesankan kopi untuk Mirna dan Hani. Selain itu dia juga membuang celana yang dipakainya saat kejadian.
Di bagian lain, Kombespol M. Iqbal tak ingin berspekulasi apa pun soal penyelidikan yang dilakukan polisi. “Saya no comment terkait hal-hal teknis. Biarkan petugas menjalankan penyelidikan dan mari kita tunggu bersama hasil ekspose besok (hari ini, Red),” tutur perwira dengan tiga melati di pundak tersebut. (ano/mas/jpnn)
Jessica pun beberapa kali diperiksa dan dia ternyata memiliki kemampuan untuk mematahkan bahwa dialah pelaku pembunuhan itu.
Berikut fakta-fakta “kehebatan” Jessica dalam kasus pembunuhan Mirna:
1. Jessica memilih tempat yang “aman” dari CCTV saat ngopi dengan Mirna
2. Dia juga langsung membuang celana yang dipakainya saat ngopi bersama Mirna. Hingga polisi mengamankan SR yang merupakan pembantu Jessica yang diminta majikannya untuk membuang celana itu.
3. Sumber di kepolisian menjelaskan bahwa Jessica sudah menjalani tes lie detector. Ternyata Jessica bisa menumbangkan uji kebohongan itu. “Uji kebohongan memang bukan tes yang tak bisa dimanipulasi. Tapi, ini menunjukkan bahwa Jessica punya kemampuan memanipulasi perasaannya. Dia sangat dingin,” kata sumber itu.
4. Dari sejumlah tes yang diberikan psikiater forensik, Jessica gagal.
5. Jessica juga punya pengetahuan dan kompetensi soal kimia, termasuk sianida. Hasil itu dikuatkan keterangan yang didapat setelah koordinasi dengan Australia Federal Police (AFP). Jessica ternyata pernah bekerja di sebuah perusahaan kimia di Australia. Rekam jejaknya memang tidak ada masalah berarti. Tapi, ini menunjukkan bahwa Jessica punya kompetensi di bidang kimia. (*)