26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dihantui Arwah Gadis Pengangon, si Pembunuh Nyerah

Foto: Zenfrie/PM Angri Pradana Siagian, pembunuh Khori Larasati, gadis pengangon kambing, akhirnya menyerah karena dihantui arwah korban.
Foto: Zenfrie/PM
Angri Pradana Siagian, pembunuh Khori Larasati, gadis pengangon kambing, akhirnya menyerah karena dihantui arwah korban.

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Dua bulan hampir berlalu. Angri Pradana Siagian sudah tak kuasa lari dari kejahatannya sendiri. Usai menghabisi nyawa Khori Larasati (16), makan pun ia sudah tak sedap, tidur tak lelap. Konon, arwah korban terus menghantuinya. Tak tahan, dia pun menyerah.

Teka teki tewasnya pelajar SMA atas nama Khori Larasati (16) di kebun orang tuanya sendiri pada bulan Agustus lalu, terjawab dengan sendirinya setelah Angri Pradana Siagian (23) menyerahkan diri ke Polsek Meranti Airjoman, Kamis (6/10) sekira pukul 02.00 WIB.

Menurut Kapolsek Labuhan Ruku, AKP Irsol, kasus kematian Khori sempat terhenti karena bukti kurang mendukung. “Khori ditemukan warga berada dalam galian beko sedalam 3 meter dalam posisi telentang. Kedalaman air setinggi mata kaki orang dewasa,” terangnya, Jumat (7/10).

Khori merupakan pelajar di salah satu SMA Sei Balai. Setiap libur sekolah, korban memanfaatkan waktu luangnya mengangoni ternak kambing ayahnya di kebun milik orang tuanya sendiri.

“Karena hari menjelang Mahgrib, ternak yang diangoni balik kandang, kenapa si pengangon belum juga nyampai di rumah, pikir orang tua Khori,” ungkap Irsol.

Bersama polisi dan sejumlah warga, Khori dicari ke lokasi kebun milik ayahnya. Tak disangka, berselang 2 jam kemudian akhirnya siswi itu ditemukan berada di dalan parit dalam posisi telentang dan sudah tak bernyawa lagi.

Wajahnya tampak lebam dan ada goresan di leher. “Dan terlihat di lokasi penemuan korban, ada dua sandal jepit. Satu milik korban dan satunya lagi menjadi teka teki polisi siapa pemilik sandal tersebut,” tambah AKP Irsol.

Berdasarkan laporan Polisi Model A Nomor LP.27/VIII /2016/SU /Res-BB/Sek L Ruku tanggal 15 Agustus 2016 dari orang tua korban, unit Reskrim Polsek Labuhan Ruku melakukan penyelidikan.

“Dari hasil penyilidikan anggota ada sejumlah nama yang dicurigai, termasuk di dalamnya Angri Pradana Siagian yang merupakan tetangga korban,” jelas Irsol.

Agri saat itu tinggal rumah kakeknya bernama Samidi di Dusun Penampungan Desa Rawa Masin Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun, yang berbatasan dengan Desa Suka Ramai Kecamatan Sei Balai Batubara.

Foto: Zenfrie/PM Angri Pradana Siagian, pembunuh Khori Larasati, gadis pengangon kambing, akhirnya menyerah karena dihantui arwah korban.
Foto: Zenfrie/PM
Angri Pradana Siagian, pembunuh Khori Larasati, gadis pengangon kambing, akhirnya menyerah karena dihantui arwah korban.

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Dua bulan hampir berlalu. Angri Pradana Siagian sudah tak kuasa lari dari kejahatannya sendiri. Usai menghabisi nyawa Khori Larasati (16), makan pun ia sudah tak sedap, tidur tak lelap. Konon, arwah korban terus menghantuinya. Tak tahan, dia pun menyerah.

Teka teki tewasnya pelajar SMA atas nama Khori Larasati (16) di kebun orang tuanya sendiri pada bulan Agustus lalu, terjawab dengan sendirinya setelah Angri Pradana Siagian (23) menyerahkan diri ke Polsek Meranti Airjoman, Kamis (6/10) sekira pukul 02.00 WIB.

Menurut Kapolsek Labuhan Ruku, AKP Irsol, kasus kematian Khori sempat terhenti karena bukti kurang mendukung. “Khori ditemukan warga berada dalam galian beko sedalam 3 meter dalam posisi telentang. Kedalaman air setinggi mata kaki orang dewasa,” terangnya, Jumat (7/10).

Khori merupakan pelajar di salah satu SMA Sei Balai. Setiap libur sekolah, korban memanfaatkan waktu luangnya mengangoni ternak kambing ayahnya di kebun milik orang tuanya sendiri.

“Karena hari menjelang Mahgrib, ternak yang diangoni balik kandang, kenapa si pengangon belum juga nyampai di rumah, pikir orang tua Khori,” ungkap Irsol.

Bersama polisi dan sejumlah warga, Khori dicari ke lokasi kebun milik ayahnya. Tak disangka, berselang 2 jam kemudian akhirnya siswi itu ditemukan berada di dalan parit dalam posisi telentang dan sudah tak bernyawa lagi.

Wajahnya tampak lebam dan ada goresan di leher. “Dan terlihat di lokasi penemuan korban, ada dua sandal jepit. Satu milik korban dan satunya lagi menjadi teka teki polisi siapa pemilik sandal tersebut,” tambah AKP Irsol.

Berdasarkan laporan Polisi Model A Nomor LP.27/VIII /2016/SU /Res-BB/Sek L Ruku tanggal 15 Agustus 2016 dari orang tua korban, unit Reskrim Polsek Labuhan Ruku melakukan penyelidikan.

“Dari hasil penyilidikan anggota ada sejumlah nama yang dicurigai, termasuk di dalamnya Angri Pradana Siagian yang merupakan tetangga korban,” jelas Irsol.

Agri saat itu tinggal rumah kakeknya bernama Samidi di Dusun Penampungan Desa Rawa Masin Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun, yang berbatasan dengan Desa Suka Ramai Kecamatan Sei Balai Batubara.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/