26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

2016, Indonesia Alami 5.578 Kali Gempa Bumi

HARI KEDUA: Masjid ambruk akibat gempa di Pidie Jaya, Kamis (8/12). ENO SUNARNO/RAKYAT ACEH
Masjid ambruk akibat gempa di Pidie Jaya, Kamis (8/12).
ENO SUNARNO/RAKYAT ACEH

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Sepanjang 2016, ternyata Indonesia dilanda 5.578 gempa bumi. Fenomena alam tersebut berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dan yang paling merusak terjadi di tahun ini, adalah gempa di Pidie Jaya dengan kekuatan M 6,5.

Demikian dikatakan Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Sutopo di Jakarta, Kamis (29/12). di Pidie Jaya yang terjadi 7 Desember lalu, menyebabkan 103 jiwa meninggal dunia, 267 jiwa luka berat, 127 jiwa luka berat, 91.267 jiwa mengungsi, 2.357 rumah rusak berat, 5.291 rumah rusak sedang, 4.184 rumah rusak ringan dan kerusakan lainnya.

Menurut Sutopo, dari jumlah 5.578 tersebut, rata-rata setiap bulan terjadi 460 kali gempa. Dengan rincian 12 gempa memiliki dampak yang sangat merusak. “Berdasarkan kekuatannya, terdapat 181 kali gempa di atas M (magnitudo) 5, sepuluh kali gempa dengan kekuatan M 6-6,9 dan satu kali gempa berkekuatan M 7,8,” ujar Sutopo.

Kejadian gempa M 7,8 dan tsunami kecil di Sumatera Barat pada 2 Maret lalu, Sutopo mengatakan juga memberi pelajaran, bahwa peringatan dini sudah berjalan dengan baik. “Namun masih ada masalah di hilirnya, yaitu respons Pemda dan masyarakat saat terjadi peringatan dini tsunami,” ucapnya.

Sementara itu terkait bencana letusan gunung api. BNPB mencatat hingga saat ini terdapat 16 gunung api aktif dari 127 gunung api yang statusnya di atas normal. Rinciannya, satu gunung api berada dalam status awas (level 4) dan 15 status waspada (level 2).

“Sistem peringatan dini gunung api berjalan dengan baik. Selama 2016, Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara terus meletus. Sejak 2 Juni 2015 hingga sekarang status awas (level 4) Gunung Sinabung. Aktivitas masih tinggi, hampir setiap hari meletus dan diikuti luncuran awan panas,” kata Sutopo.

Kawasan rawan bencana menurut Sutopo, juga terus bertambah luas. Sehingga jumlah warga yang harus direlokasi juga bertambah. Saat ini masih ada 9.319 jiwa dari sembilan desa di sekitar Gunung Sinabung yang mengungsi. Selain itu juga ada 4.967 jiwa warga dari empat desa yang dalam persiapan relokasi mandiri.

“Meningkatnya bencana tersebut tentu menuntut upaya pengurangan risiko bencana perlu ditingkatkan. Budaya sadar bencana masih cukup rendah. Jutaan masyarakat Indonesia masih tinggal di daerah rawan bencana dengan tingkat mitigasi bencana yang rendah,” pungkas Sutopo. (gir/jpg)

 

HARI KEDUA: Masjid ambruk akibat gempa di Pidie Jaya, Kamis (8/12). ENO SUNARNO/RAKYAT ACEH
Masjid ambruk akibat gempa di Pidie Jaya, Kamis (8/12).
ENO SUNARNO/RAKYAT ACEH

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Sepanjang 2016, ternyata Indonesia dilanda 5.578 gempa bumi. Fenomena alam tersebut berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dan yang paling merusak terjadi di tahun ini, adalah gempa di Pidie Jaya dengan kekuatan M 6,5.

Demikian dikatakan Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Sutopo di Jakarta, Kamis (29/12). di Pidie Jaya yang terjadi 7 Desember lalu, menyebabkan 103 jiwa meninggal dunia, 267 jiwa luka berat, 127 jiwa luka berat, 91.267 jiwa mengungsi, 2.357 rumah rusak berat, 5.291 rumah rusak sedang, 4.184 rumah rusak ringan dan kerusakan lainnya.

Menurut Sutopo, dari jumlah 5.578 tersebut, rata-rata setiap bulan terjadi 460 kali gempa. Dengan rincian 12 gempa memiliki dampak yang sangat merusak. “Berdasarkan kekuatannya, terdapat 181 kali gempa di atas M (magnitudo) 5, sepuluh kali gempa dengan kekuatan M 6-6,9 dan satu kali gempa berkekuatan M 7,8,” ujar Sutopo.

Kejadian gempa M 7,8 dan tsunami kecil di Sumatera Barat pada 2 Maret lalu, Sutopo mengatakan juga memberi pelajaran, bahwa peringatan dini sudah berjalan dengan baik. “Namun masih ada masalah di hilirnya, yaitu respons Pemda dan masyarakat saat terjadi peringatan dini tsunami,” ucapnya.

Sementara itu terkait bencana letusan gunung api. BNPB mencatat hingga saat ini terdapat 16 gunung api aktif dari 127 gunung api yang statusnya di atas normal. Rinciannya, satu gunung api berada dalam status awas (level 4) dan 15 status waspada (level 2).

“Sistem peringatan dini gunung api berjalan dengan baik. Selama 2016, Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara terus meletus. Sejak 2 Juni 2015 hingga sekarang status awas (level 4) Gunung Sinabung. Aktivitas masih tinggi, hampir setiap hari meletus dan diikuti luncuran awan panas,” kata Sutopo.

Kawasan rawan bencana menurut Sutopo, juga terus bertambah luas. Sehingga jumlah warga yang harus direlokasi juga bertambah. Saat ini masih ada 9.319 jiwa dari sembilan desa di sekitar Gunung Sinabung yang mengungsi. Selain itu juga ada 4.967 jiwa warga dari empat desa yang dalam persiapan relokasi mandiri.

“Meningkatnya bencana tersebut tentu menuntut upaya pengurangan risiko bencana perlu ditingkatkan. Budaya sadar bencana masih cukup rendah. Jutaan masyarakat Indonesia masih tinggal di daerah rawan bencana dengan tingkat mitigasi bencana yang rendah,” pungkas Sutopo. (gir/jpg)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/