26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

5 Kuliner Ekstrem Indonesia

SUMUTPOS.CO – Indonesia memiliki ribuan suku yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.  Masing-masing suku memiliki ragam budaya dan jenis kuliner yang berbeda-beda tiap daerah.

Di antara ratusan ribu kuliner khas daerah, ada juga hidangan yang menggunakan bahan yang ekstrem. Beberapa di antaranya menggunakan daging dan bahan yang tak lazim, ini 5 diantaranya;

  1. Daging Anjing

Hingga saat ini beberapa daerah di Indonesia masih mengonsumsi daging anjing. Daging yang biasa disebut RW atau B1 ini dianggap memiliki kandungan protein yang tinggi. Suku Batak di Sumatera Utara dan Manado di Sulawesi Utara merupakan pengkonsumsi daging hewan peliharaan berkaki empat ini secara terang-terangan. Sementara di Jawa dan Bali, konsumsi daging anjing dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena dianggap tidak lazim.

  1. Sate Tikus

Di daerah Tomohon , Sulawesi Utara, menyantap sate tikus merupakan hal yang biasa.

  1. Sate Kelelawar

Sate kelelawar ini juga merupakan hidangan khas Sulawesi Utara. Masyarakat Manado telah menemukan cara untuk menghilangkan bau tak sedap pada kelelawar. Selain dihidangkan menjadi sate, daging kelelawar ini juga dapat dimasak dengan bumbu dapur biasa. Daging kelelawar dipercaya dapat mengobati asma dan gatal-gatal.

  1. Biawak

Di Jawa terdapat satu kuliner yakni sate biawak. Daging biawak dipercaya dapat menyembuhkan penyakit gatal.

  1. Pekasam Pulang Hari

Masyarakat Kalimantan Barat memiliki satu kuliner unik dan khas yang bernama Pekasam Pulang Hari. Kuliner ini terbuat dari daging ayam yang telah dikuliti dan dipotong-potong seperti akan dimasak biasa. Bedanya, cara memasak Pekasam ini adalah dengan menyuapkan potongan daging ayam tersebut secara paksa pada anjing khusus yang dipelihara. Anjing peliharaan ini akan dipaksa makan hingga memuntahkan kembali daging ayam yang dipotong-potong tadi. Lalu potongan daging ayam tersebut dibersihkan dan disajikan seperti biasa. Masyarakat Kalimantan Barat percaya bahwa daging ayam ini telah masak ketika ditelan oleh anjing. Namun saat ini, pekasam tidak lagi dibuat. (kpl/agt)

SUMUTPOS.CO – Indonesia memiliki ribuan suku yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.  Masing-masing suku memiliki ragam budaya dan jenis kuliner yang berbeda-beda tiap daerah.

Di antara ratusan ribu kuliner khas daerah, ada juga hidangan yang menggunakan bahan yang ekstrem. Beberapa di antaranya menggunakan daging dan bahan yang tak lazim, ini 5 diantaranya;

  1. Daging Anjing

Hingga saat ini beberapa daerah di Indonesia masih mengonsumsi daging anjing. Daging yang biasa disebut RW atau B1 ini dianggap memiliki kandungan protein yang tinggi. Suku Batak di Sumatera Utara dan Manado di Sulawesi Utara merupakan pengkonsumsi daging hewan peliharaan berkaki empat ini secara terang-terangan. Sementara di Jawa dan Bali, konsumsi daging anjing dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena dianggap tidak lazim.

  1. Sate Tikus

Di daerah Tomohon , Sulawesi Utara, menyantap sate tikus merupakan hal yang biasa.

  1. Sate Kelelawar

Sate kelelawar ini juga merupakan hidangan khas Sulawesi Utara. Masyarakat Manado telah menemukan cara untuk menghilangkan bau tak sedap pada kelelawar. Selain dihidangkan menjadi sate, daging kelelawar ini juga dapat dimasak dengan bumbu dapur biasa. Daging kelelawar dipercaya dapat mengobati asma dan gatal-gatal.

  1. Biawak

Di Jawa terdapat satu kuliner yakni sate biawak. Daging biawak dipercaya dapat menyembuhkan penyakit gatal.

  1. Pekasam Pulang Hari

Masyarakat Kalimantan Barat memiliki satu kuliner unik dan khas yang bernama Pekasam Pulang Hari. Kuliner ini terbuat dari daging ayam yang telah dikuliti dan dipotong-potong seperti akan dimasak biasa. Bedanya, cara memasak Pekasam ini adalah dengan menyuapkan potongan daging ayam tersebut secara paksa pada anjing khusus yang dipelihara. Anjing peliharaan ini akan dipaksa makan hingga memuntahkan kembali daging ayam yang dipotong-potong tadi. Lalu potongan daging ayam tersebut dibersihkan dan disajikan seperti biasa. Masyarakat Kalimantan Barat percaya bahwa daging ayam ini telah masak ketika ditelan oleh anjing. Namun saat ini, pekasam tidak lagi dibuat. (kpl/agt)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/