KOTA BATU, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata Arief Yahya terus mengingatkan para Gubernur, Bupati, Walikota di tanah air agar pintar-pintar dalam menentukan portofolio bisnis daerahnya. Apa karakter daerahnya? Yang kompetitif di level dunia? Yang tidak dimiliki daerah lain, bahkan di belahan dunia manapun!
Kalau Presiden Jokowi sering menanyakan, apa sebenarnya DNA bangsa ini? Apa yang membuat daerah kita juara dunia? Agriculture, tidak pernah juara, dan makin sulit mengejar reputasi menjadi juara dunia.
Manufacture, juga sulit melawan dominasi China. Teknologi Informasi, kita juga tertinggal dari Amerika, Jepang, Korea, yang sudah lama hidup dengan teknologi. “Hanya pariwisata yang bisa membuat kita juara dunia!” ujar Arief Yahya, Menpar RI.
Bali sudah membuktikan, jadi destinasi nomor satu dunia. Yang mengumumkan dan memilih adalah travellers di laman milik TripAdvisor. Website yang paling terpercaya untuk tourism community.
Kota Batu, Jawa Timur tampaknya mulai berpikir pariwisata. Lokasinya, memang sudah mendukung sejak zaman penjajahan Belanda. Mulai dari wisata alam sampai dengan wisata buatan tersaji di Kota Batu. Belum lagi wisata kulinernya dan wisata petik apel yang sudah sangat terkenal itu.
Dinginnya Kota Batu, membawa suasana baru bagi para wisatawan. Pantas saja meneer Belanda di masa lalu menyebutnya sebagai De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa.
Itulah sebabnya promosi demi promosi wisatanya mulai digencarkan. Bahkan juga promo wisata ke Malaysia, Maret 2017 lalu. Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu juga akan mengikuti pameran bertajuk Road Show Pariwisata Budaya di Lombok, 18 Mei mendatang. Hal ini dilakukan untuk memperkuat citra Kota Apel ini sebagai kota wisata dan pertanian organik. Terutama, dalam mengenalkan wisata budaya.
Jika tak giat promosi, jumlah kunjungan wisatawan berpotensi bakal turun. “Karena, semua daerah juga semakin gencar promosi wisata. Selagi ada kesempatan, kami harus manfaatkan sebaik mungkin,” kata Kepala Disparta Kota Batu Sinal Abidin.
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota dingin ini terus naik tiap tahun. Pada 2015 lalu, jumlah kunjungan wisatawan mencapai 3,9 juta orang. Pada tahun 2016, naik menjadi 4,2 juta orang.