26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

BBF 2017 Memantik Festival Kelas Dunia di Kawasan Nusa Dua Bali 

Bali Blues Festival 2017 dilaksanakan tanggal 26 hingga 27 Mei 2017 di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Bali

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) benar-benar membangun semangat “Indonesia Incorporated.” Berbagai event yang dihelat di Nusa Dua, Bali, selalu dipromosikan Kemenpar. Termasuk di momentum Bali Blues Festival 2017 yang dilaksanakan tanggal 26 hingga 27 Mei 2017 di Pulau Peninsula, Nusa Dua itu.

Kabupaten Badung, Bali bersama Kemenpar dan ITDC punya target wisman dan wisnus yang semakin konkret. “BBF, ini akan membuat pengelolaan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions, red)  di lapangan terbuka semakin beragam. Acara di dalam gedung sudah sukses banyak yang digelar, BBF ini adalah event yang akan memancing event-event kelas dunia lainnya di Nusa Dua Bali dalam nuansa outdoor,” ujar Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar Profesor I Gde Pitana.

Hal itu disampaikan Pitana saat membuka acara BBF 2017, 26 Mei 2017. Saat pembukaan, hadir juga Presiden Direktur ITDC Abdulbar Mansoer.

Abdulbar juga optimis, pasca BBF 2017 yang kedua kalinya ini, Nusa Dua Bali juga siap menyambut dan menyelenggarakan festival yang lebih besar dan kaliber dunia. “MICE dalam ruangan kami dipercaya sebagai tuan rumah Annual Meeting IMF-World Bank. Selanjutnya ITDC dengan Kemenpar tentunya, siap mengadakan festival kelas dunia juga di Nusa Dua Bali, selain itu kami akan mengadakan festival musik setiap bulan untuk menjaga akses, amenitas dan atraksi kami,” kata Abdulbar.

Profesor Pitana menambahkan, Kemenpar di Nusa Dua Bali memang terus menebarkan pesonanya di berbagai event, Bali Beach Festival, Bali Spirit Festival, Bali Jazz Festival dan masih banyak event yang dijalankan di Bali.

“Bali memang disiapkan untuk bisa menggelar, mengakomodir dan melaksanakan event apapun, begitu juga dengan musik, acara ini sangat tepat karena musik adalah bahasa universal yang akan memberikan dampak yang sangat positif untuk dunia luar, setelah acara ini, pasti mereka akan mengenang Bali dengan musiknya, dan kembali ke Bali,” kata Profesor Pitana.

Gugun Blues Shelter berduet dengan Indra Lesmana di penutup hari pertama Bali Blues Festival 2017.

Di hari pertama, para Maestro musik blues  menggebrak BBF 2017. Perhelatan yang didukung oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Asdep Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata ini menghadirkan sederet musisi papan atas blues.

The Magic Finger Balawan berkolaborasi dengan drummer handal Gilang Ramadhan. Selain itu ada juga Gugun Blues Shelter yang berduet dengan Indra Lesmana di penutup hari pertama.

Line-up hari kedua pun tak kalah sadis. The Six Strings yang berisi Dewa Budjana, Eross Chandra, Tohpati, Baron, dan Baim menjadi salah satu penampil yanh ditunggu. Tentu saja sajian penutupan di hari kedua akan menampilkan Krakatau Reunion, kumpulan maestro musik Indonesia, Trie Utami, Dwiki Dharmawan, Indra Lesmana, Pra Budhi Dharma, Gilang Ramadhan dan Donnie Suhendra.

Pitana juga memuji ITDC yang selalu bersamangat terus menjaga akses, amenitas, atraksi di Nusa Dua Bali. Kata pria yang biasa disapa Prof Pit tersebut, Pulau Dewata ini adalah 40% pintu masuk wisman ke tanah air. Ibarat produk, destinasi Bali itu adalah unggulan atau premium Kemenpar.

“Produk portofolio pariwisata Indonesia itu Wisata Budaya! Dan Bali adalah salah satu pusat wisata budaya di tanah air, yang banyak menggelar event kelas dunia,” kata dia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mendukung Bali Blues Festival 2017.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, ada 3 produk portofolio khusus destinasi Bali. Pertama nature dengan komposisi 30%, lalu Culture 50% dan Manmade 20%. Culture itu sendiri, dipecah menjadi tiga, yakni Wisata sejarah dan religi (20%), Wisata Kuliner, Seni dan Tradisi (50%) dan Wisata Perkotaan dan Perdesaan (30%).

“Bali memiliki jenis wisata yang paling lengkap. Kulturnya kuat, naturenya hebat, dan man made-nya juga kreatif, termasuk di dalamnya MICE, meetings, incentives, conferences and exhibitions,” kata Arief Yahya. Khusus MICE itu, yang terbaik di Indonesia bahkan di dunia adalah Nusa Dua, Bali.

“Yang punya convention hall yang mampu menampung lebih dari 5.000 orang, dan memiliki hotel dan resort terintegrasi dalam satu kawasan. Ini harus menjadi semangat daerah lain untuk menjadi seperti Nusa Dua Bali,” katanya. (Rel)

Bali Blues Festival 2017 dilaksanakan tanggal 26 hingga 27 Mei 2017 di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Bali

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) benar-benar membangun semangat “Indonesia Incorporated.” Berbagai event yang dihelat di Nusa Dua, Bali, selalu dipromosikan Kemenpar. Termasuk di momentum Bali Blues Festival 2017 yang dilaksanakan tanggal 26 hingga 27 Mei 2017 di Pulau Peninsula, Nusa Dua itu.

Kabupaten Badung, Bali bersama Kemenpar dan ITDC punya target wisman dan wisnus yang semakin konkret. “BBF, ini akan membuat pengelolaan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions, red)  di lapangan terbuka semakin beragam. Acara di dalam gedung sudah sukses banyak yang digelar, BBF ini adalah event yang akan memancing event-event kelas dunia lainnya di Nusa Dua Bali dalam nuansa outdoor,” ujar Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar Profesor I Gde Pitana.

Hal itu disampaikan Pitana saat membuka acara BBF 2017, 26 Mei 2017. Saat pembukaan, hadir juga Presiden Direktur ITDC Abdulbar Mansoer.

Abdulbar juga optimis, pasca BBF 2017 yang kedua kalinya ini, Nusa Dua Bali juga siap menyambut dan menyelenggarakan festival yang lebih besar dan kaliber dunia. “MICE dalam ruangan kami dipercaya sebagai tuan rumah Annual Meeting IMF-World Bank. Selanjutnya ITDC dengan Kemenpar tentunya, siap mengadakan festival kelas dunia juga di Nusa Dua Bali, selain itu kami akan mengadakan festival musik setiap bulan untuk menjaga akses, amenitas dan atraksi kami,” kata Abdulbar.

Profesor Pitana menambahkan, Kemenpar di Nusa Dua Bali memang terus menebarkan pesonanya di berbagai event, Bali Beach Festival, Bali Spirit Festival, Bali Jazz Festival dan masih banyak event yang dijalankan di Bali.

“Bali memang disiapkan untuk bisa menggelar, mengakomodir dan melaksanakan event apapun, begitu juga dengan musik, acara ini sangat tepat karena musik adalah bahasa universal yang akan memberikan dampak yang sangat positif untuk dunia luar, setelah acara ini, pasti mereka akan mengenang Bali dengan musiknya, dan kembali ke Bali,” kata Profesor Pitana.

Gugun Blues Shelter berduet dengan Indra Lesmana di penutup hari pertama Bali Blues Festival 2017.

Di hari pertama, para Maestro musik blues  menggebrak BBF 2017. Perhelatan yang didukung oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Asdep Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata ini menghadirkan sederet musisi papan atas blues.

The Magic Finger Balawan berkolaborasi dengan drummer handal Gilang Ramadhan. Selain itu ada juga Gugun Blues Shelter yang berduet dengan Indra Lesmana di penutup hari pertama.

Line-up hari kedua pun tak kalah sadis. The Six Strings yang berisi Dewa Budjana, Eross Chandra, Tohpati, Baron, dan Baim menjadi salah satu penampil yanh ditunggu. Tentu saja sajian penutupan di hari kedua akan menampilkan Krakatau Reunion, kumpulan maestro musik Indonesia, Trie Utami, Dwiki Dharmawan, Indra Lesmana, Pra Budhi Dharma, Gilang Ramadhan dan Donnie Suhendra.

Pitana juga memuji ITDC yang selalu bersamangat terus menjaga akses, amenitas, atraksi di Nusa Dua Bali. Kata pria yang biasa disapa Prof Pit tersebut, Pulau Dewata ini adalah 40% pintu masuk wisman ke tanah air. Ibarat produk, destinasi Bali itu adalah unggulan atau premium Kemenpar.

“Produk portofolio pariwisata Indonesia itu Wisata Budaya! Dan Bali adalah salah satu pusat wisata budaya di tanah air, yang banyak menggelar event kelas dunia,” kata dia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mendukung Bali Blues Festival 2017.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, ada 3 produk portofolio khusus destinasi Bali. Pertama nature dengan komposisi 30%, lalu Culture 50% dan Manmade 20%. Culture itu sendiri, dipecah menjadi tiga, yakni Wisata sejarah dan religi (20%), Wisata Kuliner, Seni dan Tradisi (50%) dan Wisata Perkotaan dan Perdesaan (30%).

“Bali memiliki jenis wisata yang paling lengkap. Kulturnya kuat, naturenya hebat, dan man made-nya juga kreatif, termasuk di dalamnya MICE, meetings, incentives, conferences and exhibitions,” kata Arief Yahya. Khusus MICE itu, yang terbaik di Indonesia bahkan di dunia adalah Nusa Dua, Bali.

“Yang punya convention hall yang mampu menampung lebih dari 5.000 orang, dan memiliki hotel dan resort terintegrasi dalam satu kawasan. Ini harus menjadi semangat daerah lain untuk menjadi seperti Nusa Dua Bali,” katanya. (Rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/