SBY Balas Surat Nazaruddin
JAKARTA- Surat dari Muhammad Nazaruddin kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta agar anak dan istrinya tidak “diganggu” direspon SBY. Setelah menerima dan membaca surat Nazaruddin tertanggal 18 Agustus itu, kemarin pagi, SBY langsung menuliskan surat balasannya.
Bahkan, siangnya, surat yang diketik di atas kertas berkop Presiden RI itu sudah dikirimkan kepada Nazaruddin yang ditahan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. “Kami mengutus kurir ke Mako Brimob,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Denny Indrayana di Istana Negara, Jakarta, kemarin (21/8).
Turut mendampingi Juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha. Keduanya memang mendapat tugas untuk menyampaikan perihal surat balasan dari presiden itu kepada wartawan. “Ini copynya. Yang asli sudah kirimkan kepada yang bersangkutan (Nazaruddin, Red) tadi siang,” jelas Denny sambil menunjukkan surat balasan presiden itu.
Dalam surat yang terdiri dari dua halaman itu, SBY memberikan penjelasan singkat mengapa sampai harus menuliskan surat balasan. “Agar rakyat Indonesia menjadi jelas duduk persoalannya, saya putuskan untuk membalasnya melalui surat ini,” tulis SBY.
Presiden lantas merespon kekhawatiran Nazaruddin mengenai keselamatan keluarganya. Menurut SBY, sudah menjadi tanggungjawab aparatur negara untuk menjamin ketenangan, kenyamanan, dan keamanan seluruh warga negara. “Terkait masalah ketenangan keluarga saudara, dalam semua kasus, tidak hanya kasus saudara, saya selalu memerintahkan agar aparat penegak hukum bekerja profesional, menjamin keselamatan semua pihak yang terkait,” katanya.
Meski begitu, Presiden memastikan bukan berarti ini perlindungan atau kekebalan dari proses hukum jika warga negara yang bersangkutan terjerat suatu perkara.
“Kita harus terus menjamin agar penegakan hukum kita berjalan adil, transparan, dan akuntabel, jauh dari proses tawar menawar atau negosiasi dalam bentuk apapun,” tulisnya.
Sebagaimana diketahui, istri M. Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni juga telah menjadi tersangka kasus pengadaan alat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). Bahkan, Neneng hingga kini masih menjadi buron internasional.
SBY juga menyarankan agar Nazaruddin bersikap kooperatif dalam menjalani semua proses hukum. SBY menegaskan KPK akan bekerja secara profesional, independen, dan adil. “Sampaikanlah seluruh informasi yang saudara ketahui kepada KPK, agar menjadi bernilai di hadapan hukum, agar semua menjadi jelas dan tuntas. Termasuk informasi tentang siapa saja yang harus bertanggungjawab, tidak peduli dari unsur manapun atau dari partai politik apapun,” tegasnya.
Dalam suratnya, SBY tak lupa menyisipkan “spirit Ramadan” kepada mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, itu. “Semoga dalam suasana Ramadan kali ini, apa yang saudara alami, dapat menjadi bahan renungan dan introspeksi. Selamat berpuasa, semoga Allah memberikan rahmat dan hidayah “Nya bagi kita semua,” kata SBY.
Pada bagian lain, surat balasan untuk Nazaruddin, kemarin petang, juga dibuka SBY di depan kader Partai Demokrat yang mengikuti buka puasa bersama di kediaman pribadi SBY, Puri Cikeas, Bogor. “Bapak (SBY) tadi dibacakan dari awal sampai akhir,” kata Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi PD Ruhut Sitompul usai acara tadi malam.
Dia mengungkapkan, alasan dibalasnya surat itu karena permasalahan Nazaruddin itu sudah menjadi gonjang-ganjing di publik. “Bagi kami, apa yang dilakukan Nazar berat bagi kami. Kami ingin kasus ini transparan,” tutur pria yang suka bicara ceplas-ceplos.
SBY, lanjut Ruhut, menegaskan bahwa kasus Nazaruddin saat ini sudah berada di ranah hukum. Dengan surat balasan tersebut, SBY juga hendak menekankan bahwa presiden tidak akan melakukan intervensi terhadap kasus tersebut. “Justru Bapak ingin tegas. Siapapun, kita tidak akan tebang pilih,” tegasnya.
Terkait dengan cepatnya respon SBY dalam membalas surat Nazaruddin, sementara banyak surat lain, seperti dari keluarga korban HAM yang tidak kunjung dibalas presiden, Ruhut tidak bersedia menanggapinya. “Untuk itu, saya tidak bisa mewakili (menjawab),” elak Ruhut.
Direktur Lingkar Madani (Lima) untuk Indonesia Ray Rangkuti mengkritik pedas surat balasan SBY untuk Nazaruddin itu. Menurutnya, itu adalah bentuk sandiwara yang dilakukan SBY dan kroni-kroninya. “Masyarakat tidak butuh balas membalas surat, yang dibutuhkan adalah langkah konkret,” ucapnya kemarin.
Di bagian lain, Ketua KPK Busyro Muqoddas mengaku tidak akan terpengaruh dengan surat menyurat Nazaruddin dengan SBY. Menurutnya, pihaknya akan tetap berupaya semaksimal mungkin mengurai dan menuntaskan kasus-kasus yang menyangkut Nazaruddin dan Neneng. “Saya enjoy dengan kasus rumit ini dan Insya Allah terbongkar kasus ini,” kata Busyro kepada koran ini kemarin.(pri/fal/kuh/dim/jpnn)