SUMUTPOS.CO – Geliat bisnis prostitusi berkedok warung kopi di jalan lintas, bukan rahasia lagi. Namun sayang, penindakannya tergolong minim. Padahal, tak sedikit warkop menyediakan anak dibawah umur.
Melihat situasi ini, AKP R Sulistyaningrum pun meradang. Tanpa mau menyianyiakan tugas dan fungsi jabatannya, Kapolsek Wedarijaksa ini mengambil langkah tegas.
Sembari mengikis pemikiran jika pimpinan hanya bisa memerintah, Sulistyaningrum mengambil langkah berani dengan turun langsung melakukan investigasi.
Didampingi seorang personelnya yang juga Polwan, perempuan yang akrab dipanggil Sulis ini menyamar sebagai PSK. Dia memilih salah satu kafe di Dukuh Ngrames, Pati, Jawa Tengah, sebagai tempat mangkal layaknya PSK menunggu pria hidung belang.
Sulis ini bercerita, sehari sebelum penggerebekan, Selasa (29/8), dia menawarkan diri bekerja di Warkop Kuro-kuro milik Mamih Woro. Awalnya, Mira, anggotanya datang ke warkop menyamar sebagai ABG memakai rambut palsu dan rok pendek. Kemudian disusul Sulis memakai daster layaknya perempuan susah dari desa yang sedang mengalami masalah keluarga.
Keduanya pun satu persatu mulai menyambangi mamih Woro dan mengaku ingin mencari pekerjaan sebagai PSK.
“Saya diterima bekerja di warkop, asalkan kembali lagi ke warkop tidak memakai daster. Harus memakai baju seksi,” kata Sulis sebagaimana dilansir dari Radar Pati (grup SUMUTPOS.CO).
Sang Germo, lanjut Sulis, merasa senang karena akan mendapatkan PSK baru. Karena saat ini dia mempunyai anak buah tujuh. “Saya sempat tertawa mau dicarikan brondong muda dan pulang bisa membawa uang banyak,” ungkap Sulis.
Setelah bertemu Woro, keduanya kembali ke Polsek. Kemudian mengutus petugas unit reskrim untuk menyambangi ke lokasi. Setelah itu, selanjutnya Rabu (30/8) pukul 15.00 wib, Sulis dan beberapa petugas kepolisian melakukan penggerebekan dan penggeledahan.
