25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Film Da’wah, dari Indonesia Menuju Roma untuk Dunia

Film berjudul Da’wah yang menggambarkan kehidupan Islam sebenarnya di Indonesia diputar dalam acara makan malam spesial di Rome Film Festival pada Sabtu (4/11)

ROMA, SUMUTPOS.CO – Film berjudul Da’wah yang menggambarkan kehidupan Islam sebenarnya di Indonesia yang penuh kedamaian dan toleransi, diputar dan menjadi bahan diskusi dalam acara makan malam spesial di Rome Film Festival pada Sabtu (4/11). Rome Film Festival sendiri akan berlangsung mulai tanggal 26 Oktober sampai 8 November.

Akan ada acara penghargaan khusus yang dihadiri pada pimpinan komite dan komunitas film dengan tamu istimewa tokoh perfilman ternama Bernando Bertolucci, sutradara di balik film sukses seperti  The Last Emperor, The Dreamers dan The Last Tango in Paris.

Film Da’wah adalah produksi rumah produksi Kaia Film Indonesia dengan sutradara asal Italia yang beragama Katholik, Italo Spinelly. Ide Spinellii muncul dari salah satu kunjungannya ke negeri yang membuatnya jatuh cinta, Indonesia.

Dia menemukan Islam bukanlah apa yang digambarkan dalam stereotipe sejumlah kalangan sebagai agama yang penuh kebencian, kekerasan dan teror. Dia menemukan Islam sebagai gambaran nyata rahmatan lil alamin, kebaikan bagi alam semesta dari sebuah pesantren di pelosok. Pesantren Dalwa, di Bangil, Pasuruan Jawa Timur.

Kemudian didukung dan direstui oleh Majelis Ulama Indonesia, Nahdatul Ulama, Halal Lifestyle Center, dan Pemerintah Daerah Jawa Timur, dia membuat film dokumenter berdurasi 60 menit ini dengan produser eksekutif,  Sapta Nirwandar dan  H.M. Irsyad Yusuf. Film ini akan menyentuh penonton dengan gambaran Islam yang sebenarnya, dan nilai-nilai Islam yang inspirasional.

Spinelli yang juga direktur, pendiri dan pencipta festival Asiatica Film Medial, dalam menulis dan menyutradarai menangkap gambaran-gambaran alami dari kehidupan para santri yang diwakili para santri Rafli remaja keturunan Jerman, M. Hasan Masduqi dari Pasuruan, Muhammad Shofi dari Pasuruan dan Ahmad Yazid dari Pasuruan.

Film dokumenter berdurasi 60 menit ini dengan produser eksekutif,  Sapta Nirwandar dan  H.M. Irsyad Yusuf ini akan menyentuh penonton dengan gambaran Islam yang sebenarnya, dan nilai-nilai Islam yang inspirasional.

Bagaimana dalam kebersahajaannya para santri mendapat didikan dari seorang ustadz tentang dakwah seperti yang diajarkan Rasulullah SAW. Dakwah bermakna mengajak dengan kebaikan, bahkan ketika Rasulullah diserang musuhnya. Islam sebenarnya adalah yang menentang kekerasan, Islam adalah tentang ketenangan hati dan cinta pada sesama. Nilai inilah yang akan dibawa keempat siswa itu seiring cita-cita mereka menjadi ustadz atau guru agama, pemimpin bukan agama dan pengkhotbah.

Spinelli menggambarkan hari-hari sekolah biasa, belajar Al Quran dan bahasa Arab dan mata pelajaran lain, bangun pagi, antre untuk shalat Subuh mengikuti ceramah dan senam pagi ala pesantren hingga apa yang mereka lakukan sebelum pulang ke rumah untuk istirahat bulan Ramadhan. Selain keempat remaja yang diangkat Spinelli, Pesantren Dalwa diikuti pula oleh 2.700 anak berusia antara 6-18 tahun.

Perjalanan film Da’wah sampai ke Rome Film Festival yang sejak kelahirannya pada 2006, menjadi event perfilman penting di dunia, cukup panjang. Pada 31 Maret 2017 dalam kunjungan dan gathering di Curzon, London, SOHO film Da’wah telah mendapat apresiasi dari warga Inggris.  Setelah  melalui evaluasi dari Committee of Festa Del Cinema Di Roma, Da’wah dinilai sangat baik dalam sisi sinematografi dan penceritaaan yang relewan. Terutama untuk membuka mata komunitas Eropa tentang gambaran Islam sebagai agama yang damai.

Akan ada pertemuan dan dialog antar keyakinan yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia Vatikan dan KBRI Roma, dengan mengundang  banyak pemimpin agama dan komunitas untuk berkumpul, berdialog tentang halal lifestyle di dunia dan Indonesia sekaligus menonton bersama film Da’wah. (Rel)

Film berjudul Da’wah yang menggambarkan kehidupan Islam sebenarnya di Indonesia diputar dalam acara makan malam spesial di Rome Film Festival pada Sabtu (4/11)

ROMA, SUMUTPOS.CO – Film berjudul Da’wah yang menggambarkan kehidupan Islam sebenarnya di Indonesia yang penuh kedamaian dan toleransi, diputar dan menjadi bahan diskusi dalam acara makan malam spesial di Rome Film Festival pada Sabtu (4/11). Rome Film Festival sendiri akan berlangsung mulai tanggal 26 Oktober sampai 8 November.

Akan ada acara penghargaan khusus yang dihadiri pada pimpinan komite dan komunitas film dengan tamu istimewa tokoh perfilman ternama Bernando Bertolucci, sutradara di balik film sukses seperti  The Last Emperor, The Dreamers dan The Last Tango in Paris.

Film Da’wah adalah produksi rumah produksi Kaia Film Indonesia dengan sutradara asal Italia yang beragama Katholik, Italo Spinelly. Ide Spinellii muncul dari salah satu kunjungannya ke negeri yang membuatnya jatuh cinta, Indonesia.

Dia menemukan Islam bukanlah apa yang digambarkan dalam stereotipe sejumlah kalangan sebagai agama yang penuh kebencian, kekerasan dan teror. Dia menemukan Islam sebagai gambaran nyata rahmatan lil alamin, kebaikan bagi alam semesta dari sebuah pesantren di pelosok. Pesantren Dalwa, di Bangil, Pasuruan Jawa Timur.

Kemudian didukung dan direstui oleh Majelis Ulama Indonesia, Nahdatul Ulama, Halal Lifestyle Center, dan Pemerintah Daerah Jawa Timur, dia membuat film dokumenter berdurasi 60 menit ini dengan produser eksekutif,  Sapta Nirwandar dan  H.M. Irsyad Yusuf. Film ini akan menyentuh penonton dengan gambaran Islam yang sebenarnya, dan nilai-nilai Islam yang inspirasional.

Spinelli yang juga direktur, pendiri dan pencipta festival Asiatica Film Medial, dalam menulis dan menyutradarai menangkap gambaran-gambaran alami dari kehidupan para santri yang diwakili para santri Rafli remaja keturunan Jerman, M. Hasan Masduqi dari Pasuruan, Muhammad Shofi dari Pasuruan dan Ahmad Yazid dari Pasuruan.

Film dokumenter berdurasi 60 menit ini dengan produser eksekutif,  Sapta Nirwandar dan  H.M. Irsyad Yusuf ini akan menyentuh penonton dengan gambaran Islam yang sebenarnya, dan nilai-nilai Islam yang inspirasional.

Bagaimana dalam kebersahajaannya para santri mendapat didikan dari seorang ustadz tentang dakwah seperti yang diajarkan Rasulullah SAW. Dakwah bermakna mengajak dengan kebaikan, bahkan ketika Rasulullah diserang musuhnya. Islam sebenarnya adalah yang menentang kekerasan, Islam adalah tentang ketenangan hati dan cinta pada sesama. Nilai inilah yang akan dibawa keempat siswa itu seiring cita-cita mereka menjadi ustadz atau guru agama, pemimpin bukan agama dan pengkhotbah.

Spinelli menggambarkan hari-hari sekolah biasa, belajar Al Quran dan bahasa Arab dan mata pelajaran lain, bangun pagi, antre untuk shalat Subuh mengikuti ceramah dan senam pagi ala pesantren hingga apa yang mereka lakukan sebelum pulang ke rumah untuk istirahat bulan Ramadhan. Selain keempat remaja yang diangkat Spinelli, Pesantren Dalwa diikuti pula oleh 2.700 anak berusia antara 6-18 tahun.

Perjalanan film Da’wah sampai ke Rome Film Festival yang sejak kelahirannya pada 2006, menjadi event perfilman penting di dunia, cukup panjang. Pada 31 Maret 2017 dalam kunjungan dan gathering di Curzon, London, SOHO film Da’wah telah mendapat apresiasi dari warga Inggris.  Setelah  melalui evaluasi dari Committee of Festa Del Cinema Di Roma, Da’wah dinilai sangat baik dalam sisi sinematografi dan penceritaaan yang relewan. Terutama untuk membuka mata komunitas Eropa tentang gambaran Islam sebagai agama yang damai.

Akan ada pertemuan dan dialog antar keyakinan yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia Vatikan dan KBRI Roma, dengan mengundang  banyak pemimpin agama dan komunitas untuk berkumpul, berdialog tentang halal lifestyle di dunia dan Indonesia sekaligus menonton bersama film Da’wah. (Rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/