26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Freediving Competition Sail Sabang 2017 Bikin Happy Atlet Dunia

Ada yang menarik di Sail Sabang 2017. Sebelum acara puncak, sejumlah atlet freediving kelas dunia diajak untuk menyelami bawah laut Sabang yang sangat indah.

SABANG, SUMUTPOS.CO – Ada yang menarik di Sail Sabang 2017. Sebelum acara puncak, sejumlah atlet freediving kelas dunia diajak untuk menyelami bawah laut Sabang yang sangat indah. Sebanyak 34 atlet dari 20 negara langsung happy. Dan semuanya terlihat antusias mengikuti kejuaraan yang digelar sejak 26 November – 1 Desember 2017 itu.

 “Sabang punya spot diving terbaik. Bahkan tidak kalah dengan lokasi diving yang ada di seluruh dunia. Kalau ingin memecahkan rekor dunia di sinilah tempatnya. Karena kedalaman laut Sabang di atas 30 meter,” kata Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Aceh Ramadhani, Kamis (30/11).
Faktor keamanannya dijamin paten. Tiap peserta didampingi tim khusus serta petugas medis ketika bertanding. Maklum, kompetisi selam bebasnya tanpa alat bantu pernafasan. “Kita tidak mau main-main. Standar keselamatannya sesuai standar internasional. Total hadiahnya juga lumayan besar. Nominalnya mencapai Rp 200 juta,” imbuhnya.
Beragam layanan yang serba ‘wah’ tadi langsung membuat atlet-atlet dunia happy. Salah satu peserta freediving asal Malaysia, Radziah Radzi mengaku sangat senang mengikuti kompetisi selam bebas di Pulau Weh, Sabang. Menurutnya kompetisi tersebut dikelola dengan profesional. Standarnya pun internasional.
“Ini kompetisi internasional pertama saya. Alhamdulillah lancar tadi. Visibiltasnya bagus. Tim pendampingnya professional. Saya bisa menyelam sampai 26 meter dan dapat kartu putih,” kata Radziah.
Sebanyak 34 atlet dari 20 negara langsung happy. Dan semuanya terlihat antusias mengikuti kejuaraan yang digelar sejak 26 November – 1 Desember 2017 itu.

Menurutnya, Sabang merupakan pulau yang indah. Masyarakatnya pun ramah. Baginya, Sabang adalah tempat yang pas untuk para wisatawan Muslim. Masjidnya banyak. Makanan halalnya juga sangat mudah didapatkan.

“Saya tiba di Sabang pada 23 November dan berencana pulang pada 3 Desember. Namun sebelum pulang ke Kuala Lumpur, Malaysia, saya ingin melihat keindahan Banda Aceh lebih dahulu,” paparnya.
Hal senada juga diutarakan Darja Tjioe, peserta freediving dari Belanda. Menurut instruktur selam yang sudah satu tahun menetap di Bali tersebut, Sabang menawarkan pesona yang  tidak kalah indah dari Bali. “Sabang sangat indah. Akomodasinya murah, tapi kualitasnya tidak kalah dengan tempat lain. Pelayanannya sangat prima. Saya puas bertanding di Sabang,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sumringah. Layangan apresiasi pun langsung diarahkan ke panitia free diving competition yang telah menerapkan standar layanan berlevel global. “Pelayanan berstandar internasional itu menjadi kunci sukses di sektor pariwisata. Kenali Dunia, Kenali Musuhmu, dan Kenali Pelangganmu, maka kamu akan memenangkan peperangan,” ucap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (Rel)
Ada yang menarik di Sail Sabang 2017. Sebelum acara puncak, sejumlah atlet freediving kelas dunia diajak untuk menyelami bawah laut Sabang yang sangat indah.

SABANG, SUMUTPOS.CO – Ada yang menarik di Sail Sabang 2017. Sebelum acara puncak, sejumlah atlet freediving kelas dunia diajak untuk menyelami bawah laut Sabang yang sangat indah. Sebanyak 34 atlet dari 20 negara langsung happy. Dan semuanya terlihat antusias mengikuti kejuaraan yang digelar sejak 26 November – 1 Desember 2017 itu.

 “Sabang punya spot diving terbaik. Bahkan tidak kalah dengan lokasi diving yang ada di seluruh dunia. Kalau ingin memecahkan rekor dunia di sinilah tempatnya. Karena kedalaman laut Sabang di atas 30 meter,” kata Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Aceh Ramadhani, Kamis (30/11).
Faktor keamanannya dijamin paten. Tiap peserta didampingi tim khusus serta petugas medis ketika bertanding. Maklum, kompetisi selam bebasnya tanpa alat bantu pernafasan. “Kita tidak mau main-main. Standar keselamatannya sesuai standar internasional. Total hadiahnya juga lumayan besar. Nominalnya mencapai Rp 200 juta,” imbuhnya.
Beragam layanan yang serba ‘wah’ tadi langsung membuat atlet-atlet dunia happy. Salah satu peserta freediving asal Malaysia, Radziah Radzi mengaku sangat senang mengikuti kompetisi selam bebas di Pulau Weh, Sabang. Menurutnya kompetisi tersebut dikelola dengan profesional. Standarnya pun internasional.
“Ini kompetisi internasional pertama saya. Alhamdulillah lancar tadi. Visibiltasnya bagus. Tim pendampingnya professional. Saya bisa menyelam sampai 26 meter dan dapat kartu putih,” kata Radziah.
Sebanyak 34 atlet dari 20 negara langsung happy. Dan semuanya terlihat antusias mengikuti kejuaraan yang digelar sejak 26 November – 1 Desember 2017 itu.

Menurutnya, Sabang merupakan pulau yang indah. Masyarakatnya pun ramah. Baginya, Sabang adalah tempat yang pas untuk para wisatawan Muslim. Masjidnya banyak. Makanan halalnya juga sangat mudah didapatkan.

“Saya tiba di Sabang pada 23 November dan berencana pulang pada 3 Desember. Namun sebelum pulang ke Kuala Lumpur, Malaysia, saya ingin melihat keindahan Banda Aceh lebih dahulu,” paparnya.
Hal senada juga diutarakan Darja Tjioe, peserta freediving dari Belanda. Menurut instruktur selam yang sudah satu tahun menetap di Bali tersebut, Sabang menawarkan pesona yang  tidak kalah indah dari Bali. “Sabang sangat indah. Akomodasinya murah, tapi kualitasnya tidak kalah dengan tempat lain. Pelayanannya sangat prima. Saya puas bertanding di Sabang,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sumringah. Layangan apresiasi pun langsung diarahkan ke panitia free diving competition yang telah menerapkan standar layanan berlevel global. “Pelayanan berstandar internasional itu menjadi kunci sukses di sektor pariwisata. Kenali Dunia, Kenali Musuhmu, dan Kenali Pelangganmu, maka kamu akan memenangkan peperangan,” ucap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (Rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/