SAN SALVADOR- Hujan deras yang mengguyur kawasan Amerika Tengah sepekan terakhir menimbulkan bencana di El Salvador, Guatemala, dan Nikaragua. Hingga kemarin (18/10) banjir dan tanah longsor yang menyertai hujan deras itu telah merenggut sedikitnya 84 korban jiwa. Sedangkan sembilan lainnya dilaporkan hilang.
“Hujan deras masih akan mengguyur wilayah kami paling tidak sampai besok (19/10). Pasalnya, sampai kini, tekanan udara di El Salvador masih cukup rendah,”kata direktur perlindungan sipil El Salvador, Jorge Melendez, kemarin.
Jika diakumulasikan, ungkap dia, curah hujan selama tujuh hari terakhir telah melewati rekor yang dicetak Badai Mitch pada 1998. Ketika itu, tak kurang dari 11.000 orang tewas. Karena banjir dan tanah longsor masih mengancam, pemerintahan Presiden Mauricio Funes mendeklarasikan bencana nasional di El Salvador sejak Senin lalu (17/10).
Pada hari yang sama, Presiden Nikaragua Daniel Ortega memaklumatkan peringatan serupa. Mulai Senin lalu, status bencana nasional juga diberlakukan di negara berpenduduk sekitar 6 juta jiwa tersebut.
“Negeri kita sedang dihadapkan pada sebuah bencana besar. Sampai saat ini, 32 orang dilaporkan tewas dan tiga lainnya hilang. Bencana ini telah memaksa pemerintah mengevakuasi 32.000 warga,” ungkap Funes dalam siaran televisi nasional Senin malam (17/10) waktu setempat atau kemarin pagi WIB. Dia mengimbau agar seluruh rakyat El Salvador, terutama yang tinggal di wilayah pegunungan, terus waspada.
Bersamaan dengan pidato nasional pemimpin 52 tahun tersebut, El Salvador juga minta bantuan dari masyarakat internasional. Terutama, bantuan kemanusiaan. Dalam waktu kurang dari 24 jam, bantuan mengalir dari berbagai belahan dunia. (ap/afp/hep/dwi/jpnn)wi/jpnn)