26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tiga Menteri Jokowi Positif Covid-19

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tiga menteri di Kabinet Indonesia Maju dinyatakan positif Covid-19, hingga Senin (21/9). Pertama kena yakni Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, disusul Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, dan terbaru Menteri Agama, Fachrul Razi, juga kena.

POSITIF: Tiga Menteri Jokowi yang positif kena Covid-19. Dari kiri: Menhub Budi Karya, Menteri KP, Edhy Prabowo, dan Menag Fachrul Razi.
POSITIF: Tiga Menteri Jokowi yang positif kena Covid-19. Dari kiri: Menhub Budi Karya, Menteri KP, Edhy Prabowo, dan Menag Fachrul Razi.

Pertama, Menhub Budi Karya Sumadi dinyatakan positif corona Covid-19 pada Sabtu (14/3) lalu. Pengumuman Budi terjangkit virus corona disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno didampingi Wakil Kepala RSPAD Budi Sulistya.

Budi Karya menjadi pasien ke-76 yang positif Covid-19 di Indonesia. Tiga hari sebelum diumumkan positif, Budi Karya masih sempat menghadiri rapat di Istana, yakni pada Rabu (11/3). Rapat itu dipimpin Presiden Jokowi dan diikuti sejumlah menteri.

Setelah itu, Presiden Jokowi dan para menteri ramai-ramai melakukan swab tes dan hasilnya negatif. Menhub Budi Karya sempat menjalani perawatan, tetapi kini sudah dinyatakan sembuh dan kembali bekerja.

Kedua, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo diketahui positif Covid-19. Namun, tak pernah ada pengumuman resmi terkait status Edhy Prabowo baik dari pejabat yang bersangkutan, humas kementerian, atau pun pihak Istana. Kabar Edhy terpapar Covid-19 justru pertama kali dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan. Komisi IV merupakan mitra Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Belakangan, Juru Bicara Khusus Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga membenarkan bahwa kadernya itu terpapar Covid-19. Namun ia baru mengumumkan saat Edhy sudah dinyatakan sembuh. Menurut Dasco, Edhy Prabowo sempat dirawat di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto. Namun belakangan kondisinya sudah berangsur membaik.

“Bahwa benar yang bersangkutan Saudara Edhy Prabowo terkena Covid-19. Saudara Edhy Prabowo merasa keadaannya sehat dan sudah makan enak, dan alhamdulillah hasil swab sudah negatif,” kata Sufmi dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (17/9).

Ketiga dan teranyar, Menteri Agama Fachrul Razi juga dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab 17 September. Namun, saat ini kondisi fisik Fachrul dalam keadaan baik. Kabar ini disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Agama Kevin Haikal.

“Pada 17 September, Menag melakukan tes swab dan hasilnya positif,” ujar Kevin, melalui keterangan tertulis, Senin (21/9).

Meski dalam kondisi baik, saat ini Fachrul tengah menjalani proses isolasi dan istirahat. Untuk pelaksanaan tugas birokrasi, Fachrul sudah berkoordinasi sekaligus mendelegasikannya kepada Wakil Menteri Agama, serta memberi arahan kepada para pejabat terkait.

Melalui jubirnya, Fachrul pun berpesan agar masyarakat benar-benar patuh pada protokol kesehatan. Ia menyebutkan, siapa pun bisa terkena virus corona. Birokrasi belum siap Selain menteri, beberapa pejabat lain juga sudah dinyatakan Covid-19, baik di tingkat pusat hingga daerah.

Anggota Tim Ahli Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada, Agus Heruanto Hadna menilai, birokrasi Indonesia belum siap menghadapi situasi pandemi seperti Covid-19. Ia menyebut, sistem birokrasi yang berjalan saat ini masih dijalankan dengan pendekatan lama yang tidak sesuai dengan kondisi pandemi. Pendekatan lama yang dimaksud yaitu masih banyaknya individu di kalangan pemerintahan yang enggan menerapkan protokol kesehatan secara ketat di instansi masing-masing.

“Sebagai pejabat yang melayani publik atau masyarakat, intensitas bertemu orang sangat tinggi dan karena itu mereka rentan tertular. Untuk mengatasinya, harus ada perubahan sistem tata laksana pelayanan publik,” ucap Agus, Sabtu (19/9).

Ia juga mengatakan, pemerintah perlu menitikberatkan penanganan pandemi melalui pendekatan kesehatan, bukan ekonomi. Hal itu, menurut Agus, selain untuk menghindari ketidakjelasan, juga meminimalkan sikap pejabat publik maupun penyelenggara negara yang abai terhadap penerapan protokol kesehatan.

“Belajar dari kesalahan, pemerintah harus tegas memihak pada kesehatan. Keselamatan rakyat nomor satu. Ekonomi tidak perlu ditakutkan,” ucap dia. (kps)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tiga menteri di Kabinet Indonesia Maju dinyatakan positif Covid-19, hingga Senin (21/9). Pertama kena yakni Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, disusul Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, dan terbaru Menteri Agama, Fachrul Razi, juga kena.

POSITIF: Tiga Menteri Jokowi yang positif kena Covid-19. Dari kiri: Menhub Budi Karya, Menteri KP, Edhy Prabowo, dan Menag Fachrul Razi.
POSITIF: Tiga Menteri Jokowi yang positif kena Covid-19. Dari kiri: Menhub Budi Karya, Menteri KP, Edhy Prabowo, dan Menag Fachrul Razi.

Pertama, Menhub Budi Karya Sumadi dinyatakan positif corona Covid-19 pada Sabtu (14/3) lalu. Pengumuman Budi terjangkit virus corona disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno didampingi Wakil Kepala RSPAD Budi Sulistya.

Budi Karya menjadi pasien ke-76 yang positif Covid-19 di Indonesia. Tiga hari sebelum diumumkan positif, Budi Karya masih sempat menghadiri rapat di Istana, yakni pada Rabu (11/3). Rapat itu dipimpin Presiden Jokowi dan diikuti sejumlah menteri.

Setelah itu, Presiden Jokowi dan para menteri ramai-ramai melakukan swab tes dan hasilnya negatif. Menhub Budi Karya sempat menjalani perawatan, tetapi kini sudah dinyatakan sembuh dan kembali bekerja.

Kedua, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo diketahui positif Covid-19. Namun, tak pernah ada pengumuman resmi terkait status Edhy Prabowo baik dari pejabat yang bersangkutan, humas kementerian, atau pun pihak Istana. Kabar Edhy terpapar Covid-19 justru pertama kali dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan. Komisi IV merupakan mitra Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Belakangan, Juru Bicara Khusus Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga membenarkan bahwa kadernya itu terpapar Covid-19. Namun ia baru mengumumkan saat Edhy sudah dinyatakan sembuh. Menurut Dasco, Edhy Prabowo sempat dirawat di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto. Namun belakangan kondisinya sudah berangsur membaik.

“Bahwa benar yang bersangkutan Saudara Edhy Prabowo terkena Covid-19. Saudara Edhy Prabowo merasa keadaannya sehat dan sudah makan enak, dan alhamdulillah hasil swab sudah negatif,” kata Sufmi dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (17/9).

Ketiga dan teranyar, Menteri Agama Fachrul Razi juga dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab 17 September. Namun, saat ini kondisi fisik Fachrul dalam keadaan baik. Kabar ini disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Agama Kevin Haikal.

“Pada 17 September, Menag melakukan tes swab dan hasilnya positif,” ujar Kevin, melalui keterangan tertulis, Senin (21/9).

Meski dalam kondisi baik, saat ini Fachrul tengah menjalani proses isolasi dan istirahat. Untuk pelaksanaan tugas birokrasi, Fachrul sudah berkoordinasi sekaligus mendelegasikannya kepada Wakil Menteri Agama, serta memberi arahan kepada para pejabat terkait.

Melalui jubirnya, Fachrul pun berpesan agar masyarakat benar-benar patuh pada protokol kesehatan. Ia menyebutkan, siapa pun bisa terkena virus corona. Birokrasi belum siap Selain menteri, beberapa pejabat lain juga sudah dinyatakan Covid-19, baik di tingkat pusat hingga daerah.

Anggota Tim Ahli Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada, Agus Heruanto Hadna menilai, birokrasi Indonesia belum siap menghadapi situasi pandemi seperti Covid-19. Ia menyebut, sistem birokrasi yang berjalan saat ini masih dijalankan dengan pendekatan lama yang tidak sesuai dengan kondisi pandemi. Pendekatan lama yang dimaksud yaitu masih banyaknya individu di kalangan pemerintahan yang enggan menerapkan protokol kesehatan secara ketat di instansi masing-masing.

“Sebagai pejabat yang melayani publik atau masyarakat, intensitas bertemu orang sangat tinggi dan karena itu mereka rentan tertular. Untuk mengatasinya, harus ada perubahan sistem tata laksana pelayanan publik,” ucap Agus, Sabtu (19/9).

Ia juga mengatakan, pemerintah perlu menitikberatkan penanganan pandemi melalui pendekatan kesehatan, bukan ekonomi. Hal itu, menurut Agus, selain untuk menghindari ketidakjelasan, juga meminimalkan sikap pejabat publik maupun penyelenggara negara yang abai terhadap penerapan protokol kesehatan.

“Belajar dari kesalahan, pemerintah harus tegas memihak pada kesehatan. Keselamatan rakyat nomor satu. Ekonomi tidak perlu ditakutkan,” ucap dia. (kps)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/