Hujan Picu Harga Komiditi Pangan Naik
MEDAN, SUMUTPOS.CO- Sejumlah harga komiditi pangan atau kebutuhan pokok masyarakat mengalami kenaikan, dikarenakan hujan. Dampaknya, dapat memicu inflasi di Sumatera Utara (Sumut) di bulan Oktober 2020.
“Dari pantauan saya, harga cabai merah mengalami kenaikan yang paling tinggi dibandingkan dengan harga komoditas lainnya. Harga cabai merah rata-rata naik 32% di bulan oktober ini. Disusul bawang merah yang rata-rata naik 5.5%, dan harga minyak goreng yang rerata naik 5%,” sebut Pengamat Ekonomi di Sumut, Gunawan Benjamin, Selasa (27/10).
Dikatakannya, disusul dengan kenaikan harga daging ayam sekitar 3.7%. Hanya bawang putih yang harganya turun sekitar 3.7%. Belum lagi memperhitungkan kelangkaan ikan segar yang membuat harganya juga melambung belakangan ini.
“Kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat dipicu oleh banyak hal. Kalau cabai, bawang ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor cuaca. Intensitas hujan yang tinggi membuat sisi produksi terhambat, termasuk juga jalur distribusinya,” kata Gunawan.
Sementara itu, cabai dari luar wilayah Sumut juga sempat terganggu akibat PSBB di Jawa, serta gangguan cuaca di wilayah lainnya. Untuk Bawang merah juga demikian, bawang banyak di supply dari Sumatera Barat dan wilayah Jawa.
“Untuk daging ayam, kenaikannya banyak dipicu oleh permintaan yang membaik seiring dengan kembali membaiknya aktifitas sosial masyarakat. Hajatan di masyarakat mulai terlihat. Dan ditengah daya beli yang bermasalah. Masyarakat lebih banyak menghidangkan daging ayam ketimbang daging sapi sebagai menu pesta,” jelasnya.
Bila melihat tren perkembangan harga tersebut. Menurut Gunawan sudah bisa dipastikan bahwa SUMUT di bulan ini akan mengalami kenaikan laju tekanan inflasi.”Inflasi di Sumut diperkirakan akan bergerak dalam rentang 0.3% hingga 0.5% di bulan Oktober ini,” sebut Gunawan.
Gunawan menjelaskan Inflasi yang tercipta lebih banyak di pengaruhi oleh faktor cuaca. Jadi masyarakat bisa memahami kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok tersebut. Kemudian, masalah cuaca ini belums elesai.
“BMKG sejauh ini mewanti wanti ada badai la nina yang bisa saja menghantam Indonesia. Badai tersebut sekalipun dampaknya kecil terhadap kemungkinan terjadi bencana di Sumut,” tutur Gunawan.
Namun bukan berarti harga pangan di Sumut akan aman dari guncangan. Gunawan menilai masih banyak sebagian kebutuhan pangan di Sumut yang justru masih bergantung dengan wilayah lainnya. “Jadi pengendalian inflasi di sisa akhir tahun ini tantangan masih berat,” pungkasnya.(gus/ram)