30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pengelolaan Geopark Kaldera Toba untuk Kemakmuran Rakyat

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Su mut) Edy Rahmayadi meminta pengelolaan Geopark Kaldera Toba tetap diprioritaskan untuk kemakmuran masyarakat kawasan Danau Toba. Karena itu, program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perlu diperbanyak.

AUDIENSI: Gubsu Edy Rahmayadi menerima audiensi Pengurus Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark di Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Sudirman Medan, Rabu (20/1).Dinas Kominfo Provinsi Sumut : Veri Ardian.

Demikian disampaikan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi saat menerima audiensi pengurus Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Rabu (20/1).

“Prioritaskan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat terlebih dahulu,” ujar Gubernur kepada para pengurus.

Menurutnya, masyarakat adalah hal yang paling utama dalam pengembangan Kaldera Toba Unesco Global Geopark. Karena itu, jangan sampai masyarakat kawasan tersebut hanya menjadi penonton. Masyarakat harus banyak terlibat dalam pengembangan tersebut. “Kita ajak mereka, gandeng mereka, sehingga mereka menjadi pelaku utama di kawasan Danau Toba,” kata Gubernur.

Penghijauan kawasan Danau Toba, kata Gubernur, juga harus dijadikan prioritas. Gubernur mengusulkan penghijauan dengan penanaman pohon kacang macademia. Tanaman ini cocok ditanam di daerah tangkapan air. Selain penghijauan, tanaman macademia juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

Selain itu, Gubernur juga meminta para pengurus agar membuat konsep yang nyata. Konsep kerja juga harus dibuat secara bertahap dan direncanakan target awalnya. “Saya mau ditangani benar, coba bikinkan konsep, darimana kita melangkah, kerjakan secara bertahap,” ujar Edy Rahmayadi.

Ketua Harian Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark Mangindar Simbolon memaparkan, ada 3 hal yang dipadukan dalam pembenahan pengelolaan Kaldera Toba. Pertama, dari sisi geologi Danau Toba memiliki nilai internasional. Kedua, keragaman biologi yang berasal dari proses pembentukan Kaldera Toba. Ketiga keragaman budaya dan masyarakat yang dihuni beberapa etnis di Kawasan Danau Toba.

Sementara itu, terkait pemberdayaan masyarakat setempat, Mangindar mengatakan pihaknya akan memfasilitasi dan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota masing-masing.

Pengelola Geosite Simanindo-Hutabolon-Batuhoda Ombang Siboro, mengatakan kemajuan Geopark bisa terlihat dari perkembangan geositenya. Menurutnya, masyarakat adalah pelaku yang harus dilibatkan dalam pengembangan geosite.

Usai bertemu Gubernur, Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark juga beraudiensi dengan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut R Sabrina di Gedung Lama, Kantor Gubernur, Jalan Pangeran Diponegoro 30, Medan.

Sabrina mengatakan, Kaldera Toba memiliki 16 Geosite yang tersebar di seluruh kawasan Danau Toba, karena itu pengembangan Geopark Kaldera Toba harus dimulai oleh masing-masing geosite. Masing-masing geosite mesti merencanakan pengembangan. Perencanaan bisa ditujukan untuk sarana atraksi, amenitas, dan akses (3A).

“Perencanaan mulailah dari geosite dulu, apakah mau pengembangan amenitasnya, atau yang lainnya,” ujar Sabrina. (prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Su mut) Edy Rahmayadi meminta pengelolaan Geopark Kaldera Toba tetap diprioritaskan untuk kemakmuran masyarakat kawasan Danau Toba. Karena itu, program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perlu diperbanyak.

AUDIENSI: Gubsu Edy Rahmayadi menerima audiensi Pengurus Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark di Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Sudirman Medan, Rabu (20/1).Dinas Kominfo Provinsi Sumut : Veri Ardian.

Demikian disampaikan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi saat menerima audiensi pengurus Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Rabu (20/1).

“Prioritaskan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat terlebih dahulu,” ujar Gubernur kepada para pengurus.

Menurutnya, masyarakat adalah hal yang paling utama dalam pengembangan Kaldera Toba Unesco Global Geopark. Karena itu, jangan sampai masyarakat kawasan tersebut hanya menjadi penonton. Masyarakat harus banyak terlibat dalam pengembangan tersebut. “Kita ajak mereka, gandeng mereka, sehingga mereka menjadi pelaku utama di kawasan Danau Toba,” kata Gubernur.

Penghijauan kawasan Danau Toba, kata Gubernur, juga harus dijadikan prioritas. Gubernur mengusulkan penghijauan dengan penanaman pohon kacang macademia. Tanaman ini cocok ditanam di daerah tangkapan air. Selain penghijauan, tanaman macademia juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

Selain itu, Gubernur juga meminta para pengurus agar membuat konsep yang nyata. Konsep kerja juga harus dibuat secara bertahap dan direncanakan target awalnya. “Saya mau ditangani benar, coba bikinkan konsep, darimana kita melangkah, kerjakan secara bertahap,” ujar Edy Rahmayadi.

Ketua Harian Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark Mangindar Simbolon memaparkan, ada 3 hal yang dipadukan dalam pembenahan pengelolaan Kaldera Toba. Pertama, dari sisi geologi Danau Toba memiliki nilai internasional. Kedua, keragaman biologi yang berasal dari proses pembentukan Kaldera Toba. Ketiga keragaman budaya dan masyarakat yang dihuni beberapa etnis di Kawasan Danau Toba.

Sementara itu, terkait pemberdayaan masyarakat setempat, Mangindar mengatakan pihaknya akan memfasilitasi dan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota masing-masing.

Pengelola Geosite Simanindo-Hutabolon-Batuhoda Ombang Siboro, mengatakan kemajuan Geopark bisa terlihat dari perkembangan geositenya. Menurutnya, masyarakat adalah pelaku yang harus dilibatkan dalam pengembangan geosite.

Usai bertemu Gubernur, Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark juga beraudiensi dengan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut R Sabrina di Gedung Lama, Kantor Gubernur, Jalan Pangeran Diponegoro 30, Medan.

Sabrina mengatakan, Kaldera Toba memiliki 16 Geosite yang tersebar di seluruh kawasan Danau Toba, karena itu pengembangan Geopark Kaldera Toba harus dimulai oleh masing-masing geosite. Masing-masing geosite mesti merencanakan pengembangan. Perencanaan bisa ditujukan untuk sarana atraksi, amenitas, dan akses (3A).

“Perencanaan mulailah dari geosite dulu, apakah mau pengembangan amenitasnya, atau yang lainnya,” ujar Sabrina. (prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/