28 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Vaksinasi Covid Masih 7 Daerah, 2000-an Nakes Tidak Lolos Screening

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Program vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesahatan (nakes) di Sumatera Utara, baru menyasar 7 daerah dari 33 kabupaten/kota. Selain Mebidang (Medan, Binjai, Deliserdang), 4 daerah lainnya yaitu Simalungun, Tapanuli Tengah (Tapteng), Pematangsiantar dan Dairi. Artinya, ada 26 daerah yang sama sekali belum memulai program vaksinasi.

DARI 7 DAERAH yang sudah mulai program vaksinasi, hingga kemarin baru 13.522 nakes yang sudah divaksin dosis 1. Sementara 2.102 nakes batal divaksin karena beragam sebab.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah mengatakan, berdasarkan data vaksinasi Covid-19 per kabupaten/kota dan Provinsi Sumut di dashboard KPC PEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional) tertanggal 3 Februari, tercatat angka vaksinasi sudah 18,7 persen (13.522 nakes) dari sasaran 72.944 nakes. Menurutnya, jumlah nakes yang divaksin terus meningkat setiap harinya.

“Nakes yang divaksin (dosis 1) terus meningkat jumlahnya dan sudah 18,7 persen. Bahkan saat ini, nakes yang divaksin sudah mencakup 7 kabupaten/kota. Di samping itu, nakes di Mebidang (1.653 orang) sudah disuntikkan vaksin dosis 2,” ujar Aris, Rabu (3/2).

Kata Aris, dari 7 daerah tersebut paling banyak nakes yang divaksin adalah Kota Medan sebanyak 8.599 nakes (46,4 persen) dari sasaran 18.736 nakes. Selanjutnya, Deliserdang 2.319 nakes (40,3 persen) dari sasaran 5.794 nakes. Selebihnya, Simalungun 1.287 nakes (54,8 persen) dari 2.360 nakes, Binjai 833 nakes (31,6 persen) dari 2.648 nakes, Pematangsiantar 343 nakes (13 persen) dari 2.637 nakes, Tapteng 154 nakes (8,6 persen) dari 1.807 nakes, dan Dairi 19 nakes (1,6 persen) dari 1.196 nakes.

Namun demikian, Aris mengakui, terdapat pula nakes yang batal divaksin dengan jumlah 2.102 orang. Dari jumlah tersebut, Medan paling tertinggi sebanyak 749 nakes, disusul Deliserdang 573 nakes, dan Simalungun 417 nakes. “Mereka batal divaksin atau ditunda bukan karena tidak mau, tetapi tidak lolos screening. Misalnya, ketika dicek tekanan darahnya ternyata tidak memenuhi syarat. Selain itu, mungkin saja ada yang terkonfirmasi positif (Covid-19),” akunya.

Lebih jauh dia mengatakan, distribusi vaksin ke daerah terus berjalan. Kini, sudah 14 kabupaten/kota yang telah didistribusikan dan daerah lainnya segera menyusul. “Target kita bulan ini nakes di Sumut seluruhnya divaksin. Makanya untuk mencapai target, akan dilakukan vaksinasi massal di faskes,” tukasnya.

135 Kasus Baru Positif

Sementara, terkait perkembangan kasus baru Covid-19 di Sumut, Aris menyebutkan terdapat penambahan 135 orang terkonfirmasi positif dan 104 pasien Covid-19 sembuh. Dengan penambahan tersebut, akumulasi angka positif menjadi 21.233 orang sedangkan angka kesembuhan 18.381 orang.

“Kasus baru positif paling banyak dari Medan yaitu 98 orang dan Pakpak Bharat 19 orang. Sedangkan angka kesembuhan, Medan 64 orang dan Deliserdang 11 orang,” ungkap dia.

Terkait angka kematian, diperoleh penambahan sebanyak 5 kasus baru dari Medan 2 orang, Tapanuli Utara 2 orang, dan Langkat 1 orang. Kini, akumulasi angka kematian menjadi 753 orang. “Untuk jumlah penderita Covid-19 aktif di Sumut kini ada 2.099 orang yang menjalani isolasi,” tandas Aris.

Cukup Terdaftar Dalam KPCPEN

Meskipun Satgas Covid-19 Sumatera Utara menyatakan Kota Medan telah kembali keluar dari zona merah penyebaran Covid-19, namun hal itu tidak dapat dijadikan barometer jika Kota Medan tidak berada dalam kawasan beresiko tinggi. Pasalnya, hingga saat ini tren penyebaran Covid-19 di Kota Medan masih mengalami peningkatan.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan M.Kes, mengatakan pihaknya masih kurang memahami apa yang menjadi barometer sehingga Kota Medan dinyatakan sudah keluar dari zona merah atau turun ke zona orange yang beresiko sedang.

“Menurut saya, Kota Medan masih berada dalam kawasan beresiko tinggi. Kenapa begitu? Karena saat ini tingkat penyebaran Covid-19 di Medan masih mengalami tren kenaikan,” ucap Mardohar kepada Sumut Pos, Rabu (3/2).

Peningkatan kasus setiap harinya, kata Mardohar, memang bukan berupa pasien positif yang dirawat di rumah sakit atau pasien dengan menunjukkan gejala. Akan tetapi, pasien yang meningkat tajam berupa pasien dengan kategori orang tanpa gejala (OTG).

“Namun memang saat ini, angka kesembuhan juga tinggi. Dan yang paling penting, angka kematian juga menurun. Tapi sebenarnya bukan berarti membuat Kota Medan keluar dari zona beresiko tinggi. Karena faktanya tren kita masih meningkat,” ujarnya.

Disinggung soal vaksinasi, Mardohar mengatakan jika saat ini faskes-faskes yang ditunjuk untuk melakukan vaksinasi di Kota Medan terus melakukan proses vaksinasi. Hanya saja, Mardohar belum mengetahui sudah berapa persen total nakes di Kota Medan yang suah selesai divaksin.

“Yang pasti sudah lebih dari separuh ya. Persentasenya saya belum lihat lagi,” katanya. Saat ini, pemerintah pusat telah memberikan arahan kepada Pemerintah Daerah jika proses vaksinasi cukup berdasarkan data KPCPEN (Komisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional).

“Jadi asal sudah terdaftar namanya di KPCPEN, dan sudah mendapatkan SMS maka sudah bisa langsung disuntikkan. Tidak lagi harus mencocokkan datanya dengan data yang ada di sistem lainnya,” jelasnya. Terkait ketersediaan RS, Mardohar menyebutkan, masih ada beberapa RS yang memiliki kamar isolasi yang masih kosong. Akan tetapi, sejumlah RS justru ada yang ruang isolasinya sudah penuh atau hampir penuh. “Masyarakat ini ‘kan ada juga yang milih-milih RS. Makanya kita meminta kepada pihak RS supaya dapat menyediakan ruang isolasi tambahan,” imbuhnya.

Mardohar mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Medan untuk tetap meningkatkan protokol kesehatan di masa pandemi yang saat ini belum berakhir. Sebab saat ini, tren peningkatan penyebaran Covid justru sedang meningkat.

“Jangan kita berfikir, kalau kondisi pandemi ini bisa berakhir begitu saja, kalau tidak ada ikhtiar dari kita dengan menjaga protokol kesehatan secara ketat. Cepat atau lambat, proses vaksinasi akan segera dilakukan secara massal atau kepada masyarakat luas. Maka kita meminta kepada masyarakat agar menyukseskan vaksinasi di Kota Medan dengan tetap menjaga prokes secara ketat,” ungkapnya.

Terpisah, Anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah meminta Satgas Covid-19 Medan untuk tetap memperketat protokol kesehatan di lingkungan Faskes.

“Kami sudah beberapa kali kunjungan ke RS, bahkan ada ada menemukan RS yang tidak menerapkan proses. Nakesnya duduk tak berjarak, ada yang pakai masker ada yang tidak, padahal pasiennya banyak yang sudah lansia. Ini ‘kan gawat namanya. Kalau di RS saja sudah begitu, apalagi di luar RS,” tegasnya.

Untuk data dari provinsi yang menyebutkan jika Kota Medan telah keluar dari zona merah, Pemko diminta untuk menanyakan barometer hal tersebut kepada Pemerintah Provinsi. Pasalnya, Afif mengaku sering menemukan tidak terjadinya sinkronisasi data antara Satgas Provinisi dengan Satgas Kota.

“Yang saya lihat, Satgas Medan tidak melakukan tracing dengan baik. Maka wajar saja kalau data (positif) yang masuk sedikit. Kita minta Pemko harus sinkronkan data mereka dengan milik Pemprov. Karena jujur saja, kita juga terkadang bingung kenapa data milik Pemko bisa beda dengan Pemprov,” tutupnya. (ris/map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Program vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesahatan (nakes) di Sumatera Utara, baru menyasar 7 daerah dari 33 kabupaten/kota. Selain Mebidang (Medan, Binjai, Deliserdang), 4 daerah lainnya yaitu Simalungun, Tapanuli Tengah (Tapteng), Pematangsiantar dan Dairi. Artinya, ada 26 daerah yang sama sekali belum memulai program vaksinasi.

DARI 7 DAERAH yang sudah mulai program vaksinasi, hingga kemarin baru 13.522 nakes yang sudah divaksin dosis 1. Sementara 2.102 nakes batal divaksin karena beragam sebab.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah mengatakan, berdasarkan data vaksinasi Covid-19 per kabupaten/kota dan Provinsi Sumut di dashboard KPC PEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional) tertanggal 3 Februari, tercatat angka vaksinasi sudah 18,7 persen (13.522 nakes) dari sasaran 72.944 nakes. Menurutnya, jumlah nakes yang divaksin terus meningkat setiap harinya.

“Nakes yang divaksin (dosis 1) terus meningkat jumlahnya dan sudah 18,7 persen. Bahkan saat ini, nakes yang divaksin sudah mencakup 7 kabupaten/kota. Di samping itu, nakes di Mebidang (1.653 orang) sudah disuntikkan vaksin dosis 2,” ujar Aris, Rabu (3/2).

Kata Aris, dari 7 daerah tersebut paling banyak nakes yang divaksin adalah Kota Medan sebanyak 8.599 nakes (46,4 persen) dari sasaran 18.736 nakes. Selanjutnya, Deliserdang 2.319 nakes (40,3 persen) dari sasaran 5.794 nakes. Selebihnya, Simalungun 1.287 nakes (54,8 persen) dari 2.360 nakes, Binjai 833 nakes (31,6 persen) dari 2.648 nakes, Pematangsiantar 343 nakes (13 persen) dari 2.637 nakes, Tapteng 154 nakes (8,6 persen) dari 1.807 nakes, dan Dairi 19 nakes (1,6 persen) dari 1.196 nakes.

Namun demikian, Aris mengakui, terdapat pula nakes yang batal divaksin dengan jumlah 2.102 orang. Dari jumlah tersebut, Medan paling tertinggi sebanyak 749 nakes, disusul Deliserdang 573 nakes, dan Simalungun 417 nakes. “Mereka batal divaksin atau ditunda bukan karena tidak mau, tetapi tidak lolos screening. Misalnya, ketika dicek tekanan darahnya ternyata tidak memenuhi syarat. Selain itu, mungkin saja ada yang terkonfirmasi positif (Covid-19),” akunya.

Lebih jauh dia mengatakan, distribusi vaksin ke daerah terus berjalan. Kini, sudah 14 kabupaten/kota yang telah didistribusikan dan daerah lainnya segera menyusul. “Target kita bulan ini nakes di Sumut seluruhnya divaksin. Makanya untuk mencapai target, akan dilakukan vaksinasi massal di faskes,” tukasnya.

135 Kasus Baru Positif

Sementara, terkait perkembangan kasus baru Covid-19 di Sumut, Aris menyebutkan terdapat penambahan 135 orang terkonfirmasi positif dan 104 pasien Covid-19 sembuh. Dengan penambahan tersebut, akumulasi angka positif menjadi 21.233 orang sedangkan angka kesembuhan 18.381 orang.

“Kasus baru positif paling banyak dari Medan yaitu 98 orang dan Pakpak Bharat 19 orang. Sedangkan angka kesembuhan, Medan 64 orang dan Deliserdang 11 orang,” ungkap dia.

Terkait angka kematian, diperoleh penambahan sebanyak 5 kasus baru dari Medan 2 orang, Tapanuli Utara 2 orang, dan Langkat 1 orang. Kini, akumulasi angka kematian menjadi 753 orang. “Untuk jumlah penderita Covid-19 aktif di Sumut kini ada 2.099 orang yang menjalani isolasi,” tandas Aris.

Cukup Terdaftar Dalam KPCPEN

Meskipun Satgas Covid-19 Sumatera Utara menyatakan Kota Medan telah kembali keluar dari zona merah penyebaran Covid-19, namun hal itu tidak dapat dijadikan barometer jika Kota Medan tidak berada dalam kawasan beresiko tinggi. Pasalnya, hingga saat ini tren penyebaran Covid-19 di Kota Medan masih mengalami peningkatan.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan M.Kes, mengatakan pihaknya masih kurang memahami apa yang menjadi barometer sehingga Kota Medan dinyatakan sudah keluar dari zona merah atau turun ke zona orange yang beresiko sedang.

“Menurut saya, Kota Medan masih berada dalam kawasan beresiko tinggi. Kenapa begitu? Karena saat ini tingkat penyebaran Covid-19 di Medan masih mengalami tren kenaikan,” ucap Mardohar kepada Sumut Pos, Rabu (3/2).

Peningkatan kasus setiap harinya, kata Mardohar, memang bukan berupa pasien positif yang dirawat di rumah sakit atau pasien dengan menunjukkan gejala. Akan tetapi, pasien yang meningkat tajam berupa pasien dengan kategori orang tanpa gejala (OTG).

“Namun memang saat ini, angka kesembuhan juga tinggi. Dan yang paling penting, angka kematian juga menurun. Tapi sebenarnya bukan berarti membuat Kota Medan keluar dari zona beresiko tinggi. Karena faktanya tren kita masih meningkat,” ujarnya.

Disinggung soal vaksinasi, Mardohar mengatakan jika saat ini faskes-faskes yang ditunjuk untuk melakukan vaksinasi di Kota Medan terus melakukan proses vaksinasi. Hanya saja, Mardohar belum mengetahui sudah berapa persen total nakes di Kota Medan yang suah selesai divaksin.

“Yang pasti sudah lebih dari separuh ya. Persentasenya saya belum lihat lagi,” katanya. Saat ini, pemerintah pusat telah memberikan arahan kepada Pemerintah Daerah jika proses vaksinasi cukup berdasarkan data KPCPEN (Komisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional).

“Jadi asal sudah terdaftar namanya di KPCPEN, dan sudah mendapatkan SMS maka sudah bisa langsung disuntikkan. Tidak lagi harus mencocokkan datanya dengan data yang ada di sistem lainnya,” jelasnya. Terkait ketersediaan RS, Mardohar menyebutkan, masih ada beberapa RS yang memiliki kamar isolasi yang masih kosong. Akan tetapi, sejumlah RS justru ada yang ruang isolasinya sudah penuh atau hampir penuh. “Masyarakat ini ‘kan ada juga yang milih-milih RS. Makanya kita meminta kepada pihak RS supaya dapat menyediakan ruang isolasi tambahan,” imbuhnya.

Mardohar mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Medan untuk tetap meningkatkan protokol kesehatan di masa pandemi yang saat ini belum berakhir. Sebab saat ini, tren peningkatan penyebaran Covid justru sedang meningkat.

“Jangan kita berfikir, kalau kondisi pandemi ini bisa berakhir begitu saja, kalau tidak ada ikhtiar dari kita dengan menjaga protokol kesehatan secara ketat. Cepat atau lambat, proses vaksinasi akan segera dilakukan secara massal atau kepada masyarakat luas. Maka kita meminta kepada masyarakat agar menyukseskan vaksinasi di Kota Medan dengan tetap menjaga prokes secara ketat,” ungkapnya.

Terpisah, Anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah meminta Satgas Covid-19 Medan untuk tetap memperketat protokol kesehatan di lingkungan Faskes.

“Kami sudah beberapa kali kunjungan ke RS, bahkan ada ada menemukan RS yang tidak menerapkan proses. Nakesnya duduk tak berjarak, ada yang pakai masker ada yang tidak, padahal pasiennya banyak yang sudah lansia. Ini ‘kan gawat namanya. Kalau di RS saja sudah begitu, apalagi di luar RS,” tegasnya.

Untuk data dari provinsi yang menyebutkan jika Kota Medan telah keluar dari zona merah, Pemko diminta untuk menanyakan barometer hal tersebut kepada Pemerintah Provinsi. Pasalnya, Afif mengaku sering menemukan tidak terjadinya sinkronisasi data antara Satgas Provinisi dengan Satgas Kota.

“Yang saya lihat, Satgas Medan tidak melakukan tracing dengan baik. Maka wajar saja kalau data (positif) yang masuk sedikit. Kita minta Pemko harus sinkronkan data mereka dengan milik Pemprov. Karena jujur saja, kita juga terkadang bingung kenapa data milik Pemko bisa beda dengan Pemprov,” tutupnya. (ris/map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/