28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Bentuk Apresiasi Terhadap Tradisi

Open House di Kediaman Keluarga Tjong Afie

Budaya open house saat perayaan hari besar keagamaan sudah menjadi tradisi di Indonesia. Selain untuk silaturrahmi, open house yang diselenggarakan ini sebagai salah satu bentuk apresiasi terhadap tradisi yang sudah mendarah daging.

Dalam perayaan Imlek, salah satu keluarga tua Tionghoa yang juga menjadi icon di Kota Medan Tjong Afie juga mengadakan open house dengan mengundang saudara, keluarga, dan teman dari semua pihak. “Tradisi open haouse ini sudah menjadi tradisi sejak kakek (Tjong Afie) masih ada, dimana orang lokal yang datang dan diundang,” ujar cucu Tjong AFie yang juga tinggal dirumah tersebut, Fon Prawira yang didampingi oleh sang istri, Cicik.

Sebagai salah satu anggota sosialita Medan, Cicik yang juga aktif dalam kegiatan IMM (Ikatan Model Medan) mengundang teman-teman dan keluarganya yang berasal dari berbagai kalangan. “Iya, open house kan juga untuk kumpul-kumpul teman, pintu terbuka bagi yang mau datang,” ujar Cicik.

Walaupun lelah, karena seharian harus bekerja menerima tamu dan keluarga, tetapi wajah gembira dari pasangan sosialita Medan ini tidak pernah lepas di wajahnya. “Kita bergembira, karena ini merupakan sebuah anugerah diberikan kesempatan untuk merayakan tahun baru lagi,” ungkap Cicik.

Sebelum open house, tradisi sembahyang bersama keluarga besar sang suami dilakukan. Setelah sembahyang bersama untuk leluhur, dilanjutkan dengan makan bersama. “Menjelang siangnya, kita lakukan open house untuk umum, keluarga, teman, dan lainnya.” tambah Cicik.

Menurut sang suami, open house ini sudah diselenggarakan sejak Tjong Afie masih ada. Bahkan tamu yang datang mayoritasnya merupakan masyarakat lokal. Tradisi yang tidak memandang agama, suku, adat, dan lainnya yang saat ini dipertahankan keluarga besar Tjong Afie. “Kakek pada masanya tidak pernah memandang orang lain karena suku, agama, atau lainnya, kita jalani semua ini karena niat keluarga besar kita,” ujar Fon.

Saat masih hidup, Tjong Afie bukanlah Cina keturunan yang totok. Bahkan semasa hidupnya, Tjong Afie memperkenalkan istrinya yang berasal dari lokal. “Saya merupakan hasil dari budaya peranakan, yang merupakan budaya baru, dan saya bangga menjadi produk barunya,” ungkap Fon.

Imlek, sangat identik dengan warna merah. Nah, tamu yang hadir dalam open house ini 80 persen juga menggunakan pakaian warna merah. Padahal, tuan rumah tidak menggunakan warna merah. “Tidak ada maksud apa-apa, tapi iya tamu semuanya menggunakan baju merah, baru sadar juga,” ungkap Cicik.

Soal menu makanan, Cicik menjelaskan, bahwa jenis makanan yang ditawarkan dalam acara open house ini yang menjadi favorit masyarakat pada umumnya, seperti lontong, nasi sayur, martabak, dan roti jala bersama kari kambing. “Buah jeruknya mungkin yang sangat identik dengan Imlek ya,” ungkap Cicik.

Selain dihadiri oleh para sosialita Medan, yang juga turut hadir dalam open house ini adalah Meutia Hatta, sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden. (ram)

Open House di Kediaman Keluarga Tjong Afie

Budaya open house saat perayaan hari besar keagamaan sudah menjadi tradisi di Indonesia. Selain untuk silaturrahmi, open house yang diselenggarakan ini sebagai salah satu bentuk apresiasi terhadap tradisi yang sudah mendarah daging.

Dalam perayaan Imlek, salah satu keluarga tua Tionghoa yang juga menjadi icon di Kota Medan Tjong Afie juga mengadakan open house dengan mengundang saudara, keluarga, dan teman dari semua pihak. “Tradisi open haouse ini sudah menjadi tradisi sejak kakek (Tjong Afie) masih ada, dimana orang lokal yang datang dan diundang,” ujar cucu Tjong AFie yang juga tinggal dirumah tersebut, Fon Prawira yang didampingi oleh sang istri, Cicik.

Sebagai salah satu anggota sosialita Medan, Cicik yang juga aktif dalam kegiatan IMM (Ikatan Model Medan) mengundang teman-teman dan keluarganya yang berasal dari berbagai kalangan. “Iya, open house kan juga untuk kumpul-kumpul teman, pintu terbuka bagi yang mau datang,” ujar Cicik.

Walaupun lelah, karena seharian harus bekerja menerima tamu dan keluarga, tetapi wajah gembira dari pasangan sosialita Medan ini tidak pernah lepas di wajahnya. “Kita bergembira, karena ini merupakan sebuah anugerah diberikan kesempatan untuk merayakan tahun baru lagi,” ungkap Cicik.

Sebelum open house, tradisi sembahyang bersama keluarga besar sang suami dilakukan. Setelah sembahyang bersama untuk leluhur, dilanjutkan dengan makan bersama. “Menjelang siangnya, kita lakukan open house untuk umum, keluarga, teman, dan lainnya.” tambah Cicik.

Menurut sang suami, open house ini sudah diselenggarakan sejak Tjong Afie masih ada. Bahkan tamu yang datang mayoritasnya merupakan masyarakat lokal. Tradisi yang tidak memandang agama, suku, adat, dan lainnya yang saat ini dipertahankan keluarga besar Tjong Afie. “Kakek pada masanya tidak pernah memandang orang lain karena suku, agama, atau lainnya, kita jalani semua ini karena niat keluarga besar kita,” ujar Fon.

Saat masih hidup, Tjong Afie bukanlah Cina keturunan yang totok. Bahkan semasa hidupnya, Tjong Afie memperkenalkan istrinya yang berasal dari lokal. “Saya merupakan hasil dari budaya peranakan, yang merupakan budaya baru, dan saya bangga menjadi produk barunya,” ungkap Fon.

Imlek, sangat identik dengan warna merah. Nah, tamu yang hadir dalam open house ini 80 persen juga menggunakan pakaian warna merah. Padahal, tuan rumah tidak menggunakan warna merah. “Tidak ada maksud apa-apa, tapi iya tamu semuanya menggunakan baju merah, baru sadar juga,” ungkap Cicik.

Soal menu makanan, Cicik menjelaskan, bahwa jenis makanan yang ditawarkan dalam acara open house ini yang menjadi favorit masyarakat pada umumnya, seperti lontong, nasi sayur, martabak, dan roti jala bersama kari kambing. “Buah jeruknya mungkin yang sangat identik dengan Imlek ya,” ungkap Cicik.

Selain dihadiri oleh para sosialita Medan, yang juga turut hadir dalam open house ini adalah Meutia Hatta, sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/