MEDAN, SUMUTPOS.Co – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Medan menangkap seorang oknum ketua Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) tingkat kecamatan, RPT alias Joko, yang kabur ke Aceh. Pasalnya, yang bersangkutan telah dilaporkan dengan tuduhan menganiaya satu keluarga.
Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol M Firdaus mengatakan, terlapor ini diamankan pada Selasa (12/4) dinihari. “Benar sudah ditangkap di Aceh tadi pukul 02.30 WIB,” kata Firdaus, Selasa (12/4).
Firdaus menyebut, saat ini petugas sedang membawa pelaku ke Medan untuk dilakukan penahanan dan proses hukum lebih lanjut. “Diduga pelaku melarikan diri (ke Aceh),” ujar singkat.
Sebelumnya, dikabarkan sejumlah oknum anggota OKP menculik dan menyiksa keluarga Fadli Setiawan (30), warga Jalan Sutrisno, Kecamatan Medan Area. Fadli lalu membuat laporan resmi ke Polrestabes Medan.
Kasus penganiayaan yang dialami keluarga Fadli bermula ketika ayahnya bernama Yuliadi (51) bertengkar dengan keluarga oknum OKP bernama Novi pada Kamis (31/3) sore. “Aku sedang bekerja sebagai teknisi handphone, rupanya ada ribut-ribut. Jadi aku sama adik ipar dan orang yang ada di sana berusaha memisahkan,” kata Fadli kepada wartawan, Rabu (6/4).
Saat itu, Fadli mengaku tidak tahu bahwa yang ribut kala itu adalah ayahnya dengan seorang wanita bernama Novi. “Yang aku dengar, awalnya ayah ku mau keluar dari parkiran, rupanya si Novi di atas motor, tidak tahu apa sebabnya mereka ribut dan bertengkar,” ujarnya.
Tak lama usai keributan, puluhan orang oknum OKP menjemput Fadli dan adik iparnya dari tempat kerja. “Mereka datang membawa aku dan adik ipar ku. Kami dibawa ke kantor mereka di Medan Area. Di sana aku dipaksa jadi saksi keributan itu. Aku dipukul, ditendang, dicekik bahkan diludahi sama mereka,” ungkapnya.
Tak hanya Fadli, sang ayah juga dijemput paksa dari rumahnya oleh puluhan orang. Di hadapannya, puluhan orang menyiksa ayahnya hingga babak belur sebelum ketiganya dibawa ke Polsek Medan Area.
“Mereka sebelumnya bersama puluhan orang ke rumah menjemput ayah ku, kemudian mereka memukuli dan menganiaya ayah ku sampai babak belur. Saya yang tidak tahu apa-apa disuruh jadi saksi ada pengeroyokan, dan saya harus jadi saksi ayah saya ada ribut di situ. Padahal, saya tidak tahu apa-apa,” ujarnya. (ris/azw)