26 C
Medan
Sunday, December 22, 2024
spot_img

Kembalikan Kejayaan Kopi Sidikalang, Pemkab Dairi Lakukan Langkah Strategis

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Pemkab Dairi terus berupaya mengembalikan kejayaan kopi Sidikalang. Berbagai langkah untuk meningkatkan jumlah luas lahan, terus dilakukan guna mendorong peningkatan produktivitas. Dalam upaya peningkatan lahan dan produksi kopi ini, Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, mengambil langkah strategis, dengan intensifikasi dan ekstensifikasi kopi.

Intensifikasi kopi merupakan upaya meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman, serta meningkatkan produktivitas tanah. Hal yang telah dilakukan untuk mendukung strategi ini, yakni penyediaan sarana produksi pertanian berupa pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian (alsintan), yang bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN, maupun kerja sama pihak swasta.

Pemkab Dairi juga melakukan training of trainer (ToT) dan pendampingan budidaya kopi, melalui kerja sama dengan Bank Indonesia, untuk membina 4 kelompok tani (poktan) di 2 demplot. Selanjutnya, kerja sama dengan Louis Dreyfus Company (LDC) untuk membina 901 petani, dan kerja sama dengan Hanns R Neuman Stiftung (HRNS) untuk membina 3.000 petani serta 20 penyuluh pertanian lapangan (PPL).

Pemkab Dairi juga kerja sama dengan PT Pusri Agro Lestari (PAL) untuk membina 4 poktan, kerja sama dengan Polbangtan Kementerian RI untuk membina satu desa mitra di Parbuluan 4, Poktan Pahottas. Pembinaan kepada 32 PPL, serta melakukan bimbingan good agriculutre practice (GAP) di 5 kecamatan, dengan jumlah peserta sebanyak 1.112 orang, yang bersumber dari dana APBD.

Pendampingan dan pembinaan petani kopi melalui PPL di lapangan, serta program Desa Devisa, juga dilakukan dengan bekerja sama lembaga pembiayaan ekspor Indonesia (LPEI), mulai dari budidaya, pengolahan, sampai pemasaran.

Selanjutnya, melakukan program ekstensifikasi kopi, melalui penetapan sentra kopi arabika yang berada di Kecamatan Parbuluan, Sitinjo, Sumbul, Sidikalang, Siempat Nempu Hulu, dan Pegagan Hilir. Serta sentra kopi robusta di Kecamatan Pegagan Hilir, Berampu, Lae Parira, Siempat Nempu, Silima Pungga-Pungga, dan Siempat Nempu Hilir.

Melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP), juga disediakan sarana produksi komoditi kopi, guna membantu petani dalam menanam hingga memanen hasil kopinya. Penyediaan sarana produksi yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten, seperti pulper untuk pengolahan cherry menjadi gabah, huller untuk pengolahan dari gabah ke green bean, solar dryer sebagai rumah pengering, serta alat pelubang tanam kopi.

“Ditargetkan sejak 2019 hingga 2024, tanaman kopi baru terealisasi di 5.000 hektare lahan, melalui penyediaan bibit bersertifikat, yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi, serta APBD Kabupaten. Dan menjalin kerja sama pola kemitraan dan penyediaan skema KUR Klaster,” ungkap Eddy.

Data sampai akhir 2022, luas tanaman kopi baru ada sebanyak 1.756,64 hektare. Sementara untuk 2023 ini, sudah ada penambahan perluasan sebesar 100 hektare untuk kopi arabika. Dengan rincian di Kecamatan Gunung Sitember 20 hektare, Parbuluan 30 hektare, Sidikalang 20 hektare, dan Pegagan Hilir 30 hektare.

“Guna menyuskeskan program KUR Klaster dan membantu petani dalam hal permodalan, Pemkab Dairi juga menjalin kerja sama dengan PT Bank Sumut. Pada 2022 lalu, sebanyak 26 petani kopi telah ikut program KUR Klaster, dengan luas lahan 18,5 hektare, dan total pinjaman mencapai Rp518 juta,” pungkas Eddy. (rud/saz)

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Pemkab Dairi terus berupaya mengembalikan kejayaan kopi Sidikalang. Berbagai langkah untuk meningkatkan jumlah luas lahan, terus dilakukan guna mendorong peningkatan produktivitas. Dalam upaya peningkatan lahan dan produksi kopi ini, Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, mengambil langkah strategis, dengan intensifikasi dan ekstensifikasi kopi.

Intensifikasi kopi merupakan upaya meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman, serta meningkatkan produktivitas tanah. Hal yang telah dilakukan untuk mendukung strategi ini, yakni penyediaan sarana produksi pertanian berupa pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian (alsintan), yang bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN, maupun kerja sama pihak swasta.

Pemkab Dairi juga melakukan training of trainer (ToT) dan pendampingan budidaya kopi, melalui kerja sama dengan Bank Indonesia, untuk membina 4 kelompok tani (poktan) di 2 demplot. Selanjutnya, kerja sama dengan Louis Dreyfus Company (LDC) untuk membina 901 petani, dan kerja sama dengan Hanns R Neuman Stiftung (HRNS) untuk membina 3.000 petani serta 20 penyuluh pertanian lapangan (PPL).

Pemkab Dairi juga kerja sama dengan PT Pusri Agro Lestari (PAL) untuk membina 4 poktan, kerja sama dengan Polbangtan Kementerian RI untuk membina satu desa mitra di Parbuluan 4, Poktan Pahottas. Pembinaan kepada 32 PPL, serta melakukan bimbingan good agriculutre practice (GAP) di 5 kecamatan, dengan jumlah peserta sebanyak 1.112 orang, yang bersumber dari dana APBD.

Pendampingan dan pembinaan petani kopi melalui PPL di lapangan, serta program Desa Devisa, juga dilakukan dengan bekerja sama lembaga pembiayaan ekspor Indonesia (LPEI), mulai dari budidaya, pengolahan, sampai pemasaran.

Selanjutnya, melakukan program ekstensifikasi kopi, melalui penetapan sentra kopi arabika yang berada di Kecamatan Parbuluan, Sitinjo, Sumbul, Sidikalang, Siempat Nempu Hulu, dan Pegagan Hilir. Serta sentra kopi robusta di Kecamatan Pegagan Hilir, Berampu, Lae Parira, Siempat Nempu, Silima Pungga-Pungga, dan Siempat Nempu Hilir.

Melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP), juga disediakan sarana produksi komoditi kopi, guna membantu petani dalam menanam hingga memanen hasil kopinya. Penyediaan sarana produksi yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten, seperti pulper untuk pengolahan cherry menjadi gabah, huller untuk pengolahan dari gabah ke green bean, solar dryer sebagai rumah pengering, serta alat pelubang tanam kopi.

“Ditargetkan sejak 2019 hingga 2024, tanaman kopi baru terealisasi di 5.000 hektare lahan, melalui penyediaan bibit bersertifikat, yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi, serta APBD Kabupaten. Dan menjalin kerja sama pola kemitraan dan penyediaan skema KUR Klaster,” ungkap Eddy.

Data sampai akhir 2022, luas tanaman kopi baru ada sebanyak 1.756,64 hektare. Sementara untuk 2023 ini, sudah ada penambahan perluasan sebesar 100 hektare untuk kopi arabika. Dengan rincian di Kecamatan Gunung Sitember 20 hektare, Parbuluan 30 hektare, Sidikalang 20 hektare, dan Pegagan Hilir 30 hektare.

“Guna menyuskeskan program KUR Klaster dan membantu petani dalam hal permodalan, Pemkab Dairi juga menjalin kerja sama dengan PT Bank Sumut. Pada 2022 lalu, sebanyak 26 petani kopi telah ikut program KUR Klaster, dengan luas lahan 18,5 hektare, dan total pinjaman mencapai Rp518 juta,” pungkas Eddy. (rud/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/