Kecelakaan maut yang melibatkan anak Menko Perekonomian Hatta Rajasa menghentak khalayak. Tidak hanya karena 2 orang tewas ditabrak mobil BMW yang dikendarai sang anak, tapi karena dia tidak dalam keadaan mabuk.
Setidaknya, menurut Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, dari hasil tes urinTim Dokes, sang anak negatif mengonsumsi zat-zat yang memabukkan.
Tercatat tes urin terkait Ampethamin, Metampethamin, Kanabis (Ganja), Kokain, dan Heroin semuanya tak terbukti. Kondisi anak Hatta saat menabrak mobil Daihatsu Luxio F 1622 CY ditengrai sedang ngantuk. “Dari hasil tes urin, tim hanya menemukan kandungan obat maag,” begitu keterangan Kombes Pol Rikwanto.
Artinya, anak Hatta, mengantuk karena baru mengonsumsi obat maag. Benarkah?
Menurut eHealthMe.com, obat-obatan untuk perawatan sakit maag umumnya jarang mencantumkan rasa kantuk dalam daftar efek sampingnya. Peringatan untuk tidak membawa kendaraan lebih banyak ditemukan pada obat batuk pilek yang biasanya mengandung antihistamin atau antialergi.
Selain itu, dari 12.042 kasus maag yang diteliti, 155 kasus (1,29 persen) disertai dengan gejala mengantuk. Cukup kecil kemungkinannya bukan? Pun, dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, perempuan lebih sering mengalami gejala mengantuk saat menderita sakit maag. Perbandingannya adalah perempuan sebanyak 72,22 persen sedangkan laki-laki hanya 27,78 persen.
Sedangkan jika dilihat dari faktor usia, para lansia 60 tahun ke atas paling banyak mengalami gejala ini yakni 47,18 persen. Berikutnya adalah kelompok usia 50-59 tahun (26,76 persen), 40-49 tahun (7,75 persen), 20-29 tahun (8,45 persen) dan 30-39 tahun (7,04 persen).
Nah, anak Hatta Rajasa adalah lelaki dan masih berusia 22 tahun? Artinya, mungkinkah Polda Metro Jaya berbohong? Entahlah. Terlepas mana yang benar, saya juga agak miris begitu mengetahui anak pejabat tinggi mengidap maag. Pasalnya, maag timbul karena adanya gangguan pada lambung yang disebabkan oleh meningkatnya kadar asam lambung. Munculnya asam lambung kan karena kecenderungan pola makan dan waktu makan yang tidak teratur dan tidak sehat. Jenis makanan dan waktu makan (terlambat makan) bahkan stres dapat mempengaruhi meningkatnya kadar asam lambung.
Jadi, mungkinkah anak Hatta terlambat makan? Jawabannya bisa saja. Masalah makan kan urusan pribadi dan bukan tergantung dia anak siapa. Lalu, mungkinkah anak Hatta memakan makanan yang tidak sehat? Hm, jawabannya mungkin juga bisa. Setidaknya, anak itu kan bisa saja makan di luar. Begitulah, semua saja mungkin. Tapi, ayolah, dia anak pejabat lho, masak tak ada yang mengawasi makanannya?
Jika begitu, mungkinkah anak Hatta mengidap sakit maag? Entahlah saya tidak tahu. Keterangan polisi hanya soal kandungan obat maag yang ada pada urin sang anak. Pertanyaan terakhir, jika dia tidak sakit maag, kenapa harus minum obat maag? Ada yang bisa menjawab? (*)