MEDAN- Walaupun telah tinggal di Jakarta sejak tahun 2007 yang lalu, tetapi, kebiasaan Puteri Indonesia 2013, Whulandary Herman tidak berubah. Salah satunya adalah saat menyantap nasi. Hingga saat ini, dirinya hanya bisa menyantap nasi yang berasal dari kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat.
Wanita berambut panjang dan berwarna hitam ini mengatakan perbedaan beras dari Jawa dan Sumbar membuat dirinya tidak puas menyantap nasi yang berasal dari Jawa. “Kalau beras dari Jawa biasanya disebut dengan beras pulut. Nasinya jadinya bergumpal begitu. Tapi, kalau beras dari Padang, nasinya berbentuk butir-butir begitu. Jadi, lebih enak saat dimakan,” ujarnya saat hadir di Sunday Cafe Sun Plaza Medan baru-baru ini.
Dirinya juga mengakui, hingga saat ini masih sulit untuk menyesuaikan lidahnya dengan makanan dari daerah lain. Terutama Jakarta, yang pada umumnya makanannya bercita rasa manis, sementara dirinya terbiasa menyantap makanan pedas. “Hingga saat ini masih sering dikirimin makanan sama mama dari kampung. Terutama makanan yang tahan lama, seperti dendeng batakok, dan angek nangka,” tambahnya.
Selain itu, ada juga keunikan dari gadis kelahiran Pariaman, 26 juli 1988 ini. Yaitu, secapek dan sengantuk apapun, sampai di rumah, dirinya berusaha untuk membersihkan rumah. Walaupun itu sudah tengah malam. Dengan predikatnya sebagai salah satu wanita tercantik di Indonesia, Whulan kini lebih berhati-hati dalam menjaga penampilannya.“Saya ingin perempuan Indonesia itu tampil cantik. Tidak perlu dengan make up, setidaknya dengan perawatan dan kepribadian.
Anggun, itu penting untuk sikap seorang wanita,” lanjutnya. Dengan mahkota yang disandangnya hingga 1 tahun kedepan, Whulan berharap dirinya tak berubah. Dia puas menjadi Puteri Indonesia, walaupun begitu, dirinya juga puas sebagai Whulandary. “Tanpa mahkota, saya adalah gadis kampung yang hijrah ke Jakarta dan mendapat kesempatan untuk berkembang,’’ujarnya. (ram)