JAKARTA- Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan melakukan membandingkan data pemilih dalam negeri dengan data pemilih luar negeri. Ini sebagai langkah perbaikan terhadap daftar pemilih sementara (DPS) luar negeri yang masih belum sempurna.
Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan, pembandingan dimaksudkan untuk mengantisipasi tingginya mobilitas warga negara Indonesia di luar negeri. Ini yang menyebabkan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) sulit mendeteksi keberadaan mereka. Sehingga banyak WNI yang belum terdaftar dalam DPS.
“Nanti akan kami cek, apakah WNI yang berada di luar negeri itu masih tercatat di dalam negeri. Sehingga daftar pemilih dalam negeri dan luar negeri benar-benar bersih,” ujar Husni di Jakarta, Kamis (25/7).
KPU juga meminta KBRI, KJRI dan PPLN memaksimalkan pencatatan warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Bagi yang tidak memiliki dokumen, jika PPLN benar-benar yakin itu WNI, tinggal dipastikan dan dimasukkan dalam daftar pemilih.
Perbaikan DPS LN juga dilakukan melalui pemantauan secara langsung oleh KPU melalui video conference. Seperti yang dilakukan KPU dan Wakil Menteri Luar Negeri Wardana melalui dengan KBRI, KJRI dan PPLN di Malaysia untuk mengecek kesiapan pelaksanaan pemilu 2014.
Dari pantauan jarak jauh itu, didapatkan laporan dari Kedubes RI, PPLN di sejumlah wilayah di Malaysia sudah mengumumkan DPS. Jumlahnya sebanyak 1.005.510 orang, bertambah dari data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) sebanyak 997.467 orang. Khusus Kuala Lumpur, WNI sudah dapat mengecek apakah terdaftar atau belum sebagai pemilih melalui website.
KJRI dan PPLN diketahui melakukan identifikasi ke kantong-kantong WNI secara intensif. Namun, petugas mengalami sejumlah kendala dalam melakukan verifikasi data. Salah satunya karena faktor geografis. “Sebanyak 85 persen WNI yang tinggal di sini bekerja di perkebunan. Selain itu, ada beberapa daerah yang belum memiliki jaringan telepon. Karenanya, kami lakukan sistem jemput bola,” ujar Husni.
KPU telah mengumumkan daftar pemilih sementara luar negeri berjumlah 2.040.368. Sementara warga negara Indonesia di luar negeri yang tercatat di DP4 luar negeri berjumlah 2.213.650. Sementara Migrant Care merilis data pemilih luar negeri mencapai 6.5 juta jiwa. Sehingga DPS yang sudah diumumkan KPU dinilai tidak representatif dari sisi jumlah.
Data tersebut juga disebut Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah amburadul karena setelah ditelusuri banyak kesalahan administrasi. Sehingga data yang sudah diunggah kpu di kanal dpsln.kpu.go.id dinilai tidak akurat. (net/jpnn)