26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Dua Petugas Haji Dipukuli Joki Hajar Aswad

Jamaah Haji asal Indonesia.
Jamaah Haji asal Indonesia.

MAKKAH – Dua petugas haji asal Indonesia menjadi korban pengeroyokan sekelompok orang yang menawarkan jasa alias joko kepada jamaah bisa mendekati hajar aswad. Petugas itu adalah Affan Riadi (tenaga musiman) dan Arobi (anggota TNI). Keduanya biasa bertugas di sektor khusus Masjidilharam.

Sektor Khusus bertugas di wilayah Masjidilharam memiliki tugas membantu jamaah yang terlepas dari rombongan, kehilangan barang dan uang. Meski tidak sampai mengalami luka serius, akibat pengeroyokan itu keduanya sempat menjalani perawatan di balai kesehatan. Namun, ada seorang pelaku yang berhasil diamankan dan langsung diproses oleh polisi setempat.

“Setelah Subuh saya bertemu orang yang mau memakai jasa joki. Kemudian saya sampaikan jangan mau,” kata Affan kepada tim media center haji (MCH).

Setelah mengetahui praktik joki itu, Affan pun mengimbau agar jamaah itu tidak memberikan uang. Ternyata, pelaku itu memanggil kawan-kawannya. “Ada lebih dari sepuluh orang mengeroyok kami berdua,” ceritanya.

Kabarnya, jamaah yang akan menjadi korban joki itu seorang perempuan berkewarganegaraan Malaysia. Lokasinya, upaya “pemerasan” itu terjadi masih di area tawaf di sekitar Kakbah.

Praktik joki hajar aswad memang masih mudah ditemui. Saat Jawa Pos bersama rombongan MCH melakukan tawaf, ada juga yang menawari. “Dia bilang, ayo ikut aku saja. Saya bilang, tidak mau,” cerita Dedi Achjadi, salah seorang kameramen TVRI.

Informasi yang dihimpun, pelaku joki itu biasanya adalah para mukimin. Mereka biasanya warga yang overstay. Modusnya, pelaku yang berkelompok-kelompok itu mengajak jamaah. Begitu mau, jamaah bersangkutang langsung disiapkan jalan mendekati hajar aswad. Setelah itu, jamaah diminta uang. Kabarnya, mereka biasanya meminta sampai 300 real.

“Kalau tidak mau, jamaah bersangkutan akan dikerjai dan ditakut-takuti,” kata salah seorang tenaga musiman asal Indonesia.

Biasanya yang menjadi sasaran empuk adalah warga Indonesia dan Malaysia yang berusia lanjut. Jika biasanya para joki adalah mukimin laki-laki, kini ada ada sekelompok joki yang melibatkan perempuan. “Pakaiannya juga sama seperti jamaah,” tambahnya.

 

Yang mengherankan, di sekitar hajar aswad itu dijaga tentara atau polisi setempat. Tetapi, mereka terlihat hanya fokus mengamankan agar jamaah tidak berlama-lama di dekat Kakbah.

Hingga berita ini ditulis, Kantor Misi Haji Indonesia masih memproses kasus penganiayaan dua petugas oleh joki tersebut. (hud)

Jamaah Haji asal Indonesia.
Jamaah Haji asal Indonesia.

MAKKAH – Dua petugas haji asal Indonesia menjadi korban pengeroyokan sekelompok orang yang menawarkan jasa alias joko kepada jamaah bisa mendekati hajar aswad. Petugas itu adalah Affan Riadi (tenaga musiman) dan Arobi (anggota TNI). Keduanya biasa bertugas di sektor khusus Masjidilharam.

Sektor Khusus bertugas di wilayah Masjidilharam memiliki tugas membantu jamaah yang terlepas dari rombongan, kehilangan barang dan uang. Meski tidak sampai mengalami luka serius, akibat pengeroyokan itu keduanya sempat menjalani perawatan di balai kesehatan. Namun, ada seorang pelaku yang berhasil diamankan dan langsung diproses oleh polisi setempat.

“Setelah Subuh saya bertemu orang yang mau memakai jasa joki. Kemudian saya sampaikan jangan mau,” kata Affan kepada tim media center haji (MCH).

Setelah mengetahui praktik joki itu, Affan pun mengimbau agar jamaah itu tidak memberikan uang. Ternyata, pelaku itu memanggil kawan-kawannya. “Ada lebih dari sepuluh orang mengeroyok kami berdua,” ceritanya.

Kabarnya, jamaah yang akan menjadi korban joki itu seorang perempuan berkewarganegaraan Malaysia. Lokasinya, upaya “pemerasan” itu terjadi masih di area tawaf di sekitar Kakbah.

Praktik joki hajar aswad memang masih mudah ditemui. Saat Jawa Pos bersama rombongan MCH melakukan tawaf, ada juga yang menawari. “Dia bilang, ayo ikut aku saja. Saya bilang, tidak mau,” cerita Dedi Achjadi, salah seorang kameramen TVRI.

Informasi yang dihimpun, pelaku joki itu biasanya adalah para mukimin. Mereka biasanya warga yang overstay. Modusnya, pelaku yang berkelompok-kelompok itu mengajak jamaah. Begitu mau, jamaah bersangkutang langsung disiapkan jalan mendekati hajar aswad. Setelah itu, jamaah diminta uang. Kabarnya, mereka biasanya meminta sampai 300 real.

“Kalau tidak mau, jamaah bersangkutan akan dikerjai dan ditakut-takuti,” kata salah seorang tenaga musiman asal Indonesia.

Biasanya yang menjadi sasaran empuk adalah warga Indonesia dan Malaysia yang berusia lanjut. Jika biasanya para joki adalah mukimin laki-laki, kini ada ada sekelompok joki yang melibatkan perempuan. “Pakaiannya juga sama seperti jamaah,” tambahnya.

 

Yang mengherankan, di sekitar hajar aswad itu dijaga tentara atau polisi setempat. Tetapi, mereka terlihat hanya fokus mengamankan agar jamaah tidak berlama-lama di dekat Kakbah.

Hingga berita ini ditulis, Kantor Misi Haji Indonesia masih memproses kasus penganiayaan dua petugas oleh joki tersebut. (hud)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/