TIGA DOLOK, SUMUTPOS.CO – Brigadir Bustami (61) anggota Polsek Tiga Dolok tewas setelah ditabrak lari di Simpang Kawat, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun, Senin (9/12) dini hari sekira pukul 01.00 WIB.
Dia menjadi korban tabrak lari bersama rekannya sesama anggota Polsek Tiga Dolok saat mengendarai sepedamotor. Menurut beberapa rekan korban anggota Polsek Tiga Dolok ditemui di kamar mayat RSU Djasamen Saragih mengatakan, korban ditabrak mobil penumpang jenis L-300.
Peristiwa itu bermula ketika korban yang akrab disapa Babe ini, berangkat dari Mapolsek bersama Bripka Ojak Sinaga mengendarai sepedamotor Yamaha Zipiter MX sekitar pukul 01.00 WIB.
Setibanya di Simpang Kawat, tiba-tiba dari arah belakang (Siantar menuju Parapat) muncul empat mini bus beriringan dengan kecepatan tinggi. Diduga karena ugal-ugalan, mini bus barisan pertama langsung menghantam bagian belakang sepedamotor yang membawa korban. Seketika terhempas hingga korban terlindas mini bus yang beriringan tadi.
Kondisi korban mengenaskan, kepala remuk dan luka robek terdapat di bagian tangan. Sementara Bripka Ojak Sinaga yang mengendarai sepeda motor, terhempas hingga ke halaman rumah warga atau lima meter dari lokasi kejadian. Sedangkan iringan bus penumpang tetap melaju ke arah Parapat.
“Kami terima laporan dari masyarakat yang datang ke Polsek,” kata KSPK Polsek Tiga Dolok, Aipda Armando Sinaga, ditemui di kamar mayat.
Dia mengaku sempat terkejut saat warga yang melaporkan bahwa korban adalah Brigadir Bustami yang bertugas di SPK Polsek Dolok dan saat itu berseragam lengkap. Kebetulan korban malam itu sedang piket. Mendapat la[poran warga, Armando dan rekannya petugas piket langsung menuju lokasi kejadian.
Benar saja, korban yang masih tergeletak di jalinsum Siantar-Parapat itu Brigadir Bustami. Setelah olah TKP, mereka langsung mengevakuasi korban yang sudah dipastikan tak bernyawa itu ke instalasi Jenazah RSU Djasamen Saragih, menggunakan mobil patroli.
“Padahal mulai dari pagi kami masih ketawa-ketawa cerita tentang keluarga, surga, pesta rumah kontrakan dan anak-anak,” kenang Armando dan rekannya.
korban dikenal sosok periang yang mengontrak di Sinaksak, Kecamatan Tapian Dolok, Simalungun. Sementara keluarga korban berada di Aceh.
Korban sudah lima tahun bertugas di Polsek Tiga Dolok, setelah sebelumnya tugas di Polsek Bangun. “Si Babe (korban) ini penghibur bagi kami. Tanpa dia, sepi. Kami cerita surga tadi dan mudah-mudahan dia ditempatkan di surga seperti ceritanya,” ucap rekannya.
menurut mereka, korban orang yang giat bekerja meski usianya sudah mulai ujur dan sudah bercucu. Dia juga dikenal dekat dengan masyarakat. Kejadian itu diakui Armando membuat personil sangat kehilangan. Karena itu, Bripka Ojak Sinaga teman yang membonceng korban, didamping personel lain langsung menuju Parapat dengan harapan menemukan mini bus yang menabrak korban.
Kata dia, tanpa menghiraukan luka di badannya, Ojak mengaku siap mengejar mobil yang identitas supirnya sudah diketahui itu. Setelah kordinasi dengan Polsek Parapat, langsung digelar razia.
Hingga berita ini diturunkan, pemberitahuan kepada keluarga korban yang tinggal di Aceh masih diupayakan. Sebab ponsel milik korban rusak saat peristiwa itu.
Sementara Dokter Forensik RSU Djasamen, dr Reindahrd Hutahaean mengatakan, pada tengkorak kepala korban bagian atas pecah hingga diduga kuat akibat beban berat. Adapun tangan dan kaki mengalami luka gugus.
JANJI BELIKAN OBAT BATUK UNTUK ANAK
Brigadir Bustami (52) sebelum tewas karena kecelakaan yang terjadi di Jalinsum Siantar Parapat tepatnya di Simpang Kawat, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun, Senin (9/12) dini hari sekira pukul 01.00 WIB, sempat berjanji akan membelikan obat batuk untuk anak bungsunya, Novi Anggraini (11).
Demikianlah diungkapkan, Dewi Septa (13) yang merupakan anak pertama Brigadir Bustami dari istri keduanya Darlina yang ditemui METRO SIANTAR (Grup POSMETRO MEDAN) diruang forensik RSUD Djasamen Kota Siantar, Senin (9/12) sekira pukul 09.00 WIB.
“Tadi malam, Minggu (8/12) sekira pukul 20.00 WIB, ayah SMS aku, janji akan belikan obat batuk adik hari senin, karena ayah lagi tugas,” ujar Dewi sembari mengaku awalnya dia mengirim SMS kepada ayahnya agar membelikan obat untuk adiknya itu
Dikatakan Dewi, bahwa ayahnya itu telah berpisah dengan ibunya Darlina semenjak sekira 2 tahun lalu. Semenjak ayahnya pisah dengan ibunya, dia dengan adiknya Novi tinggal bersama ibunya yang sudah menikah kembali di Jalan Rangkuta Sembiring Gang METRO, Kelurahan Naga Pita, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Siantar. Sementara, ayahnya Brigadir Bustami diketahui tinggal didaerah Beringin Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun.
Selama ayahnya pisah dengan ibunya itu, Dewi mengaku, bahwa dia terakhir kalinya berjumpa dengan ayahnya sekira satu bulan yang lalu dan diajak kerumah ayah di Beringin. Selanjutnya, hanya komunikasi melalui telepon saja.
“Aku jumpa sama ayah sebulan lalu, dan diajak kerumah ayah. Selebih itu, hanya komunikasi telepon saja. Tadi malam dia SMS aku cuma bilang akan beli obat itu,” ujar Dewi dengan mata yang berkaca-kaca mengingat kematian ayahnya itu sembari mengaku, tidak ada
Ditempat yang saman, Rudi (28) anak kedua korban dari Istri pertama Megawati, mengatakan, akan membawa jenazah ayahnya itu ke rumah ibunya Megawati (49) di Kota Langsa (Aceh) tepatnya di Jalan Ahmad Yani Gang Bakti.
Sebelum, ayahnya meninggal, Rudi mengaku, tidak sempat memiliki perasaan yang kurang enak ataupun memimpikan ayahnya itu.
“Aku tahu peristiwa itu, karena dikabarkan oleh salah seorang petugas kepolisian yang menelponku,” ujar anak kedua korban dari tiga bersaudara itu.
Pantaoan wartawan, di ruang Forensik, kedua istri korban tidak ada datang ke RSUD Djasamen Saragih itu. Jenazah korban sebelum diantar ke Kota Langsa, terlebih dahulu diantarkan ke Aspol Jalan Asahan Kecamatan Siantar Timur, Kota Siantar, untuk dilakukan upacara yang dipimpin Oleh Kapolres Simalungun AKBP Andi Syahriful Taufik SIK MSi.
Dipelaksaan upacara tersebut, keluarga korban melalui Anaknya Rudi menyerahkan kepada pihak Polres Simalungun, sebelum ayahnya itu disemayamkan dan diterima oleh pihak Polres Simalungun.
Usai melakukan upacar, Jenazah korban yang dimasukkan dalam peti mati, dibawa dengan menggunakan mobil ambulans RSUD Djasamen Saragih dengan iringan Patwal Polres Simalungun yang menuju Kota Langsa.
Dikatakan Kapolres, keberangkatan Jenazah korban itu akan disambut oleh Kapolres Langsa dan rencana dikuburkan di Taman Bahagia di Kota Langsa tersebut.
Kapolres Simalungun menegaskan kepada pengemudi mobil yang diketahui mobil jenis L 300 yang menabrak Brigadir Bustami, agar segera menyerahkan dirinya kepada pihaknya. Saat ini, pihak juga sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa pelaku penabrak korban.
“Kita lagi selidiki. Mungkin, tak lama lagi siapa pelaku akan kita ketahui. Jadi, diminta agar pelaku penabrak itu lebih baik untuk menyerahkan dirinya sebelum ditangkap,” tegasnya.
Dengan adanya peristiwa ini, Kapolres menghimbau kepada seluruh masyarakat khususnya pengguna jalan, agar lebih berhati-hati ketika melintas dari Jalinsum maupun di jalan lainnya, kerana banyak angkutan umum yang sering melintas dengan laju yang cepat sehingga kerap membahaya pengguna jalan lainnya.
Selain itu, terhadap mobil angkutan umum juga diminta agar lebih berhati-hati ketika melintas dari jalan manapun. Kepada angkut umum supaya memintingkan kesalamatan pengguna jalan yang lain.
“Kalau mereka ugal-ugal, bukan pengguna jalan yang aja yang berbahaya, dirinya sendiri juga akan berbahaya, mengingat Jalinsum Siantar Parapat itu dipenuhi jurang disisi jalannya,” paparnya. (dho/mag-01/smg)