29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Boru Panjaitan Menggelupur Dibakar Pacar

Foto: Asnawi/Posmetro Medan/JPNN Boru Panjaitan, Suwondo, dan korban saat dirawat di RS.
Foto: Asnawi/Posmetro Medan/JPNN
Boru Panjaitan, Suwondo, dan korban saat dirawat di RS.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Cemburu identik dengan cinta. Tapi rasa itu justru berbuah petaka bagi Nona Dedi Elfrida boru Panjaitan (40). Bagaimana tidak, gara-gara protes sang lelaki pujaan saling berkirim SMS mesra dengan wanita lain, janda tanpa anak ini malah disiram minyak, lalu dibakar oleh Suwando (45), lelaki yang sudah dua tahun menjalin kasih dengannya.

Dengan kondisi luka bakar mencapai 80 persen di sekujur tubuh, wanita yang akrab dipanggil Nona itu hanya bisa terbaring lemah di atas bangsal ruang rawat inap Raflesia RSUD dr. Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi. Sangkin parahnya luka yang diderita, korban yang menetap di Jl. Gunung Martimbang II, Ling. IV, Kel. Lalang, Kec. Rambutan, Kota Tebingtinggi itu sempat berjam-jam tak sadarkan diri. Beruntung, saat ditemui kru koran ini Selasa (7/1) siang, Nona sudah siuman hingga bisa diwawancarai.

Dengan terbata, sembari menahan perih lukanya yang telah dibalut perban kasa steril, Nona mulai mengungkap kisah pilunya. Diceritakan Nona, peristiwa naas itu terjadi Minggu (5/1) sekira pukul 23.30 WIB, berawal saat ia bertandang ke rumah kontrakan Suwondo, di Jl. Gunung Martimbang II, Ling. IV, Kel. Lalang, Kec. Rambutan, Kota Tebingtinggi.

Kebetulan malam itu hanya Suwondo saja yang berada di rumah. Sedang anak sulungnya bernama Depa (17) tengah bermain keluar. “Malam senin kemarin kami bertengkar pak. Aku cemburu sama dia (Suwondo). Pulaknya dia asik bolak balik dapat SMS mesra dari seorang cewek. Katanya cewek itu pacarnya yang tinggal di Pekan Baru. Ketika kami bertengkar, Suwondo langsung mengambil minyak lampu dari dapur rumah, lalu menyiramkan ke tubuhku dan kemudian disulutnya dengan mancis,” lirih Nona mengenang tragedy yang nyaris saja merenggut nyawanya itu.

“Jam setengah sepuluh aku datang ke rumahnya, kebetulan kami tinggal satu kampung, hanya berjarak 1 km saja rumah kami. Selama kami berhubungan, Suwondo memang suka main pukul,” lanjut korban dengan mata berkaca-kaca.

Setelah menyiramkan minyak, Suwondo yang berstatus duda tiga anak itu langsung menyulutkan mancis yang sudah menyala ke tubuh Nona. Tak ayal, dalam hitungan detik api berkobar menyulut   sekujur tubuh Nona yang spontan teriak minta tolong.

“Teriakanku terdengar tetangga, makanya mereka datang. Tapi saat mereka datang, Suwondo berpura-pura menolongku dengan memadamkan api dengan handuk. Tak lama kemudian, aku sudah tak tau apa-apa lagi, karena aku tak sadarkan diri lagi sampai ke rumah sakit ini,” terang Nona.

Saat diajak bercerita lebih jauh lagi, Nona yang merupakan anak ke enam dari sembilan bersaudara pasutri alm. R. Panjaitan dan R. Br. Manalu (68) itu mendadak muntah-muntah. Melihat hal tersebut, kakak korban Rima Melati Br. Panjaitan (41) yang berjaga lantas melarang wartawan koran ini mengajak korban bercerita lebih jauh.

“Kemarin kami sudah curiga kejadian yang menimpa adikku ini. Pasti dia dibakar oleh Suwondo. Soalnya selama ini pun, Nona sering cerita kalau dia sering bertengkar dengan Suwondo. Bahkan setiap kali bertengkar, Suwondo suka main pukul,” jelas Rima. “Macam mana saya nggak tau, orang sejak berstatus janda, adikku ini tinggalnya samaku”, lanjut Rima lagi.

Kecurigaan Rima terbukti setelah Nona buka mulut dan mengaku kalau ia memang dibakar Suwondo. Alhasil, atas saran keluarga, Rima pun melaporkan Suwondo ke Mapolres Tebingtinggi. Namun sebelum buat pengaduan, ia lebih dulu menghubungi dan menyuruh Suwondo datang ke rumah sakit.

“Suwondo yang bawa adikku ke rumah sakit ini. Bahkan dari Suwondo lah kami mengetahui kejadian yang menimpa adikku ini. Kata Suwando kala itu, luka bakar yang dialami adikku karena disambar api kompor yang meledak di rumah dia. Memang sejak kemarin sampai sekarang, Suwondo sudah berulang kali datang ke rumah sakit menjenguk adikku. Tapi untuk menebus resep obat saja tidak pernah dari uang dia, tetap pakai uang kami. Begitu kuceritakan sama petugas kalau adikku dibakar. Suwondo pun pura-pura kusuruh datang ke rumah sakit. Baru setelah dia tiba langsung diamankan petugas. Seandainya aku buat laporan dulu, kutakutkan Suwondo malah kabur pulak,” tandas Rima. Hingga kemarin sore, Nona masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit milik Pemko Tebingtinggi itu.  (awi/deo)

Foto: Asnawi/Posmetro Medan/JPNN Boru Panjaitan, Suwondo, dan korban saat dirawat di RS.
Foto: Asnawi/Posmetro Medan/JPNN
Boru Panjaitan, Suwondo, dan korban saat dirawat di RS.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Cemburu identik dengan cinta. Tapi rasa itu justru berbuah petaka bagi Nona Dedi Elfrida boru Panjaitan (40). Bagaimana tidak, gara-gara protes sang lelaki pujaan saling berkirim SMS mesra dengan wanita lain, janda tanpa anak ini malah disiram minyak, lalu dibakar oleh Suwando (45), lelaki yang sudah dua tahun menjalin kasih dengannya.

Dengan kondisi luka bakar mencapai 80 persen di sekujur tubuh, wanita yang akrab dipanggil Nona itu hanya bisa terbaring lemah di atas bangsal ruang rawat inap Raflesia RSUD dr. Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi. Sangkin parahnya luka yang diderita, korban yang menetap di Jl. Gunung Martimbang II, Ling. IV, Kel. Lalang, Kec. Rambutan, Kota Tebingtinggi itu sempat berjam-jam tak sadarkan diri. Beruntung, saat ditemui kru koran ini Selasa (7/1) siang, Nona sudah siuman hingga bisa diwawancarai.

Dengan terbata, sembari menahan perih lukanya yang telah dibalut perban kasa steril, Nona mulai mengungkap kisah pilunya. Diceritakan Nona, peristiwa naas itu terjadi Minggu (5/1) sekira pukul 23.30 WIB, berawal saat ia bertandang ke rumah kontrakan Suwondo, di Jl. Gunung Martimbang II, Ling. IV, Kel. Lalang, Kec. Rambutan, Kota Tebingtinggi.

Kebetulan malam itu hanya Suwondo saja yang berada di rumah. Sedang anak sulungnya bernama Depa (17) tengah bermain keluar. “Malam senin kemarin kami bertengkar pak. Aku cemburu sama dia (Suwondo). Pulaknya dia asik bolak balik dapat SMS mesra dari seorang cewek. Katanya cewek itu pacarnya yang tinggal di Pekan Baru. Ketika kami bertengkar, Suwondo langsung mengambil minyak lampu dari dapur rumah, lalu menyiramkan ke tubuhku dan kemudian disulutnya dengan mancis,” lirih Nona mengenang tragedy yang nyaris saja merenggut nyawanya itu.

“Jam setengah sepuluh aku datang ke rumahnya, kebetulan kami tinggal satu kampung, hanya berjarak 1 km saja rumah kami. Selama kami berhubungan, Suwondo memang suka main pukul,” lanjut korban dengan mata berkaca-kaca.

Setelah menyiramkan minyak, Suwondo yang berstatus duda tiga anak itu langsung menyulutkan mancis yang sudah menyala ke tubuh Nona. Tak ayal, dalam hitungan detik api berkobar menyulut   sekujur tubuh Nona yang spontan teriak minta tolong.

“Teriakanku terdengar tetangga, makanya mereka datang. Tapi saat mereka datang, Suwondo berpura-pura menolongku dengan memadamkan api dengan handuk. Tak lama kemudian, aku sudah tak tau apa-apa lagi, karena aku tak sadarkan diri lagi sampai ke rumah sakit ini,” terang Nona.

Saat diajak bercerita lebih jauh lagi, Nona yang merupakan anak ke enam dari sembilan bersaudara pasutri alm. R. Panjaitan dan R. Br. Manalu (68) itu mendadak muntah-muntah. Melihat hal tersebut, kakak korban Rima Melati Br. Panjaitan (41) yang berjaga lantas melarang wartawan koran ini mengajak korban bercerita lebih jauh.

“Kemarin kami sudah curiga kejadian yang menimpa adikku ini. Pasti dia dibakar oleh Suwondo. Soalnya selama ini pun, Nona sering cerita kalau dia sering bertengkar dengan Suwondo. Bahkan setiap kali bertengkar, Suwondo suka main pukul,” jelas Rima. “Macam mana saya nggak tau, orang sejak berstatus janda, adikku ini tinggalnya samaku”, lanjut Rima lagi.

Kecurigaan Rima terbukti setelah Nona buka mulut dan mengaku kalau ia memang dibakar Suwondo. Alhasil, atas saran keluarga, Rima pun melaporkan Suwondo ke Mapolres Tebingtinggi. Namun sebelum buat pengaduan, ia lebih dulu menghubungi dan menyuruh Suwondo datang ke rumah sakit.

“Suwondo yang bawa adikku ke rumah sakit ini. Bahkan dari Suwondo lah kami mengetahui kejadian yang menimpa adikku ini. Kata Suwando kala itu, luka bakar yang dialami adikku karena disambar api kompor yang meledak di rumah dia. Memang sejak kemarin sampai sekarang, Suwondo sudah berulang kali datang ke rumah sakit menjenguk adikku. Tapi untuk menebus resep obat saja tidak pernah dari uang dia, tetap pakai uang kami. Begitu kuceritakan sama petugas kalau adikku dibakar. Suwondo pun pura-pura kusuruh datang ke rumah sakit. Baru setelah dia tiba langsung diamankan petugas. Seandainya aku buat laporan dulu, kutakutkan Suwondo malah kabur pulak,” tandas Rima. Hingga kemarin sore, Nona masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit milik Pemko Tebingtinggi itu.  (awi/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/