28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Jerman Tertarik Patungkan Lompat Batu Nias

Foto: net Lompat Batu Nias
Foto: net
Lompat Batu Nias

SUMUTPOS.CO- Tradisi lompat batu Nias sudah diakui di Eropa. Jerman menjadi salah satu negara yang sangat tertarik dengan tradisi tersebut. Bahkan negara Eropa tengah ini minta dibuatkan patung lompat batu Nias.

Hal itu diungkapkan salah satu pelompat batu Nias, Septianus Bulolo belum lama ini di Jakarta. “Kita sudah pernah diundang pentas di beberapa negara di dunia, seperti Prancis dan Jerman. Pemerintah Jerman sendiri meminta dibuatkan patung lompat batu Nias,” ungkapnya.

Menurutnya masyarakat Jerman sangat tertarik dengan kebudayaan yang merupakan simbol kedewasaan pemuda di Nias ini. “Hal ini menunjukkan kebudayaan kita semakin dikenal, serta diakui oleh negara lain. Masyarakat di Jerman pun senang melihat lompat batu Nias,” tambahnya.

Begitupun pihaknya belum menyetujui pembuatan patung tersebut. Pasalnya harus meminta izin dari para keluarga kerajaan di Nias.

“Jadi, harus meminta persetujuan dari Kerajaan Sisiawanahono, itu keturunan dari raja-raja terdahulunya. Tetapi, kalau sekadar untuk pentas di luar negeri kita boleh,” tuturnya.

Lompat batu di Nias  merupakan aksi melompat batu setinggi dua meter dan tebal 40 cm. Pemuda yang berhasil dianggap sudah dewasa dan matang serta akan didaulat menjadi pemimpin kampungnya kelak. (bbs)

Foto: net Lompat Batu Nias
Foto: net
Lompat Batu Nias

SUMUTPOS.CO- Tradisi lompat batu Nias sudah diakui di Eropa. Jerman menjadi salah satu negara yang sangat tertarik dengan tradisi tersebut. Bahkan negara Eropa tengah ini minta dibuatkan patung lompat batu Nias.

Hal itu diungkapkan salah satu pelompat batu Nias, Septianus Bulolo belum lama ini di Jakarta. “Kita sudah pernah diundang pentas di beberapa negara di dunia, seperti Prancis dan Jerman. Pemerintah Jerman sendiri meminta dibuatkan patung lompat batu Nias,” ungkapnya.

Menurutnya masyarakat Jerman sangat tertarik dengan kebudayaan yang merupakan simbol kedewasaan pemuda di Nias ini. “Hal ini menunjukkan kebudayaan kita semakin dikenal, serta diakui oleh negara lain. Masyarakat di Jerman pun senang melihat lompat batu Nias,” tambahnya.

Begitupun pihaknya belum menyetujui pembuatan patung tersebut. Pasalnya harus meminta izin dari para keluarga kerajaan di Nias.

“Jadi, harus meminta persetujuan dari Kerajaan Sisiawanahono, itu keturunan dari raja-raja terdahulunya. Tetapi, kalau sekadar untuk pentas di luar negeri kita boleh,” tuturnya.

Lompat batu di Nias  merupakan aksi melompat batu setinggi dua meter dan tebal 40 cm. Pemuda yang berhasil dianggap sudah dewasa dan matang serta akan didaulat menjadi pemimpin kampungnya kelak. (bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/