25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Tiga Jenazah Terlilit Sabuk Pengaman

Foto: BAYU/JAWA POS Penemuan kursi penumpang pesawat AirAsia yang hilang.
Foto: BAYU/JAWA POS
Penemuan kursi penumpang pesawat AirAsia yang hilang.

SUMUTPOS.CO – Tim Basarnas kembali menemukan jenazah korban AirAsia QZ-8501, Senin (5/1). Korban ditemukan bersama kursi penumpang dalam kondisi terlilit sabuk pengamanan. Kondisi ini makin menguatkan dugaan jika kondisi pesawat tidak hancur.

Tiga jenazah yang ditemukan itu antara korban ke 35, 36 dan 37. Jazad korban ditemukan dievakuasi dari laut oleh Kapal Diraja (KD) Kasturi, milik Malaysia. Dari kapal tersebut, jenazah diangkut ke darat menggunakan helikopter Dauphin milik Basarnas yang dikemudikan personel dari TNI AL.

Sekitar pukul 12.50 jenazah sampai ke Lanud Iskandar Pangkalan Bun dan dibawa ke RSUD Sultan Imanudin. Dari hasil identifikasi awal diketahui, dua dari tiga jenazah itu berjenis kelamin laki-laki (nomor 35 dan 36). Sedangkan satu jenazah lainnya, yakni nomor 37, berjenis kelamin perempuan.

Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi mengatakan saat ditemukan KD Kasturi awalnya melihat kursi pesawat. Ternyata begitu dibalik masih ada tiga jenazah yang masih terlilit sabuk pengaman.

“Jadi ketiganya berada di kursi tiga seat. Kursi itu informasinya letaknya ada di bagian depan pesawat,” ujarnya. Supriyadi sendiri belum bisa memastikan karena itu masih informasi dari KD Kasturi yang mendapatkan kabar dari pihak AirAsia.

“Kursinya masih belum kami bawa kesini, jenazahnya yang kami prioritaskan dulu,” jelas Supriyadi. Helikopter Amerika Serikat, Sea Hawk kemarin juga mendarat ke Lanud Iskandar dengan membawa kursi penumpang dua seat, dipastikan itu kursi pramugari yang ada di bagian depan pesawat.

Kursi pramugari itu ditemukan oleh kapal Amerika Serikat, USS Sampson. Supriyadi menduga bahan kursi pesawat itu yang membuat jenazah tidak tenggelam. “Sepertinya busa kursinya masih bagus, sehingga kursi masih bisa mengapung bersama jenazahnya,” paparnya. Informasi yang dihimpun koran ini dari anggota DVI, kondisi jenazah yang terikat dalam kursi itu sangat mengenaskan. Jasadnya sudah sulit teridentifikasi, kecuali hanya dari kelamin.

Dari temuan jenasah yang masih terikat di kursi pesawat, Basarnas menduga pesawat AirAsia jenis Airbus A320-200 itu tidak hancur, hanya terbelah antara badan depan dan ekor. “Kuat dugaan pesawat mengalami hentakan keras di laut lalu badan dan ekornya terbelah,” ujar Supriyadi.

Tiga jenazah yang diketemukan bersama kursi penumpang itu langsung dibawa ke Surabaya setelah teridentifikasi awal dan diawetkan. Dengan dievakuasinya ketiga jenazah itu, saat ini 37 korban dari total 162 penumpang dan kru AirAsia telah dievakuasi. Sementara itu, jenazah yang berhasil teridentifikasi Tim DVI Polda Jatim juga terus bertambah. Kemarin ada empat jenazah sekaligus yang berhasil dikenali. Tiga di antaranya adalah warga Surabaya sedangkan satu lagi penduduk Makassar.

Kabiddokkes Mabes Polri Brigjen Arthur Tampi mengatakan, jenasah yang teridentifikasi antara lain nomer 5, 22, 21, dan 29. “Berdasar hasil rapat rekonsiliasi, jenazah pertama dengan label peti B005 teridentifikasi atas nama Shiane Josal,” ujarnya.

Dengan identifikasi empat korban itu, total sudah 13 korban diserahkan kepada keluarga. Mereka adalah Hayati Lutfiah Hamid, Grayson Gerbert Linaksita, Khairunisa Haidar Fauzi, Kevin Alexander Soetjipto, Hendra Gunawan Syawal, Themeiji Theja Kusuma, Wismoyo Ari Prambudi, Jie Stevie Gunawan, Juanita Limantara, Shiane Josal, Tony Linaksita, Liem Yan Koem, dan Yongky Jou.

Sementara itu, Kabidhumas Polda Jatim Awi Setiyono menambahkan, total ada 37 jenazah yang masuk RS Bhayangkara. Itu artinya, ada 24 jenazah yang belum diserahkan pada keluarga lantaran masih dalam proses identifikasi. Dari jenazah yang masih tersisa, Tim DVI melaksanakan pemeriksaan ante mortem pada 20 jenazah. Kemudian, empat jenazah sudah masuk tahap post mortem untuk segera direkonsiliasi.

Selanjutnya, DNA sampel sampai kemarin masih kurang 16 orang. Kemudian, data ante mortem telah lengkap. Sebab, keluarga co pilot AirAsia yang berdomisili di Kepulauan Karibia telah mengirimkan data tersebut.

Awi menyebut, tim identifikasi terus bekerja dengan maksimal. Mereka terjun langsung memasuki kamar jenazah hingga memimpin rapat rekonsiliasi. Tim terdiri dari 229 orang. Sebanyak 27 instansi bergabung. Termasuk ahli dari Singapura sejumlah sepuluh orang. (gun/nir/riq/jpnn/rbb)

Foto: BAYU/JAWA POS Penemuan kursi penumpang pesawat AirAsia yang hilang.
Foto: BAYU/JAWA POS
Penemuan kursi penumpang pesawat AirAsia yang hilang.

SUMUTPOS.CO – Tim Basarnas kembali menemukan jenazah korban AirAsia QZ-8501, Senin (5/1). Korban ditemukan bersama kursi penumpang dalam kondisi terlilit sabuk pengamanan. Kondisi ini makin menguatkan dugaan jika kondisi pesawat tidak hancur.

Tiga jenazah yang ditemukan itu antara korban ke 35, 36 dan 37. Jazad korban ditemukan dievakuasi dari laut oleh Kapal Diraja (KD) Kasturi, milik Malaysia. Dari kapal tersebut, jenazah diangkut ke darat menggunakan helikopter Dauphin milik Basarnas yang dikemudikan personel dari TNI AL.

Sekitar pukul 12.50 jenazah sampai ke Lanud Iskandar Pangkalan Bun dan dibawa ke RSUD Sultan Imanudin. Dari hasil identifikasi awal diketahui, dua dari tiga jenazah itu berjenis kelamin laki-laki (nomor 35 dan 36). Sedangkan satu jenazah lainnya, yakni nomor 37, berjenis kelamin perempuan.

Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi mengatakan saat ditemukan KD Kasturi awalnya melihat kursi pesawat. Ternyata begitu dibalik masih ada tiga jenazah yang masih terlilit sabuk pengaman.

“Jadi ketiganya berada di kursi tiga seat. Kursi itu informasinya letaknya ada di bagian depan pesawat,” ujarnya. Supriyadi sendiri belum bisa memastikan karena itu masih informasi dari KD Kasturi yang mendapatkan kabar dari pihak AirAsia.

“Kursinya masih belum kami bawa kesini, jenazahnya yang kami prioritaskan dulu,” jelas Supriyadi. Helikopter Amerika Serikat, Sea Hawk kemarin juga mendarat ke Lanud Iskandar dengan membawa kursi penumpang dua seat, dipastikan itu kursi pramugari yang ada di bagian depan pesawat.

Kursi pramugari itu ditemukan oleh kapal Amerika Serikat, USS Sampson. Supriyadi menduga bahan kursi pesawat itu yang membuat jenazah tidak tenggelam. “Sepertinya busa kursinya masih bagus, sehingga kursi masih bisa mengapung bersama jenazahnya,” paparnya. Informasi yang dihimpun koran ini dari anggota DVI, kondisi jenazah yang terikat dalam kursi itu sangat mengenaskan. Jasadnya sudah sulit teridentifikasi, kecuali hanya dari kelamin.

Dari temuan jenasah yang masih terikat di kursi pesawat, Basarnas menduga pesawat AirAsia jenis Airbus A320-200 itu tidak hancur, hanya terbelah antara badan depan dan ekor. “Kuat dugaan pesawat mengalami hentakan keras di laut lalu badan dan ekornya terbelah,” ujar Supriyadi.

Tiga jenazah yang diketemukan bersama kursi penumpang itu langsung dibawa ke Surabaya setelah teridentifikasi awal dan diawetkan. Dengan dievakuasinya ketiga jenazah itu, saat ini 37 korban dari total 162 penumpang dan kru AirAsia telah dievakuasi. Sementara itu, jenazah yang berhasil teridentifikasi Tim DVI Polda Jatim juga terus bertambah. Kemarin ada empat jenazah sekaligus yang berhasil dikenali. Tiga di antaranya adalah warga Surabaya sedangkan satu lagi penduduk Makassar.

Kabiddokkes Mabes Polri Brigjen Arthur Tampi mengatakan, jenasah yang teridentifikasi antara lain nomer 5, 22, 21, dan 29. “Berdasar hasil rapat rekonsiliasi, jenazah pertama dengan label peti B005 teridentifikasi atas nama Shiane Josal,” ujarnya.

Dengan identifikasi empat korban itu, total sudah 13 korban diserahkan kepada keluarga. Mereka adalah Hayati Lutfiah Hamid, Grayson Gerbert Linaksita, Khairunisa Haidar Fauzi, Kevin Alexander Soetjipto, Hendra Gunawan Syawal, Themeiji Theja Kusuma, Wismoyo Ari Prambudi, Jie Stevie Gunawan, Juanita Limantara, Shiane Josal, Tony Linaksita, Liem Yan Koem, dan Yongky Jou.

Sementara itu, Kabidhumas Polda Jatim Awi Setiyono menambahkan, total ada 37 jenazah yang masuk RS Bhayangkara. Itu artinya, ada 24 jenazah yang belum diserahkan pada keluarga lantaran masih dalam proses identifikasi. Dari jenazah yang masih tersisa, Tim DVI melaksanakan pemeriksaan ante mortem pada 20 jenazah. Kemudian, empat jenazah sudah masuk tahap post mortem untuk segera direkonsiliasi.

Selanjutnya, DNA sampel sampai kemarin masih kurang 16 orang. Kemudian, data ante mortem telah lengkap. Sebab, keluarga co pilot AirAsia yang berdomisili di Kepulauan Karibia telah mengirimkan data tersebut.

Awi menyebut, tim identifikasi terus bekerja dengan maksimal. Mereka terjun langsung memasuki kamar jenazah hingga memimpin rapat rekonsiliasi. Tim terdiri dari 229 orang. Sebanyak 27 instansi bergabung. Termasuk ahli dari Singapura sejumlah sepuluh orang. (gun/nir/riq/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/