26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Anak SMK Ini Digorok, Lidahnya Nyaris Putus

Foto: Bambang/PM Foto korban Dicky (kanan) semasa hidup.
Foto: Bambang/PM
Foto korban Dicky (kanan) semasa hidup.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – “Makanya pacaran jangan gelap-gelapan, nenek bilang itu bahaya… berbahaya..” Sepenggal lirik lagu penyanyi dangdut Hesty itu, tak jadi peringatan bagi Dicky Safriandi (16). Pacaran di tempat gelap, pelajar SMK Abdi Negara Binjai itu tewas digorok dan lidahnya nyaris putus, Jumat (10/4) malam.

Awalnya, siswa kelas 1 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif (TMO) yang tinggal di Jalan KL Yos Sudarso, Lingkungan 2 Kelurahan Jati Utomo, Binjai Utara itu, nongkrong bersama teman wanitanya, Della Apriliana (16) di Pantai Obor. Tempat yang berada di Jalan Pertamina, Kelurahan Cengkeh Turi, Binjai Utara, merupakan tempat gelap ‘teromantis’ para ABG bersama sang kekasih.

Pemuda yang akrab disapa Cemang itu, duduk di areal perkebunan jagung bersama Della. Saat sedang asyik bercanda dan saling tertawa, tiba-tiba ada 3 orang mengendarai Scoopy mendekati keduanya. Awalnya meliewati, tapi akhirnya berputar arah dan mendekati keduanya.

Di situ, 2 orang pelaku turun dari kereta, sementara 1 lagi siaga di kereta. Tiba-tiba, kedua pelaku tadi langsung menarik baju si bungsu dari 3 bersaudara yang saat itu sedang duduk di atas pipa gas Pertamina dan membawanya ke aspal. Tanpa tanya, kedua pelaku tadi langsung mencabut pisau dari pinggang mereka dan menghujamkan ke perut dan punggung Dicky berulang-ulang.

Della yang melihat jelas kejadian itu, menjerit histeris dan langsung melarikan diri meninggalkan Dicky ditikami, untuk meminta pertolongan kepada warga sekitar. Walau para pelaku sudah melihat dan mendengar siswi kelas 3 SMP Abdi Karya itu melarikan diri dan menjerit meminta tolong, tidak membuat pelaku melepaskan Dicky.

Diduga, saat itu Dicky juga berteriak meminta tolong setelah dia ditikami kedua pelaku. Leher Dicky juga digorok. Lidahnya juga dipotong, hingga nyaris putus. Takut aksinya diketahui warga, 3 orang tak dikenal itu pun meninggalkan Dicky yang kondisinya bersimbah darah.

Warga yang mendengar teriakan Della, langsung berhamburan keluar rumah. Kebetulan, sekitar 200 meter dari tempat itu, ada pemukiman warga. Akhirnya, warga berbondong-bondong pergi ke lokasi dan terkejut melihat mayat Dicky sudah terbujur kaku di jalan bersimbah darah. Akhirnya, atas inisiatif warga, jenazah Dicky dibawa ke Klinik Sumatera dan kemudian melanjutkan laporan pembunuhan tersebut ke Polsek Binjai Utara.

Usai dibersihkan, jenazah Dicky disambut isak tangis warga dan rekan Dicky di rumah duka. Akan tetapi,  untuk kepentingan penyelidikan polisi, sekira jam 02.00 wib, jenazah Dicky pun dibawa ke RS Bhayangkara Brimob Polda Sumut, untuk diotopsi. Dikarenakan pada dini hari tidak ada petugas kesehatan, maka jenazah Dicky dititipkan di lemari pendingin sebelum diotopsi keesokan harinya.

Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Hennry Tambunan mengaku pihaknya masih memeriksa intensif Della. “Dia ini saksi kunci. Tapi, masih berubah-ubah keterangannya. Memang, sekira 10 menit korban dan saksi tiba di TKP, ketiga pria yang naik Scoopy itu datang. Kalau keterlibatan saksi, itu masih perlu didalami,” ujarnya. Ia berharap kasus itu segera terungkap.(bam/trg)

Foto: Bambang/PM Foto korban Dicky (kanan) semasa hidup.
Foto: Bambang/PM
Foto korban Dicky (kanan) semasa hidup.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – “Makanya pacaran jangan gelap-gelapan, nenek bilang itu bahaya… berbahaya..” Sepenggal lirik lagu penyanyi dangdut Hesty itu, tak jadi peringatan bagi Dicky Safriandi (16). Pacaran di tempat gelap, pelajar SMK Abdi Negara Binjai itu tewas digorok dan lidahnya nyaris putus, Jumat (10/4) malam.

Awalnya, siswa kelas 1 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif (TMO) yang tinggal di Jalan KL Yos Sudarso, Lingkungan 2 Kelurahan Jati Utomo, Binjai Utara itu, nongkrong bersama teman wanitanya, Della Apriliana (16) di Pantai Obor. Tempat yang berada di Jalan Pertamina, Kelurahan Cengkeh Turi, Binjai Utara, merupakan tempat gelap ‘teromantis’ para ABG bersama sang kekasih.

Pemuda yang akrab disapa Cemang itu, duduk di areal perkebunan jagung bersama Della. Saat sedang asyik bercanda dan saling tertawa, tiba-tiba ada 3 orang mengendarai Scoopy mendekati keduanya. Awalnya meliewati, tapi akhirnya berputar arah dan mendekati keduanya.

Di situ, 2 orang pelaku turun dari kereta, sementara 1 lagi siaga di kereta. Tiba-tiba, kedua pelaku tadi langsung menarik baju si bungsu dari 3 bersaudara yang saat itu sedang duduk di atas pipa gas Pertamina dan membawanya ke aspal. Tanpa tanya, kedua pelaku tadi langsung mencabut pisau dari pinggang mereka dan menghujamkan ke perut dan punggung Dicky berulang-ulang.

Della yang melihat jelas kejadian itu, menjerit histeris dan langsung melarikan diri meninggalkan Dicky ditikami, untuk meminta pertolongan kepada warga sekitar. Walau para pelaku sudah melihat dan mendengar siswi kelas 3 SMP Abdi Karya itu melarikan diri dan menjerit meminta tolong, tidak membuat pelaku melepaskan Dicky.

Diduga, saat itu Dicky juga berteriak meminta tolong setelah dia ditikami kedua pelaku. Leher Dicky juga digorok. Lidahnya juga dipotong, hingga nyaris putus. Takut aksinya diketahui warga, 3 orang tak dikenal itu pun meninggalkan Dicky yang kondisinya bersimbah darah.

Warga yang mendengar teriakan Della, langsung berhamburan keluar rumah. Kebetulan, sekitar 200 meter dari tempat itu, ada pemukiman warga. Akhirnya, warga berbondong-bondong pergi ke lokasi dan terkejut melihat mayat Dicky sudah terbujur kaku di jalan bersimbah darah. Akhirnya, atas inisiatif warga, jenazah Dicky dibawa ke Klinik Sumatera dan kemudian melanjutkan laporan pembunuhan tersebut ke Polsek Binjai Utara.

Usai dibersihkan, jenazah Dicky disambut isak tangis warga dan rekan Dicky di rumah duka. Akan tetapi,  untuk kepentingan penyelidikan polisi, sekira jam 02.00 wib, jenazah Dicky pun dibawa ke RS Bhayangkara Brimob Polda Sumut, untuk diotopsi. Dikarenakan pada dini hari tidak ada petugas kesehatan, maka jenazah Dicky dititipkan di lemari pendingin sebelum diotopsi keesokan harinya.

Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Hennry Tambunan mengaku pihaknya masih memeriksa intensif Della. “Dia ini saksi kunci. Tapi, masih berubah-ubah keterangannya. Memang, sekira 10 menit korban dan saksi tiba di TKP, ketiga pria yang naik Scoopy itu datang. Kalau keterlibatan saksi, itu masih perlu didalami,” ujarnya. Ia berharap kasus itu segera terungkap.(bam/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/