25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Heboh Radiasi Ponsel Picu Kanker, Benarkah?

SUMUTPOS.CO – Belakangan banyak orang tua yang risau. Itu terjadi karena tersebarnya pesan bahwa radiasi sinyal handphone (HP) mengakibatkan pengecilan otak dan memicu kanker. Pesan tersebut menyebar dengan sangat cepat. Terutama di grup komunikasi orang tua siswa di sejumlah sekolah.

Pesan itu menjadi mengerikan karena dibumbui berita kematian seorang siswa SD dengan kalimat pembuka ’’Innalillahi wainna illahi rojiuuun’’. Si pembuat pesan membuat cerita yang sangat menyentuh. Dalam pesan itu disebutkan, seorang siswa SDIT Al Madina Bogor yang tinggal di Perumahan Tatia Asri Ciluar meninggal dunia. Dia merupakan tetangga Hanna, yang disebut sebagai guru SMKN 1 Bogor.

Dalam pesan tersebut diceritakan, si siswa meninggal karena kanker yang disebabkan radiasi HP. Awalnya, siswa sering mengeluh pusing dan akhirnya pingsan. Orang tua anak yang bekerja di bank langsung memeriksakannya di sebuah rumah sakit di Jakarta. Dari pemeriksaan dokter disimpulkan, otak anak mengerut, mengecil, dan warnanya kemerahan.

Kemudian, dokter menanyakan intensitas anak menggunakan HP dalam sehari. Kepada dokter, orang tua si anak menjawab bahwa buah hatinya sering main game online sejak berusia 2,5 tahun. Ketika menginjak usia 11 tahun, otaknya sudah rusak. Dalam pesan itu tertulis, setelah melakukan sederet pemeriksaan, dokter menyimpulkan bahwa sang anak terkena radiasi HP. Akibatnya, peredaran darah ke otak tidak lancar. Itu mengakibatkan otak rusak dan mengerut. Kemudian, anak merasakan pusing berat hingga akhirnya pingsan.

Pesan tersebut dibuat dengan sasaran orang tua siswa. Di akhir cerita, tertulis pesan untuk menyebarkan informasi tersebut. ’’Demikian infonya ayah bunda. Semoga manfaat dan menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk keluarga. Tolong di-share ke group WA-nya. Semoga bermanfaat,’’ tulisnya.

Wartawan Radar Bogor (Jawa Pos Grup) menelusuri langsung kebenaran itu dengan mendatangi SDIT Al Madinah. Kepala Yayasan SDIT Al Madinah Agus Sriyatna memastikan, kabar tersebut tidak benar alias hoax. Agus menegaskan, setelah dicek kebenarannya, tidak ada pelajar yang didiagnosis meninggal karena radiasi handphone.

’’Saya memang mendapatkan kabar tersebut. Tetapi, saya tegaskan informasi tersebut hoax. Beberapa orang juga sudah ada yang menanyakan kebenaran kabar tersebut dan saya pastikan tidak ada,’’ jelasnya. (jpg/adz)

SUMUTPOS.CO – Belakangan banyak orang tua yang risau. Itu terjadi karena tersebarnya pesan bahwa radiasi sinyal handphone (HP) mengakibatkan pengecilan otak dan memicu kanker. Pesan tersebut menyebar dengan sangat cepat. Terutama di grup komunikasi orang tua siswa di sejumlah sekolah.

Pesan itu menjadi mengerikan karena dibumbui berita kematian seorang siswa SD dengan kalimat pembuka ’’Innalillahi wainna illahi rojiuuun’’. Si pembuat pesan membuat cerita yang sangat menyentuh. Dalam pesan itu disebutkan, seorang siswa SDIT Al Madina Bogor yang tinggal di Perumahan Tatia Asri Ciluar meninggal dunia. Dia merupakan tetangga Hanna, yang disebut sebagai guru SMKN 1 Bogor.

Dalam pesan tersebut diceritakan, si siswa meninggal karena kanker yang disebabkan radiasi HP. Awalnya, siswa sering mengeluh pusing dan akhirnya pingsan. Orang tua anak yang bekerja di bank langsung memeriksakannya di sebuah rumah sakit di Jakarta. Dari pemeriksaan dokter disimpulkan, otak anak mengerut, mengecil, dan warnanya kemerahan.

Kemudian, dokter menanyakan intensitas anak menggunakan HP dalam sehari. Kepada dokter, orang tua si anak menjawab bahwa buah hatinya sering main game online sejak berusia 2,5 tahun. Ketika menginjak usia 11 tahun, otaknya sudah rusak. Dalam pesan itu tertulis, setelah melakukan sederet pemeriksaan, dokter menyimpulkan bahwa sang anak terkena radiasi HP. Akibatnya, peredaran darah ke otak tidak lancar. Itu mengakibatkan otak rusak dan mengerut. Kemudian, anak merasakan pusing berat hingga akhirnya pingsan.

Pesan tersebut dibuat dengan sasaran orang tua siswa. Di akhir cerita, tertulis pesan untuk menyebarkan informasi tersebut. ’’Demikian infonya ayah bunda. Semoga manfaat dan menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk keluarga. Tolong di-share ke group WA-nya. Semoga bermanfaat,’’ tulisnya.

Wartawan Radar Bogor (Jawa Pos Grup) menelusuri langsung kebenaran itu dengan mendatangi SDIT Al Madinah. Kepala Yayasan SDIT Al Madinah Agus Sriyatna memastikan, kabar tersebut tidak benar alias hoax. Agus menegaskan, setelah dicek kebenarannya, tidak ada pelajar yang didiagnosis meninggal karena radiasi handphone.

’’Saya memang mendapatkan kabar tersebut. Tetapi, saya tegaskan informasi tersebut hoax. Beberapa orang juga sudah ada yang menanyakan kebenaran kabar tersebut dan saya pastikan tidak ada,’’ jelasnya. (jpg/adz)

Artikel Terkait

Undangan Nobar Palsu dari Panglima TNI

Kabar Permen Susu PCC yang Meresahkan

Gunung Soputan kok Dibilang Gunung Agung

Terpopuler

Artikel Terbaru

/