25 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Perawat Masih Dianggap Pembantu

12 Mei diperingati sebagai Hari Perawat Sedunia (Internasional Nurse Day). Di hari itu, para perawat mendeklarasi sebagai hari kebangkitan para perawat di seluruh Indonesia. Namun, peringatan Hari Perawat Sedunia di Kota Medan tidak ada menunjukan kegiatan yang meriah. Perawat ini lebih memilih merayakannya dengan caranya sendiri-sendiri. Pasalnya, tidak ada satu pagelaran perayaannya digelar atau diperingati secara khusus. Bahkan, partai Politik yang biasanya mengambil momentum, kali ini tak tertarik untuk merayakannya.

KETUA: Farida Aruan, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Medan.
KETUA: Farida Aruan, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Medan.

Karena profesi perawat masih dianggap rendah walaupun pekerjaannya sangat mulia layaknya seperti guru. Namun lebih parah lagi, di kalangan lapisan masyarakat.

Perawat merupakan profesi yang kerjanya hanya sebagai pembantu dokter. Nasib perawat ini, tidak jauh bedanya dengan guru. Ada yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) ada juga berstatus honorer ataupun pegawai swasta. Namun sama-sama mengharapkan pendapatan (gaji) sesuai dengan kebutuhan hidup.

Tuntutan ini dinilai sangat wajar. Mengingat tidak sedikit biaya yang mereka keluarkan semasa menjalani pendidikan. Bukan itu saja, profesi perawat ini juga dikenal suatu profesi yang beresiko tinggi akan tertular penyakit dari si pesien yang membutuhkan perawatannya. Untuk mengetahui kehidupan suka dan duka sebagai seorang perawat, berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos, Puput Julianti Damanik dengan Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Medan, Farida Aruan, di kediamannya Klinik Tegal Sari Jalan Pepera Mandala By Pass No 7 Medan.

Sudah berapa lama Anda menjalani profesi sebagai perawat?

Sejak tahun 1980. Ketika itu saya baru tamat sekolah di Sekolah Keperawatan Rumah Sakit Erna dan langsung bekerja di salah satu Puskesmas di Kota Medan. Karena tuntutan tugas sebagai seorang PNS, saya berpindah-pindah dari Puskesmas yang satu ke Puskesmas lainnya.

Kenapa Anda memilih untuk menjadi seorang perawat?

Sebenarnya, saya ingin menjadi seorang sarjana hukum. Namun karena keluarga besar saya itu adalah keluarga paramedis, maka saya memutuskan untuk masuk sekolah perawat. Keinginan itu sangat kuat, ketika ayah saya yang juga seorang mantri memberikan dukungan. Begitua juga ibu yang berprofesi seorang bidan. Setelah saya jalani, ternyata menjadi seorang perawat itu nikmat. Banyak pelajaran yang saya dapat disitu. Profesi perawat ini dituntut menjadi seorang yang penyabar, dan ditempah untuk menjadi seorang yang murah senyum meskipun hati sedang galau. Bahkan pelajaran yang lebih berharga lagi kita banyak belajar tentang kehidupan dalam menghadapi seribu satu sifat pasien.

Sebenarnya apa sih pekerjaan perawat itu? Dan bedanya profesi perawat dengan tenaga kesehatan lainnya ?

Pekerjaan perawat itu lebih berat. Perawat itu harus menguasai ilmu tentang asuhan atau keperawatan untuk pasien. Perawatitu  mengurus pasien dari ujung rambutnya sampai ujung kakinya, bahkan kuku yang jorok pun harus diperhatikan. Yah, bukan perawat tersebut yang membersihkannya, tapi setidaknya perawat harus bisa melihat dan memberitahu kepada keluarganya. Bahkan untuk pertolongan pertama, perawatlah yang mengurusinya. Perawat juga mesti harus tahu apa yang dilakukan terhadap pasien yang datang ketika terserang penyakit.

Menjadi Ketua PPNI Kota Medan

sejak tahun 2006. Apa sebenarnya yang dikeluhkan anggota PPNI?

Ada 2 hal yang sering dikeluhkan oleh perawat di Medan. Pertama hubungannya dengan dokter dan kedua masalah gajinya. Meskipun tidak banyak, ada beberapa perawat yang mengeluh karena hubungan yang tidak baik dengan dokter dimana ia bekerja. Yah mungkin ada beberapa dokter yang menganggap perawat sebagai pembantunya saja, padahal dokter dan perawat itu adalah mitra. Dua-duanya saling berkaitan, dokter tidak bisa bekerja tanpa perawat, perawat juga tidak bisa bekerja tanpa dokter. Jadi saya harap dokter maulah menganggap perawat itu sebagai mitranya. Nah, yang kedua masalah gaji, ini yang paling besar. Banyak perawat yang bekerja di Rumah Sakit Swasta yang masih mendapatkan gaji diluar UMK, bahkan masih ada yang Rp900 ribu. Jelas itu tidak cocok, karena pekerjaan perawat ini ditekankan harus profesional. Bagaimana bisa kerja profesional kalau perut lapar. Bayangkan di zaman yang seperti ini, uang segitu dengan dua anak atau lebih apakah cukup. Kalau di pemerintahannya sih sudah diterapkan standardnya. Sudah terperhatikanlah.

Sudah sesuaikah gaji yang diterima seorang perawat dengan biaya sekolahnya?

Wah..wah. Itulah masalahnya. Memang buku-buku dan biaya praktik untuk pendidikan cukup mahal. Terkadang, kalau dibandingkan dengan gaji sekitar Rp900 ribu, tidak sesuai. Memang itu didapati di rumah sakit swasta. Kalau sudah status PNS, tentunya berbeda karena sudah ada golongan-golongan kepangkatan. Makanya perawat itu cenderung mau menjadi PNS.

Upaya apa yang Anda dilakukan untuk menanggapi keluhan para perawat tersebut?

Saya tidak bisa bertindak banyak. Sebab itukan swasta, tidak etis kalau saya menyampaikan langsung kepada setiap RS swasta tersebut. Paling tidak saya sampaikan ke yang lebih tinggi, sehingga ada jalan untuk ke tingkat Nasional. Kalau di daerah saja tidak akan bisa i, semua kuncinya harus dari pusat sana. Tapi kita sebagai organisasi profesi di daerah tetap akan membantu memperjuangkannya. Untuk dokter, paling kita hanya menghimbau kalau perawat dan dokter itu satu paket, tidak boleh terpisah, maka harus saling menghargai dan menghormati.

Di Hari Perawat Internasioal ini, apa imbauan Anda kepada para perawat di Medan?

Saya hanya ingin menghimbau kepada seluruh perawat untuk dapat bekerja secara profesional dan ingat etika keperawatan. Tidak boleh menyampaikan apa yang terjadi pada pasien, baik itu penyakitnya atau keadaannya, karena itu adalah pekerjaan dokter. Dalam menghadapi pasien, haruslah menggunakan hati yang tulus, sabar dan ihklas. Harus bisa mendampingi pasien untuk memberi motivasi agar pasien cepat sembuh.

Apa harapan Anda kedepannya?

Saya hanya berharap masa depan perawat itu lebih cerah lagi. Kita mengimbau kepada rumah sakit swasta agar bisa memberikan upah sesuai dengan standar yang keluarkan oleh pemerintah. Saya juga menghimbau untuk para dokter, untuk menghargai jasa para perawat. Terutama untuk saling menghargai dan menghormatilah. (*)

 

12 Mei diperingati sebagai Hari Perawat Sedunia (Internasional Nurse Day). Di hari itu, para perawat mendeklarasi sebagai hari kebangkitan para perawat di seluruh Indonesia. Namun, peringatan Hari Perawat Sedunia di Kota Medan tidak ada menunjukan kegiatan yang meriah. Perawat ini lebih memilih merayakannya dengan caranya sendiri-sendiri. Pasalnya, tidak ada satu pagelaran perayaannya digelar atau diperingati secara khusus. Bahkan, partai Politik yang biasanya mengambil momentum, kali ini tak tertarik untuk merayakannya.

KETUA: Farida Aruan, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Medan.
KETUA: Farida Aruan, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Medan.

Karena profesi perawat masih dianggap rendah walaupun pekerjaannya sangat mulia layaknya seperti guru. Namun lebih parah lagi, di kalangan lapisan masyarakat.

Perawat merupakan profesi yang kerjanya hanya sebagai pembantu dokter. Nasib perawat ini, tidak jauh bedanya dengan guru. Ada yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) ada juga berstatus honorer ataupun pegawai swasta. Namun sama-sama mengharapkan pendapatan (gaji) sesuai dengan kebutuhan hidup.

Tuntutan ini dinilai sangat wajar. Mengingat tidak sedikit biaya yang mereka keluarkan semasa menjalani pendidikan. Bukan itu saja, profesi perawat ini juga dikenal suatu profesi yang beresiko tinggi akan tertular penyakit dari si pesien yang membutuhkan perawatannya. Untuk mengetahui kehidupan suka dan duka sebagai seorang perawat, berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos, Puput Julianti Damanik dengan Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Medan, Farida Aruan, di kediamannya Klinik Tegal Sari Jalan Pepera Mandala By Pass No 7 Medan.

Sudah berapa lama Anda menjalani profesi sebagai perawat?

Sejak tahun 1980. Ketika itu saya baru tamat sekolah di Sekolah Keperawatan Rumah Sakit Erna dan langsung bekerja di salah satu Puskesmas di Kota Medan. Karena tuntutan tugas sebagai seorang PNS, saya berpindah-pindah dari Puskesmas yang satu ke Puskesmas lainnya.

Kenapa Anda memilih untuk menjadi seorang perawat?

Sebenarnya, saya ingin menjadi seorang sarjana hukum. Namun karena keluarga besar saya itu adalah keluarga paramedis, maka saya memutuskan untuk masuk sekolah perawat. Keinginan itu sangat kuat, ketika ayah saya yang juga seorang mantri memberikan dukungan. Begitua juga ibu yang berprofesi seorang bidan. Setelah saya jalani, ternyata menjadi seorang perawat itu nikmat. Banyak pelajaran yang saya dapat disitu. Profesi perawat ini dituntut menjadi seorang yang penyabar, dan ditempah untuk menjadi seorang yang murah senyum meskipun hati sedang galau. Bahkan pelajaran yang lebih berharga lagi kita banyak belajar tentang kehidupan dalam menghadapi seribu satu sifat pasien.

Sebenarnya apa sih pekerjaan perawat itu? Dan bedanya profesi perawat dengan tenaga kesehatan lainnya ?

Pekerjaan perawat itu lebih berat. Perawat itu harus menguasai ilmu tentang asuhan atau keperawatan untuk pasien. Perawatitu  mengurus pasien dari ujung rambutnya sampai ujung kakinya, bahkan kuku yang jorok pun harus diperhatikan. Yah, bukan perawat tersebut yang membersihkannya, tapi setidaknya perawat harus bisa melihat dan memberitahu kepada keluarganya. Bahkan untuk pertolongan pertama, perawatlah yang mengurusinya. Perawat juga mesti harus tahu apa yang dilakukan terhadap pasien yang datang ketika terserang penyakit.

Menjadi Ketua PPNI Kota Medan

sejak tahun 2006. Apa sebenarnya yang dikeluhkan anggota PPNI?

Ada 2 hal yang sering dikeluhkan oleh perawat di Medan. Pertama hubungannya dengan dokter dan kedua masalah gajinya. Meskipun tidak banyak, ada beberapa perawat yang mengeluh karena hubungan yang tidak baik dengan dokter dimana ia bekerja. Yah mungkin ada beberapa dokter yang menganggap perawat sebagai pembantunya saja, padahal dokter dan perawat itu adalah mitra. Dua-duanya saling berkaitan, dokter tidak bisa bekerja tanpa perawat, perawat juga tidak bisa bekerja tanpa dokter. Jadi saya harap dokter maulah menganggap perawat itu sebagai mitranya. Nah, yang kedua masalah gaji, ini yang paling besar. Banyak perawat yang bekerja di Rumah Sakit Swasta yang masih mendapatkan gaji diluar UMK, bahkan masih ada yang Rp900 ribu. Jelas itu tidak cocok, karena pekerjaan perawat ini ditekankan harus profesional. Bagaimana bisa kerja profesional kalau perut lapar. Bayangkan di zaman yang seperti ini, uang segitu dengan dua anak atau lebih apakah cukup. Kalau di pemerintahannya sih sudah diterapkan standardnya. Sudah terperhatikanlah.

Sudah sesuaikah gaji yang diterima seorang perawat dengan biaya sekolahnya?

Wah..wah. Itulah masalahnya. Memang buku-buku dan biaya praktik untuk pendidikan cukup mahal. Terkadang, kalau dibandingkan dengan gaji sekitar Rp900 ribu, tidak sesuai. Memang itu didapati di rumah sakit swasta. Kalau sudah status PNS, tentunya berbeda karena sudah ada golongan-golongan kepangkatan. Makanya perawat itu cenderung mau menjadi PNS.

Upaya apa yang Anda dilakukan untuk menanggapi keluhan para perawat tersebut?

Saya tidak bisa bertindak banyak. Sebab itukan swasta, tidak etis kalau saya menyampaikan langsung kepada setiap RS swasta tersebut. Paling tidak saya sampaikan ke yang lebih tinggi, sehingga ada jalan untuk ke tingkat Nasional. Kalau di daerah saja tidak akan bisa i, semua kuncinya harus dari pusat sana. Tapi kita sebagai organisasi profesi di daerah tetap akan membantu memperjuangkannya. Untuk dokter, paling kita hanya menghimbau kalau perawat dan dokter itu satu paket, tidak boleh terpisah, maka harus saling menghargai dan menghormati.

Di Hari Perawat Internasioal ini, apa imbauan Anda kepada para perawat di Medan?

Saya hanya ingin menghimbau kepada seluruh perawat untuk dapat bekerja secara profesional dan ingat etika keperawatan. Tidak boleh menyampaikan apa yang terjadi pada pasien, baik itu penyakitnya atau keadaannya, karena itu adalah pekerjaan dokter. Dalam menghadapi pasien, haruslah menggunakan hati yang tulus, sabar dan ihklas. Harus bisa mendampingi pasien untuk memberi motivasi agar pasien cepat sembuh.

Apa harapan Anda kedepannya?

Saya hanya berharap masa depan perawat itu lebih cerah lagi. Kita mengimbau kepada rumah sakit swasta agar bisa memberikan upah sesuai dengan standar yang keluarkan oleh pemerintah. Saya juga menghimbau untuk para dokter, untuk menghargai jasa para perawat. Terutama untuk saling menghargai dan menghormatilah. (*)

 

Artikel Terkait

Bubarkan Pengurus Lama

Ada Sindikat di Hutan Mangrove

Selesaikan Konflik SMPN 14

Terpopuler

Artikel Terbaru

/