32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Kasihan Anak Sekarang

Satu lagi yang seru, biasanya saat bulan Ramadan. Kami beli yang kami sebut dengan nama “Mercon Sreng” alias semacam roket mini (entah apa namanya di tempat Anda).

Kebetulan, kamar saya ada di lantai atas. Kamar teman saya juga di lantai atas, berjarak sekitar lima rumah. Malam usai Tarawih, kami main perang-perangan. Saya menembakkan roket ke kamarnya, dia membalas.

Kadang masuk rumah orang. Kadang meleset ke jalanan.

Pernah juga kami “menyerbu” rumah teman. Sama, kamarnya di lantai atas. Kami berkumpul di lapangan bola di depan rumahnya, lalu ramai-ramai menembakkan roket ke arah kamarnya.

Kadang kena kaca rumah, kadang kena pintu kamar, kadang meleset ke rumah orang.

Kadang, teman saya itu membalas menembak ke arah lapangan. Dan kadang tembakannya akurat, sehingga saya harus menampik roket mini itu dengan tangan. Bekasnya sampai sekarang masih ada di jari kelingking saya sebelah kanan.

Berbahaya? No problem! Toh tidak ada teman saya atau orang lain yang kena roket di kepala (he he he).

Seru bukan? Dan relatif murah!
Tapi itu dulu.

Sekarang?
Rasanya keluarga saya dan kebanyakan keluarga lain sama. Sebisa mungkin anak-anak kita “steril”, tidak luka dan tidak sakit. Luka sedikit, obatnya banyak. Sakit sedikit, bingung ke dokter atau ke rumah sakit. Kalau bapaknya bilang jangan terlalu bingung, ibunya mengomeli bapaknya.

Mengingat masa kecil dulu, dan melihat anak-anak saya sekarang, rasanya kok kasihan ya.

Lesnya banyak. Membuat lebih minim kesempatan bermain di luar. Dan kalau mau bermain di luar, bermain di mana?
Perumahan modern sekarang banyak yang tidak punya fasilitas bermain. Kalau dipikir-pikir, lapangan tempat saya bermain dulu sekarang sudah jadi bangunan.

Hujan sekarang, katanya, tidak seperti hujan dulu. Jadi kalau hujan, jangan sekali-sekali keluar rumah!
Kasihan ya anak-anak sekarang…

***
Bukan maksud membanding-bandingkan. Tapi ini yang bisa saya sharing dari negara lain yang lebih maju.

Waktu berkunjung ke Perth, Western Australia, saya kagum dengan penjelasan tugas Departemen Olahraga dan Rekreasi di sana.

Yang namanya departemen itu sama sekali tidak memikirkan prestasi, medali, dan lain-lain. Tugasnya hanya memastikan masyarakatnya punya akses ke fasilitas olahraga dan rekreasi. Kalau satu kawasan baru tidak punya gedung olahraga, maka akan mereka bangunkan. Kalau tidak ada taman dan jogging track, mereka bangunkan.

Karena jangka panjangnya, masyarakat yang sehat dan kuat akan membebani lebih ringan, karena beban biaya kesehatan mereka juga lebih rendah.

Jadi, ada jaminan tempat berolahraga dan bermain.

Di Amerika, banyak organisasi bernama “Boys and Girls Club”. Biasanya fasilitas yang didirikan di suatu kawasan, di mana anak-anak bisa bermain, beraktivitas, dan berolahraga. Bebas dari pungutan biaya.

Di sanalah anak-anak bisa mengisi waktu sepulang sekolah. Suka seni? Ada kelas menggambar atau studio musik. Suka olahraga? Ada gym dan lapangan basket, atau bahkan lapangan outdoor untuk main sepak bola, American Football, atau baseball.

Butuh tempat curhat? Ada fasilitas counseling.

Sekali lagi, bukan bermaksud membanding-bandingkan. Cuman di Indonesia ada gak ya yang memikirkan hal-hal seperti itu? (*)

Satu lagi yang seru, biasanya saat bulan Ramadan. Kami beli yang kami sebut dengan nama “Mercon Sreng” alias semacam roket mini (entah apa namanya di tempat Anda).

Kebetulan, kamar saya ada di lantai atas. Kamar teman saya juga di lantai atas, berjarak sekitar lima rumah. Malam usai Tarawih, kami main perang-perangan. Saya menembakkan roket ke kamarnya, dia membalas.

Kadang masuk rumah orang. Kadang meleset ke jalanan.

Pernah juga kami “menyerbu” rumah teman. Sama, kamarnya di lantai atas. Kami berkumpul di lapangan bola di depan rumahnya, lalu ramai-ramai menembakkan roket ke arah kamarnya.

Kadang kena kaca rumah, kadang kena pintu kamar, kadang meleset ke rumah orang.

Kadang, teman saya itu membalas menembak ke arah lapangan. Dan kadang tembakannya akurat, sehingga saya harus menampik roket mini itu dengan tangan. Bekasnya sampai sekarang masih ada di jari kelingking saya sebelah kanan.

Berbahaya? No problem! Toh tidak ada teman saya atau orang lain yang kena roket di kepala (he he he).

Seru bukan? Dan relatif murah!
Tapi itu dulu.

Sekarang?
Rasanya keluarga saya dan kebanyakan keluarga lain sama. Sebisa mungkin anak-anak kita “steril”, tidak luka dan tidak sakit. Luka sedikit, obatnya banyak. Sakit sedikit, bingung ke dokter atau ke rumah sakit. Kalau bapaknya bilang jangan terlalu bingung, ibunya mengomeli bapaknya.

Mengingat masa kecil dulu, dan melihat anak-anak saya sekarang, rasanya kok kasihan ya.

Lesnya banyak. Membuat lebih minim kesempatan bermain di luar. Dan kalau mau bermain di luar, bermain di mana?
Perumahan modern sekarang banyak yang tidak punya fasilitas bermain. Kalau dipikir-pikir, lapangan tempat saya bermain dulu sekarang sudah jadi bangunan.

Hujan sekarang, katanya, tidak seperti hujan dulu. Jadi kalau hujan, jangan sekali-sekali keluar rumah!
Kasihan ya anak-anak sekarang…

***
Bukan maksud membanding-bandingkan. Tapi ini yang bisa saya sharing dari negara lain yang lebih maju.

Waktu berkunjung ke Perth, Western Australia, saya kagum dengan penjelasan tugas Departemen Olahraga dan Rekreasi di sana.

Yang namanya departemen itu sama sekali tidak memikirkan prestasi, medali, dan lain-lain. Tugasnya hanya memastikan masyarakatnya punya akses ke fasilitas olahraga dan rekreasi. Kalau satu kawasan baru tidak punya gedung olahraga, maka akan mereka bangunkan. Kalau tidak ada taman dan jogging track, mereka bangunkan.

Karena jangka panjangnya, masyarakat yang sehat dan kuat akan membebani lebih ringan, karena beban biaya kesehatan mereka juga lebih rendah.

Jadi, ada jaminan tempat berolahraga dan bermain.

Di Amerika, banyak organisasi bernama “Boys and Girls Club”. Biasanya fasilitas yang didirikan di suatu kawasan, di mana anak-anak bisa bermain, beraktivitas, dan berolahraga. Bebas dari pungutan biaya.

Di sanalah anak-anak bisa mengisi waktu sepulang sekolah. Suka seni? Ada kelas menggambar atau studio musik. Suka olahraga? Ada gym dan lapangan basket, atau bahkan lapangan outdoor untuk main sepak bola, American Football, atau baseball.

Butuh tempat curhat? Ada fasilitas counseling.

Sekali lagi, bukan bermaksud membanding-bandingkan. Cuman di Indonesia ada gak ya yang memikirkan hal-hal seperti itu? (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/