26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Pelayan Level Read and React

Di basket, tim yang pada level read and react bisa menjadi tim yang sangat sulit ditaklukkan. Karena bisa mematahkan segala strategi yang digunakan lawan.

Sebagai bonus, tim yang read and react bisa menyuguhkan permainan yang sangat menghibur. Karena permainan jadi sangat mengalir, berirama, sehingga orang tidak sadar kalau itu sebenarnya ada sistem dan aturannya.

Di NBA, tim Sacramento Kings (favorit saya) era Chris Webber seperti itu. Chicago Bulls zaman Michael Jordan seperti itu. Phoenix Suns zaman kejayaan Steve Nash juga seperti itu. Golden State Warriors era sekarang juga mungkin di level itu.

Semua bukan hanya hebat, tapi juga ada elemen menghibur/memukaunya.

Andai pelayan restoran itu pemain basket, yang level read and react ini benar-benar hafal semua menu yang disediakan. Dia hafal betul komponen resepnya, cara membuatnya, serta kemungkinan-kemungkinan untuk memodifikasinya agar sesuai dengan harapan customer.

Pelayan yang read and react bisa secara alami menyapa dan menyenangkan customer-nya, dari awal membuat mood sang customer tenang atau bahkan senang.

Kemudian saat proses pemesanan, pelayan yang read and react bisa membaca keinginan sang customer. Menjelaskan secara detail, membuat customer tenang atau bahkan senang.

Lebih jauh, pelayan yang read and react bisa membaca “perjalanan makan” sang customer. Menawarkan menu tambahan, makanan maupun minuman. Membuat customer tenang atau bahkan senang karena bisa mendapatkan pengalaman sebaik mungkin.

Plus, membuat pemilik restoran senang karena menu tambahan itu bisa menambah pemasukan… Dan itu kemudian baik karena di kemudian hari bisa menambah penghasilan sang pelayan.

Siapa bilang jadi pelayan itu pekerjaan biasa? Jadi pelayan adalah pekerjaan level terpenting kalau bisa read and react.

Dalam perjalanan hidup saya, saya benar-benar bersyukur pernah jadi tukang cuci piring, bagian mengepel lantai dan mengelap meja, menjadi pembantu koki, karena itu akhirnya mengantarkan saya untuk menjadi seorang pelayan di restoran.

Dan sepertinya saya juga berhasil jadi pelayan yang baik, karena di restoran tempat saya bekerja saya sempat dinaikkan jadi supervisor.

Jadi pelayan benar-benar memberi saya modal kemampuan yang sangat berguna sampai sekarang. Belajar untuk read and react, mendapat ilmu lebih praktis dari segala teori yang diajarkan di kelas marketing Buyer Behavior.

Sekali lagi perlu ditegaskan, jadi pelayan pekerjaan yang sangat menantang. Michael Jordan, kalau jadi pelayan, pasti adalah seorang pelayan yang luar biasa hebat! (*)

Di basket, tim yang pada level read and react bisa menjadi tim yang sangat sulit ditaklukkan. Karena bisa mematahkan segala strategi yang digunakan lawan.

Sebagai bonus, tim yang read and react bisa menyuguhkan permainan yang sangat menghibur. Karena permainan jadi sangat mengalir, berirama, sehingga orang tidak sadar kalau itu sebenarnya ada sistem dan aturannya.

Di NBA, tim Sacramento Kings (favorit saya) era Chris Webber seperti itu. Chicago Bulls zaman Michael Jordan seperti itu. Phoenix Suns zaman kejayaan Steve Nash juga seperti itu. Golden State Warriors era sekarang juga mungkin di level itu.

Semua bukan hanya hebat, tapi juga ada elemen menghibur/memukaunya.

Andai pelayan restoran itu pemain basket, yang level read and react ini benar-benar hafal semua menu yang disediakan. Dia hafal betul komponen resepnya, cara membuatnya, serta kemungkinan-kemungkinan untuk memodifikasinya agar sesuai dengan harapan customer.

Pelayan yang read and react bisa secara alami menyapa dan menyenangkan customer-nya, dari awal membuat mood sang customer tenang atau bahkan senang.

Kemudian saat proses pemesanan, pelayan yang read and react bisa membaca keinginan sang customer. Menjelaskan secara detail, membuat customer tenang atau bahkan senang.

Lebih jauh, pelayan yang read and react bisa membaca “perjalanan makan” sang customer. Menawarkan menu tambahan, makanan maupun minuman. Membuat customer tenang atau bahkan senang karena bisa mendapatkan pengalaman sebaik mungkin.

Plus, membuat pemilik restoran senang karena menu tambahan itu bisa menambah pemasukan… Dan itu kemudian baik karena di kemudian hari bisa menambah penghasilan sang pelayan.

Siapa bilang jadi pelayan itu pekerjaan biasa? Jadi pelayan adalah pekerjaan level terpenting kalau bisa read and react.

Dalam perjalanan hidup saya, saya benar-benar bersyukur pernah jadi tukang cuci piring, bagian mengepel lantai dan mengelap meja, menjadi pembantu koki, karena itu akhirnya mengantarkan saya untuk menjadi seorang pelayan di restoran.

Dan sepertinya saya juga berhasil jadi pelayan yang baik, karena di restoran tempat saya bekerja saya sempat dinaikkan jadi supervisor.

Jadi pelayan benar-benar memberi saya modal kemampuan yang sangat berguna sampai sekarang. Belajar untuk read and react, mendapat ilmu lebih praktis dari segala teori yang diajarkan di kelas marketing Buyer Behavior.

Sekali lagi perlu ditegaskan, jadi pelayan pekerjaan yang sangat menantang. Michael Jordan, kalau jadi pelayan, pasti adalah seorang pelayan yang luar biasa hebat! (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/