26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Manufacturing Hope

Dahlan Iskan

SUMUTPOS.CO – Empat orang meninggal: terlalu bernafsu. Mencari harta karun ini. Ratusan lainnya masih penasaran.

Ini gara-gara orang kaya satu ini: Forrest Fenn. Umur 87 tahun. Tinggal di Santa Fee, New Mexico. Masih hidup. Berbisnis barang antik.

Rupanya dia ketularan sifat bisnisnya: pikirannya pun antik. Dia taruh sebagian hartanya dalam satu peti. Berupa emas batangan, rubi, berlian dan buku biografinya. Total senilai Rp 13 miliar.

Lalu dia tanam di sebuah tempat rahasia. Di pegunungan Rocky Mountains. Siapa pun boleh menemukan harta itu dan memilikinya.

Tapi pegunungan Rocky Mountains begitu luas. Begitu panjang. Dari New Mexico sampai Wyoming.

Hanya orang seperti Winnetou yang mampu menjelajahinya. Atau Old Shatterhand.

Tapi mereka hanya tokoh dalam novel. Juga tidak akan tertarik harta karun Forrest Fenn. Winnetou punya harta karun sendiri. Yang tak ternilai. Dia rahasiakan tempatnya. Di Rocky Mountains.

Mereka pun sudah meninggal. Bagaimana meninggalnya saya tidak tahu. Saya tidak mampu meneruskan membaca novel ini. Tidak kuat membayangkan nasib tragis yang akan menimpa Winnetou.

Inilah satu-satunya novel yang tidak saya baca sampai habis. 40 tahun yang lalu. Baru saya habiskan belakangan ini.

Forrest Fenn menyadari luasnya Rocky Mountain. Karena itu dia memberi petunjuk. Arah. Tanda-tanda. Wujudnya sebuah puisi:

Begin it where warm waters halt
And take it in the canyon down,
Not far, but too far to walk.

Put in below the home of Brown.

Puisi teka-teki. Heboh.

Itu tahun 2010. Sampai hari ini belum ada yang menemukannya. Sudah lebih 300 orang menjelajah Rocky Mountains.

Saya bisa membayangkan beratnya petualangan ini. Saya pernah menyusuri pegunungan ini. Dua tahun lalu. Mulai dari Montana, Wyoming, South Dakota, Colorado, Arizona sampai Utah.

Setir mobil sendiri. Selama 15 hari. Luar biasa indahnya. Terutama di Yellow Stone. Luar biasa terjalnya.

Dahlan Iskan

SUMUTPOS.CO – Empat orang meninggal: terlalu bernafsu. Mencari harta karun ini. Ratusan lainnya masih penasaran.

Ini gara-gara orang kaya satu ini: Forrest Fenn. Umur 87 tahun. Tinggal di Santa Fee, New Mexico. Masih hidup. Berbisnis barang antik.

Rupanya dia ketularan sifat bisnisnya: pikirannya pun antik. Dia taruh sebagian hartanya dalam satu peti. Berupa emas batangan, rubi, berlian dan buku biografinya. Total senilai Rp 13 miliar.

Lalu dia tanam di sebuah tempat rahasia. Di pegunungan Rocky Mountains. Siapa pun boleh menemukan harta itu dan memilikinya.

Tapi pegunungan Rocky Mountains begitu luas. Begitu panjang. Dari New Mexico sampai Wyoming.

Hanya orang seperti Winnetou yang mampu menjelajahinya. Atau Old Shatterhand.

Tapi mereka hanya tokoh dalam novel. Juga tidak akan tertarik harta karun Forrest Fenn. Winnetou punya harta karun sendiri. Yang tak ternilai. Dia rahasiakan tempatnya. Di Rocky Mountains.

Mereka pun sudah meninggal. Bagaimana meninggalnya saya tidak tahu. Saya tidak mampu meneruskan membaca novel ini. Tidak kuat membayangkan nasib tragis yang akan menimpa Winnetou.

Inilah satu-satunya novel yang tidak saya baca sampai habis. 40 tahun yang lalu. Baru saya habiskan belakangan ini.

Forrest Fenn menyadari luasnya Rocky Mountain. Karena itu dia memberi petunjuk. Arah. Tanda-tanda. Wujudnya sebuah puisi:

Begin it where warm waters halt
And take it in the canyon down,
Not far, but too far to walk.

Put in below the home of Brown.

Puisi teka-teki. Heboh.

Itu tahun 2010. Sampai hari ini belum ada yang menemukannya. Sudah lebih 300 orang menjelajah Rocky Mountains.

Saya bisa membayangkan beratnya petualangan ini. Saya pernah menyusuri pegunungan ini. Dua tahun lalu. Mulai dari Montana, Wyoming, South Dakota, Colorado, Arizona sampai Utah.

Setir mobil sendiri. Selama 15 hari. Luar biasa indahnya. Terutama di Yellow Stone. Luar biasa terjalnya.

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/