25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Presiden versus Liga Olahraga

Azrul Ananda

Oleh: AZRUL ANANDA

 

Saya penggemar berita-berita ’’tidak penting’’. Karena kadang justru bisa belajar dari situ. Baru-baru ini, saya seru mengikuti perseteruan antara presiden ’’melawan’’ para pemain liga-liga top… Di Amerika.

***

Di Amerika, liga olahraga terbesar adalah NFL alias National Football League. Liga American football yang berlangsung saat musim gugur hingga musim dingin.

Jauh lebih besar dari NBA, baseball, dan lain-lain.

Kebetulan saya juga mengikutinya. Karena saya dulu waktu SMA di Kansas pernah ikut latihan tim sebagai kicker (penendang bola), kemudian jadi penggemar klub NFL bernama Kansas City Chiefs.

American football itu kira-kira seperti sepak bola di Indonesia. Olahraganya masyarakat luas, dari segala kalangan. Jadi, apa yang terjadi di sana bisa menjadi simbol masyarakatnya.

Nah belakangan ini, Presiden Donald Trump seperti sedang ’’berperang’’ melawan para pemain dan klub-klub NFL. Kemudian berlanjut lebih panas, ketika para bintang dan pelatih NBA ikut meramaikan perseteruan.

Ada serunya. Ada lucunya. Tapi, saya yakin ada pelajaran untuk kita yang tidak di sana.

Kalau dirunut, semua bermula sekitar setahun yang lalu. Waktu itu, pemain San Francisco 49ers, Colin Kaepernick, memilih untuk tidak berdiri saat lagu kebangsaan Amerika, Star Spangled Banner, dinyanyikan. Dia justru berlutut, sebagai bentuk protes atas ketidakadilan rasial dan kesemena-menaan polisi.

Awalnya, itu sangat kontroversial. Ada yang menganggapnya sebagai bentuk ekspresi first amendment, hak bagi orang untuk menyampaikan pendapat. Ada pula yang menyebutnya sebagai tindakan tidak hormat terhadap negara sendiri.

Apa yang dilakukan Kaepernick itu terus jadi perbincangan.

Sampai tahun ini.

Jadi ramai lagi gara-gara sang presiden yang memang ’’seru’’.

Dalam sebuah acara di Alabama, Trump mengatakan bahwa para pemilik klub NFL harus memecat para pemain yang melakukan protes saat lagu kebangsaan. Bahkan menyebut mereka dengan kata-kata kasar layak sensor (presiden yang satu ini emang top kalau ngomong wkwkwk…).

Gara-gara komentar Trump itu, seluruh NFL bereaksi.

Akhir pekan lalu (Minggu 24/9), berbagai reaksi muncul saat pertandingan berlangsung di seluruh Amerika. Ada tim yang pemain-pemainnya memilih duduk atau berlutut saat lagu kebangsaan. Ada yang berdiri tapi saling mengaitkan tangan tanda solidaritas. Ada yang memilih tetap berada di dalam ruang ganti saat lagu kebangsaan dinyanyikan.

Seninnya (25/9), pihak liga mengeluarkan pernyataan resmi, dan isinya mendukung aksi protes para pemainnya.

Azrul Ananda

Oleh: AZRUL ANANDA

 

Saya penggemar berita-berita ’’tidak penting’’. Karena kadang justru bisa belajar dari situ. Baru-baru ini, saya seru mengikuti perseteruan antara presiden ’’melawan’’ para pemain liga-liga top… Di Amerika.

***

Di Amerika, liga olahraga terbesar adalah NFL alias National Football League. Liga American football yang berlangsung saat musim gugur hingga musim dingin.

Jauh lebih besar dari NBA, baseball, dan lain-lain.

Kebetulan saya juga mengikutinya. Karena saya dulu waktu SMA di Kansas pernah ikut latihan tim sebagai kicker (penendang bola), kemudian jadi penggemar klub NFL bernama Kansas City Chiefs.

American football itu kira-kira seperti sepak bola di Indonesia. Olahraganya masyarakat luas, dari segala kalangan. Jadi, apa yang terjadi di sana bisa menjadi simbol masyarakatnya.

Nah belakangan ini, Presiden Donald Trump seperti sedang ’’berperang’’ melawan para pemain dan klub-klub NFL. Kemudian berlanjut lebih panas, ketika para bintang dan pelatih NBA ikut meramaikan perseteruan.

Ada serunya. Ada lucunya. Tapi, saya yakin ada pelajaran untuk kita yang tidak di sana.

Kalau dirunut, semua bermula sekitar setahun yang lalu. Waktu itu, pemain San Francisco 49ers, Colin Kaepernick, memilih untuk tidak berdiri saat lagu kebangsaan Amerika, Star Spangled Banner, dinyanyikan. Dia justru berlutut, sebagai bentuk protes atas ketidakadilan rasial dan kesemena-menaan polisi.

Awalnya, itu sangat kontroversial. Ada yang menganggapnya sebagai bentuk ekspresi first amendment, hak bagi orang untuk menyampaikan pendapat. Ada pula yang menyebutnya sebagai tindakan tidak hormat terhadap negara sendiri.

Apa yang dilakukan Kaepernick itu terus jadi perbincangan.

Sampai tahun ini.

Jadi ramai lagi gara-gara sang presiden yang memang ’’seru’’.

Dalam sebuah acara di Alabama, Trump mengatakan bahwa para pemilik klub NFL harus memecat para pemain yang melakukan protes saat lagu kebangsaan. Bahkan menyebut mereka dengan kata-kata kasar layak sensor (presiden yang satu ini emang top kalau ngomong wkwkwk…).

Gara-gara komentar Trump itu, seluruh NFL bereaksi.

Akhir pekan lalu (Minggu 24/9), berbagai reaksi muncul saat pertandingan berlangsung di seluruh Amerika. Ada tim yang pemain-pemainnya memilih duduk atau berlutut saat lagu kebangsaan. Ada yang berdiri tapi saling mengaitkan tangan tanda solidaritas. Ada yang memilih tetap berada di dalam ruang ganti saat lagu kebangsaan dinyanyikan.

Seninnya (25/9), pihak liga mengeluarkan pernyataan resmi, dan isinya mendukung aksi protes para pemainnya.

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/