Ya Tuhan, saya benar-benar cinta Surabaya sekarang. Ya, mulai macet, tapi langkah-langkah mengatasinya bertahap ada dan kerjanya kelihatan.
Ya Tuhan, terima kasih ada Bu Risma di Surabaya. Entah seperti apa kota ini kalau tidak ada beliau.
Walau untuk kesekian kali, ini membuat saya khawatir dengan Surabaya setelah ini. Surabaya yang sekarang sudah aman, luar biasa. Dan saya tahu Bu Risma akan memastikan Surabaya luar biasa sampai akhir kepemimpinannya. Tapi, kekhawatiran tentang setelah Bu Risma ini yang mulai muncul.
Apakah Surabaya akan belok ke jalan yang kembali merosot? Apakah segala sistem tiba-tiba berantakan lagi? Bukan hanya Surabaya, kota-kota yang punya pemimpin hebat selama dua periode akan selalu menghadapi tantangan yang sama. Setelah itu bagaimana?
Meski khawatir, saya percaya dengan masyarakat Surabaya. Mereka sudah menikmati perkembangan dan kemajuan kota yang begitu jelas. Bukan sekadar ”katanya hebat” berkat kampanye sosmed yang lebih hebat dari kerja aslinya.
Masyarakat Surabaya sudah tahu pemimpin seperti apa yang mereka inginkan setelah Bu Risma. Tidak perlu memilih kucing dalam karung, apalagi kucing yang sudah kelihatan (keburukan) kulitnya.
Saya percaya masyarakat Surabaya akan kembali memilih yang baik. Yang penting memastikan pilihan-pilihannya baik, dan semoga pihak-pihak yang bisa mengajukan (partai politik) tidak terjebak pada pilihan-pilihan yang tidak baik.
Masyarakat Surabaya tidak akan mudah tergoda oleh gosip, kelihaian sosmed. Karena masyarakat Surabaya sudah pernah merasakan pemimpin yang benar-benar bekerja.
Selamat ulang tahun, Surabaya! Semoga masa depanmu bisa lebih indah lagi.
Dan sebagai masyarakat Surabaya, saya punya usul. Bagaimana kalau kita yang memberikan hadiah untuk Bu Risma, atas segala kerja kerasnya selama ini.
Saya usul, ada Monumen Bu Risma. Dan jangan sampai ada uang keluar dari pemerintah untuk mewujudkannya. Melainkan uang dari masyarakat Surabaya sendiri, sebagai bentuk apresiasi untuk beliau.
Saya siap ikut urunan secara pribadi. Dan saya yakin banyak teman saya mau ikutan. Dan saya yakin pula masyarakat Surabaya banyak yang mau ikutan. Pokoknya harus nol duit dari pemerintah, karena ini bentuk apresiasi dari masyarakat untuk pemimpinnya.
Bagaimana, setuju? (*)