25.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Barang Lama Disebut Baru Dibeli

KARO, SUMUTPOS.CO -Dugaan penyelewengan APBD Kabupaten Karo TA 2016 senilai Rp177.500.000 yang dialokasikan untuk pengembangan dan penguatan Litbang Kebudayaan dan Pariwisata di Museum Karo makin terkuak.

Sejumlah barang koleksi yang sebelumnya diakui Direktur Museum dibeli dari uang rakyat itu dibantah oleh tim dekorator museum, Anton Sembiring dan diamini rekan-rekannya sesama penata. Menurut Anton, sebelum museum diresmikan pada tahun 2013 lalu, dia dan timnya yang mendekorasi sekaligus menata benda-benda di museum tersebut. Karena itu, Anton masih kenal betul, mana barang baru dan lama di sana.

“Saya yang menghias museum ini, jadi saya masih ingat betul dwngan barang-barang di dalam. Saya menyangkan barang yang lama yang sebelum museum diresmikan dibilang dibeli di tahun 2016,” kesal Anton saat ditemui wartawan di museum, Selasa (31/1) sore.

Dari pendataan Anton, hanya ada dua penambaham vitrime (lemari kaca) di museum. Sementara replika gundala-gundala dan barang tradisional lainnya bukan merupakan barang baru.  ” Ini saya lihat mayoritas barang-barang yang ada  adalah benda-benda yang telah ada sejak saya mendekorasi pada 2013 lalu,”tegasnya.

Padahal saat dikonfirmasi di hari yang sama, Direktur Museum Pusaka Karo, Valentinus Ginting memberi keterangan yang sangat jauh berbeda. Semisal, terkait vitrime (lemari kaca) yang berjumlah 15 unit di ruang museum, ia nyatakan merupakan barang baru yang di tampung di APBD Karo 2016.

“Serah terima barang dan dokumentasi belum ada sama saya, masih   di Disbudpar. Vitrime ini seluruhnya barang baru,”katanya. Disinggung sehubungan penyerahan dari pihak berkompeten kepada pengelola museum. Valentinus Ginting, tidak dapat merinci pasti dan akan meminta kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Karo.  “Sekitar bulan Agustus atau September 2016 lemari kaca ini diantar kemari,” ujarnya lagi.

KARO, SUMUTPOS.CO -Dugaan penyelewengan APBD Kabupaten Karo TA 2016 senilai Rp177.500.000 yang dialokasikan untuk pengembangan dan penguatan Litbang Kebudayaan dan Pariwisata di Museum Karo makin terkuak.

Sejumlah barang koleksi yang sebelumnya diakui Direktur Museum dibeli dari uang rakyat itu dibantah oleh tim dekorator museum, Anton Sembiring dan diamini rekan-rekannya sesama penata. Menurut Anton, sebelum museum diresmikan pada tahun 2013 lalu, dia dan timnya yang mendekorasi sekaligus menata benda-benda di museum tersebut. Karena itu, Anton masih kenal betul, mana barang baru dan lama di sana.

“Saya yang menghias museum ini, jadi saya masih ingat betul dwngan barang-barang di dalam. Saya menyangkan barang yang lama yang sebelum museum diresmikan dibilang dibeli di tahun 2016,” kesal Anton saat ditemui wartawan di museum, Selasa (31/1) sore.

Dari pendataan Anton, hanya ada dua penambaham vitrime (lemari kaca) di museum. Sementara replika gundala-gundala dan barang tradisional lainnya bukan merupakan barang baru.  ” Ini saya lihat mayoritas barang-barang yang ada  adalah benda-benda yang telah ada sejak saya mendekorasi pada 2013 lalu,”tegasnya.

Padahal saat dikonfirmasi di hari yang sama, Direktur Museum Pusaka Karo, Valentinus Ginting memberi keterangan yang sangat jauh berbeda. Semisal, terkait vitrime (lemari kaca) yang berjumlah 15 unit di ruang museum, ia nyatakan merupakan barang baru yang di tampung di APBD Karo 2016.

“Serah terima barang dan dokumentasi belum ada sama saya, masih   di Disbudpar. Vitrime ini seluruhnya barang baru,”katanya. Disinggung sehubungan penyerahan dari pihak berkompeten kepada pengelola museum. Valentinus Ginting, tidak dapat merinci pasti dan akan meminta kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Karo.  “Sekitar bulan Agustus atau September 2016 lemari kaca ini diantar kemari,” ujarnya lagi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/