28.9 C
Medan
Tuesday, May 28, 2024

Bocah Ditemukan Tewas dalam Lumpur

Foto: Adi Laoli/Sumut Pos
Korban saat ditemukan sudah tak bernyawa, di ladang dekat persawahan, ditimbun lumpur.

NIAS, SUMUTPOS.CO -Warga Desa Sitolubanua Kecamatan Bawolato Kabupaten Nias dibuat geger. Seorang siswi kelas 2 Sekolah Dasar (SD), Putriani (7) ditemukan tak bernyawa di dalam lumpur sebuah perladangan milik warga di Desa Sitolubanua, Rabu (31/5).

Tewasnya anak dari Go’osokhi Bawamenewi alias Ama Lefi (34) dan Amida Hulu (26) Alias Ina Lefi diduga korban pembunuhan karena ditemukan dalam kondisi di sekitar leher korban membiru. Diduga luka tersebut bekas cekikan.

Ibu korban, Amida Hulu (26) alias Ina Lefi tak kuasa menahan air matanya ketika ditemui Sumut Pos di ruang mayat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli. Perempuan ini menceritakan peristiwa yang menimpa keluarganya. Itu berawal pada Selasa (30/5) sore. Amida bersama suaminya dan korban berangkat dari pondok persawahan mereka dengan berjalan kaki sembari membawa padi ke tempat penggilingan yang jaraknya tak begitu jauh dari tempat tinggal mereka.

Tiba di penggilingan padi, sekitar pukul 17.30 WIB ibu korban menyuruh Putriani pulang lebih awal, karena di pondok mereka masih ada dua adiknya yang masih kecil-kecil. “Dia saya suruh pulang duluan, karena di pondok kami masih ada dua adiknya, seorang berumur 5 tahun dan seorang lagi berusia 3 tahun ,” kata Amida sambil mengusap air matanya.

Tak lama kemudian kedua orangtua korban tiba di pondok, namun korban tidak ditemukan. Amida hanya melihat kedua adikanya yang tinggal di pondok. Menurut pengakuan adiknya, Putriani sejak tadi belum ada datang.

Mengetahui hal itu kedua orangtua korban langsung melakukan pencarian di sekitar jalan menuju pondok mereka. Satu jam melakukan pencarian tak juga membuahkan hasil. Kemudian mereka melapor kepada tetangganya.

Dibantu warga, Hamida dan suaminya, Go’osokhi kembali menyisir jalan-jalan dari tempat penggilingan menuju pondok tempat tinggal mereka. Namun hingga pukul 03.00 WIB dini hari belum juga ditemukan.

Pagi harinya saat warga kembali melakukan pencarian, sekitar pukul 08.00 WIB, seorang warga menemukan sandal Putriani tidak jauh dari jalan yang biasa dilewati Hamida dan Putriani dari pondok menuju tempat penggilingan padi. Tak lama kemudian warga lainnya kembali menemukan gundukan tanah ditutupi tanah berlumpur dan daun kering.

Setelah diperiksa ternyata lumpur berisi tubuh korban posisi telungkup dalam keadaan tak bernyawa. Saat ditemukan warga pakaian yang dikenakan korban masih lengkap, namun disekitar leher korban membiru, diduga bekas dicekik.

Setelah mayat korban ditemukan, warga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bawolato. Setelah melakukan olah TKP personel Polsek Bawolato membawa mayat korban ke RSUD Gunungsitoli untuk di cek medis .

Kini jasad korban masih berada di ruang jenazah RSUD Gunungsitoli sembari menunggu didatangkannya dokter forensik dari Polda Sumatera Utara untuk diotopsi.

Kapolsek Bawolato AKP Sintong Simanjuntak kepada wartawan di RSUD Gunungsitoli belum bisa memastikan, Putriani merupakan korban pembunuhan atau tidak. “Untuk sementara belum bisa kita simpulkan apa motif dari kejadian itu, masih dalam proses pemeriksaan, dan juga akan dilakukan otopsi untuk memastikan penyebab kematian korban,” kata Kapolsek.(mag-6/azw)

 

 

Foto: Adi Laoli/Sumut Pos
Korban saat ditemukan sudah tak bernyawa, di ladang dekat persawahan, ditimbun lumpur.

NIAS, SUMUTPOS.CO -Warga Desa Sitolubanua Kecamatan Bawolato Kabupaten Nias dibuat geger. Seorang siswi kelas 2 Sekolah Dasar (SD), Putriani (7) ditemukan tak bernyawa di dalam lumpur sebuah perladangan milik warga di Desa Sitolubanua, Rabu (31/5).

Tewasnya anak dari Go’osokhi Bawamenewi alias Ama Lefi (34) dan Amida Hulu (26) Alias Ina Lefi diduga korban pembunuhan karena ditemukan dalam kondisi di sekitar leher korban membiru. Diduga luka tersebut bekas cekikan.

Ibu korban, Amida Hulu (26) alias Ina Lefi tak kuasa menahan air matanya ketika ditemui Sumut Pos di ruang mayat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli. Perempuan ini menceritakan peristiwa yang menimpa keluarganya. Itu berawal pada Selasa (30/5) sore. Amida bersama suaminya dan korban berangkat dari pondok persawahan mereka dengan berjalan kaki sembari membawa padi ke tempat penggilingan yang jaraknya tak begitu jauh dari tempat tinggal mereka.

Tiba di penggilingan padi, sekitar pukul 17.30 WIB ibu korban menyuruh Putriani pulang lebih awal, karena di pondok mereka masih ada dua adiknya yang masih kecil-kecil. “Dia saya suruh pulang duluan, karena di pondok kami masih ada dua adiknya, seorang berumur 5 tahun dan seorang lagi berusia 3 tahun ,” kata Amida sambil mengusap air matanya.

Tak lama kemudian kedua orangtua korban tiba di pondok, namun korban tidak ditemukan. Amida hanya melihat kedua adikanya yang tinggal di pondok. Menurut pengakuan adiknya, Putriani sejak tadi belum ada datang.

Mengetahui hal itu kedua orangtua korban langsung melakukan pencarian di sekitar jalan menuju pondok mereka. Satu jam melakukan pencarian tak juga membuahkan hasil. Kemudian mereka melapor kepada tetangganya.

Dibantu warga, Hamida dan suaminya, Go’osokhi kembali menyisir jalan-jalan dari tempat penggilingan menuju pondok tempat tinggal mereka. Namun hingga pukul 03.00 WIB dini hari belum juga ditemukan.

Pagi harinya saat warga kembali melakukan pencarian, sekitar pukul 08.00 WIB, seorang warga menemukan sandal Putriani tidak jauh dari jalan yang biasa dilewati Hamida dan Putriani dari pondok menuju tempat penggilingan padi. Tak lama kemudian warga lainnya kembali menemukan gundukan tanah ditutupi tanah berlumpur dan daun kering.

Setelah diperiksa ternyata lumpur berisi tubuh korban posisi telungkup dalam keadaan tak bernyawa. Saat ditemukan warga pakaian yang dikenakan korban masih lengkap, namun disekitar leher korban membiru, diduga bekas dicekik.

Setelah mayat korban ditemukan, warga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bawolato. Setelah melakukan olah TKP personel Polsek Bawolato membawa mayat korban ke RSUD Gunungsitoli untuk di cek medis .

Kini jasad korban masih berada di ruang jenazah RSUD Gunungsitoli sembari menunggu didatangkannya dokter forensik dari Polda Sumatera Utara untuk diotopsi.

Kapolsek Bawolato AKP Sintong Simanjuntak kepada wartawan di RSUD Gunungsitoli belum bisa memastikan, Putriani merupakan korban pembunuhan atau tidak. “Untuk sementara belum bisa kita simpulkan apa motif dari kejadian itu, masih dalam proses pemeriksaan, dan juga akan dilakukan otopsi untuk memastikan penyebab kematian korban,” kata Kapolsek.(mag-6/azw)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/