25 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Kaum Pria Kombur di Kedai Kopi Bahas Insiden

Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos Ibu-ibu warga Desa Lingga Karo menemui aparat di pos polisi, mempertanyakan kenapa polisi membiarkan pengembang membongkar  pagar pembatas jalan pintas ke desa mereka.
Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos
Ibu-ibu warga Desa Lingga Karo menemui aparat di pos polisi, mempertanyakan kenapa polisi membiarkan pengembang membongkar pagar pembatas jalan pintas ke desa mereka.

KARO, SUMUTPOS.CO – Pasca bentrok warga Desa Lingga dengan Polres Karo, Jumat (29/7), kini situasi dan kondisi keamanan Tanah Karo khususnya Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat, Karo berangsur kondusif. Diketahui, insiden itu terjadi berawal dari rencana lokasi relokasi tahap II Mandiri bagi 1903 KK korban erupsi Sinabung di Desa Lingga.

“Masyarakat sudah kembali beraktifitas seperti sedia kala, meskipun masih meninggalkan duka yang mendalam,”ujar Sembiring (45) salah seorang warga Lingga, Senin (01/8) di Kabanjahe.

Kabid Humas Poldasu Kombes Rina Sari Ginting ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler mengatakan situasi dan kondisi lokasi lahan relokasi di Desa Lingga telah kondusif kembali.

“Kini, sudah kondusif, dengan adanya kunjungan Gubsu dan Muspida Sumut kemarin di acara penguburan korban insiden. Sekaligus mengucapkan turut berbelasungkawa dan menyampaikan nasihat-nasihat dengan cara pendekatan kepada masyarakat yang berbudaya. Situasi kembali kondusif, masyarakat Budaya Lingga sangat menjunjung tinggi kerifan lokal ,”ujarnya.

Pantauan wartawan, di sekitar Desa Lingga, masyarakatnya kembali melakukan aktifitas seperti biasanya. Meskipun di berbagai sudut Kota seperti kedai kopi, baik yang berada di kota Kabanjahe dan di Desa Lingga masih terdengar cerita terkait insiden.

Pengunjung yang kebanyakan dari kaum pria berdebat pendapat mengenai relokasi mandiri yang berujung maut. Bahkan di media social (Fb), komentar positif dan negatif masih saja timbul terkait rencana lokasi relokasi di desa Lingga.

“Intinya kepala daerah yang harus tegas dan bijaksana mengambil kebijakan. Jangan setelah terjadi jatuhnya korban, Pemda baru bergerak. Seperti di Siosar kemarin, karena sepele tidak menyediakan angkutan untuk anak sekolah sehingga ada korban meninggal,” ketus salah seorang warga Kabanjahe di salah satu kedai kopi. (cr-7)

Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos Ibu-ibu warga Desa Lingga Karo menemui aparat di pos polisi, mempertanyakan kenapa polisi membiarkan pengembang membongkar  pagar pembatas jalan pintas ke desa mereka.
Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos
Ibu-ibu warga Desa Lingga Karo menemui aparat di pos polisi, mempertanyakan kenapa polisi membiarkan pengembang membongkar pagar pembatas jalan pintas ke desa mereka.

KARO, SUMUTPOS.CO – Pasca bentrok warga Desa Lingga dengan Polres Karo, Jumat (29/7), kini situasi dan kondisi keamanan Tanah Karo khususnya Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat, Karo berangsur kondusif. Diketahui, insiden itu terjadi berawal dari rencana lokasi relokasi tahap II Mandiri bagi 1903 KK korban erupsi Sinabung di Desa Lingga.

“Masyarakat sudah kembali beraktifitas seperti sedia kala, meskipun masih meninggalkan duka yang mendalam,”ujar Sembiring (45) salah seorang warga Lingga, Senin (01/8) di Kabanjahe.

Kabid Humas Poldasu Kombes Rina Sari Ginting ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler mengatakan situasi dan kondisi lokasi lahan relokasi di Desa Lingga telah kondusif kembali.

“Kini, sudah kondusif, dengan adanya kunjungan Gubsu dan Muspida Sumut kemarin di acara penguburan korban insiden. Sekaligus mengucapkan turut berbelasungkawa dan menyampaikan nasihat-nasihat dengan cara pendekatan kepada masyarakat yang berbudaya. Situasi kembali kondusif, masyarakat Budaya Lingga sangat menjunjung tinggi kerifan lokal ,”ujarnya.

Pantauan wartawan, di sekitar Desa Lingga, masyarakatnya kembali melakukan aktifitas seperti biasanya. Meskipun di berbagai sudut Kota seperti kedai kopi, baik yang berada di kota Kabanjahe dan di Desa Lingga masih terdengar cerita terkait insiden.

Pengunjung yang kebanyakan dari kaum pria berdebat pendapat mengenai relokasi mandiri yang berujung maut. Bahkan di media social (Fb), komentar positif dan negatif masih saja timbul terkait rencana lokasi relokasi di desa Lingga.

“Intinya kepala daerah yang harus tegas dan bijaksana mengambil kebijakan. Jangan setelah terjadi jatuhnya korban, Pemda baru bergerak. Seperti di Siosar kemarin, karena sepele tidak menyediakan angkutan untuk anak sekolah sehingga ada korban meninggal,” ketus salah seorang warga Kabanjahe di salah satu kedai kopi. (cr-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/