28.9 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Pencuri Sawit Kebun Rambutan Didor

DIRAWAT: Fendi Damanik ditembak petugas karena mencuri sawit, saat menjalani perawatan intensif di RS Sri Pamela Kota Tebingtinggi.(Sopian/Sumut Pos)

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO  – Pencuri sawit, Fendi Damanik ditembak anggota kepolisian Polres Tebingtinggi yang sedang BKO di Kebun Rambutan PTPN 3 di Desa Paya Bagas Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai. Paha kanan dan perut bagian bawah pria 33 itu jebol ditempus timah panas.

Menurut keterangan abang tersangka, Indra Gunawan Damanik, peristiwa penembakan itu terjadi Rabu (1/3) sekira pukul 17.30. Fendi Damanik melakukan pencurian bersama temannya, Romi Tanjung (36), yang ketepatan saat itu Papam Perkebunan bersama Polisi sedang berpatroli. Melihat ada pencuri, petugas langsung menangkap.

Indra membantah adiknya itu melakukan perlawanan dengan senjata tajam saat ditangkap. Menurutnya, setelah tertangkap bersama barang bukti 20 buah tandan sawit segar, Fendi Damanik dipukul petugas dan langsung didor di bagian kaki paha dan perut.

Pasca peristiwa penembakan tersebut, bapak dua orang anak yang tercatat sebagai warga Pasar Kebun Lingkungan II Kelurahan Tanjung Marulak Hilir Kota Tebingtinggi itu dilarikan ke RS Pamela. Namun, karena tidak sanggup, kemudian diboyong kembali ke RS Bhayangkara Tebingtinggi untuk mendapatkan perawatan medis.

Lagi-lagi karena RS Bhayangkara Tebingtinggi tidak memiliki peralatan lengkap, Fendi Damanik dirujuk ke RS Bhayangkara Polda Sumatera Utara untuk mengangkat proyektil yang bersarang di dalam perut tersangka.

“Karena kejadian ini, kami selaku keluarga tidak menerima. Kejadian penembakan ini kami laporkan kepada Komnas HAM di Medan untuk dapat peradilan yang jelas. Harusnya ditangkap saja, jangan ditembaklah. Macam sawit itu nilainya ratusan juta rupiah,” keluh Indra Damanik.

Salah seorang tokoh pemuda di daerah itu, Syahri Damanik meminta pihak Propam Polres Tebingtinggi untuk menyelidiki kasus itu sampai tuntas. Dia juga berharap kepada pihak perkebunan jika menangkap pencuri, hendaknya jangan langsung memerintahkan untuk ditembak.

Menurut Syahri, mereka berencana menggelar aksi unjuk rasa untuk meminta kejelasan kasus ini. “Kami berencana turun menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Kebun Rambutan dengan massa ratusan orang,” tegas Syahri.

Informasi yang diperoleh, teman tersangka Fendi Damanik, yakni Romi Tanjung yang disebut warga Pasar Kebun Kelurahan Tanjung Marulak Kota Tebingtinggi, sempat melarikan diri, dan berhasil diringkus di lokasi pencurian tepatnya Afdeling 7 Desa Paya Bagas Kecamatan Tebingtinggi. Hingga Kamis (2/3) kemarin, dia masih menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polres Tebingtinggi.

Sementara, pihak kepolisian Polres Tebingtinggi melalui Kasubbag Humas AKP MT Sagala, sayangnya tidak bersedia memberikan komentar terkait penembakan tersebut. Diketahui petugas yang menembak itu adalah petugas Satuan Shabara berisial FL. (ian/yaa)

DIRAWAT: Fendi Damanik ditembak petugas karena mencuri sawit, saat menjalani perawatan intensif di RS Sri Pamela Kota Tebingtinggi.(Sopian/Sumut Pos)

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO  – Pencuri sawit, Fendi Damanik ditembak anggota kepolisian Polres Tebingtinggi yang sedang BKO di Kebun Rambutan PTPN 3 di Desa Paya Bagas Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai. Paha kanan dan perut bagian bawah pria 33 itu jebol ditempus timah panas.

Menurut keterangan abang tersangka, Indra Gunawan Damanik, peristiwa penembakan itu terjadi Rabu (1/3) sekira pukul 17.30. Fendi Damanik melakukan pencurian bersama temannya, Romi Tanjung (36), yang ketepatan saat itu Papam Perkebunan bersama Polisi sedang berpatroli. Melihat ada pencuri, petugas langsung menangkap.

Indra membantah adiknya itu melakukan perlawanan dengan senjata tajam saat ditangkap. Menurutnya, setelah tertangkap bersama barang bukti 20 buah tandan sawit segar, Fendi Damanik dipukul petugas dan langsung didor di bagian kaki paha dan perut.

Pasca peristiwa penembakan tersebut, bapak dua orang anak yang tercatat sebagai warga Pasar Kebun Lingkungan II Kelurahan Tanjung Marulak Hilir Kota Tebingtinggi itu dilarikan ke RS Pamela. Namun, karena tidak sanggup, kemudian diboyong kembali ke RS Bhayangkara Tebingtinggi untuk mendapatkan perawatan medis.

Lagi-lagi karena RS Bhayangkara Tebingtinggi tidak memiliki peralatan lengkap, Fendi Damanik dirujuk ke RS Bhayangkara Polda Sumatera Utara untuk mengangkat proyektil yang bersarang di dalam perut tersangka.

“Karena kejadian ini, kami selaku keluarga tidak menerima. Kejadian penembakan ini kami laporkan kepada Komnas HAM di Medan untuk dapat peradilan yang jelas. Harusnya ditangkap saja, jangan ditembaklah. Macam sawit itu nilainya ratusan juta rupiah,” keluh Indra Damanik.

Salah seorang tokoh pemuda di daerah itu, Syahri Damanik meminta pihak Propam Polres Tebingtinggi untuk menyelidiki kasus itu sampai tuntas. Dia juga berharap kepada pihak perkebunan jika menangkap pencuri, hendaknya jangan langsung memerintahkan untuk ditembak.

Menurut Syahri, mereka berencana menggelar aksi unjuk rasa untuk meminta kejelasan kasus ini. “Kami berencana turun menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Kebun Rambutan dengan massa ratusan orang,” tegas Syahri.

Informasi yang diperoleh, teman tersangka Fendi Damanik, yakni Romi Tanjung yang disebut warga Pasar Kebun Kelurahan Tanjung Marulak Kota Tebingtinggi, sempat melarikan diri, dan berhasil diringkus di lokasi pencurian tepatnya Afdeling 7 Desa Paya Bagas Kecamatan Tebingtinggi. Hingga Kamis (2/3) kemarin, dia masih menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polres Tebingtinggi.

Sementara, pihak kepolisian Polres Tebingtinggi melalui Kasubbag Humas AKP MT Sagala, sayangnya tidak bersedia memberikan komentar terkait penembakan tersebut. Diketahui petugas yang menembak itu adalah petugas Satuan Shabara berisial FL. (ian/yaa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/