25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Pascabanjir Bandang di Labura, Tim Gabungan Bersihkan Material

LABURA, SUMUTPOS.CO – Pascabanjir di Labuhanbatu Utara (Labura), tim gabungan sedang fokus membersihkan material di Desa Hatapang setelah berhasil membuka akses jalan. Sedangkan korban jiwa yang hanyut, belum ada ditemukan bertambah. Jumlahnya masih sama, dua orang. Tiga lagi masih dalam pencarian tim SAR.

“Untuk korban jiwa yang hanyut sejauh ini baru dua orang itu saja. Tiga lagi masih dalam pencarian tim SAR. Pencarian akan dilanjutkan sampai besok sesuai keputusan bupati mengenai status tanggap darurat. Dan sekarang kita beralih ke Desa Hatapang untuk membersihkan batu, kayu dan material lain pasca bandang yang menerjang desa tersebut,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis menjawab Sumut Pos, Jumat (3/1).

Menurut Riadil, di Desa Hatapang tim gabungan sempat susah masuk untuk melakukan evakuasi warga dan tanggap darurat. Sebab untuk masuk ke desa itu, mesti menempuh waktu dua jam lagi dan itu pun harus dengan berjalan kaki.

“Di Hatapang itu yang kita temukan masih 19 rumah hanyut, satu unit jembatan putus, dan lahan pertanian yang sudah tertimbun lumpur. Hampir sama kondisinya seperti yang di Desa Pematang, seluas 15 hektare lahan pertanian rusak. Saat ini kami masih melakukan penanganan darurat, yang mana bisa dijadikan akses masyarakat kita buka,” ungkapnya.

Seperti di Desa Pematang, sambung dia, dua hari pascabencana hanya membuka akses bagi masyarakat sekitar dua meter. Namun setelah berkoordinasi dengan pihak TNI, kini akses tersebut lebarnya menjadi empat meter.

“Di mana dengan menambah kayu dan batang pinang sehingga bisa dilalui masyarakat. Setidaknya sepeda motor pun bisa lewat. Sekarang ini kita masih fokus evakuasi dan tanggap daruratnya. Jika besok warga setuju pencarian diperpanjang maka itu akan kita lakukan. Jika tidak, tentu korban yang belum ditemukan dinyatakan hilang. Jadi tergantung warga,” katanya.

Pihaknya sudah mencatat jumlah kerusakan infrastruktur dan lainnya akibat bandang yang menerjang tiga desa di kabupaten tersebut. Selain itu ia memastikan semua warga yang dievakuasi saat ini, dalam keadaan sehat dan tidak kekurangan logistik sedikit pun.

“Posko kesehatan kita selalu standby. Kepada anak-anak kita sudah buat trauma helling atas bencana ini bersama Dinas Sosial. Bahkan sebagian warga sudah kembali ke rumahnya. Dan yang rumahnya tidak ada lagi, menumpang ke tempat keluarga ataupun tetangga mereka. Semua logistik juga cukup. Alat berat juga siaga sebanyak empat unit,” pungkasnya.

Danton Gas SAR Batalyon B Sat Brimob Polda Sumut, Ipda Hadi Santoso mengatakan, Tim gabungan masih mencari korban yang belum ditemukan. Pencarian dilakukan dengan menyusuri sungai-sungai dan hutan di wilayah itu.

“Pencarian korban yang masih belum ditemukan ini diharapkan secepatnya bisa ditemukan dalam waktu dekat ini,” kata Ipda Hadi Santoso, Jumat (3/1).

Seperti diberitakan, banjir bandang tersebut menyebabkan satu keluarga hanyut. Hingga kini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang dalam musibah banjir bandang. Pencairan dilakukan dengan menyusuri sungai-sungai dan hutan di wilayah itu.Satu keluarga yang dinyatakan hilang ini terdiri dari Ahmad Albar Sipahutar (kepala keluarga), Cahaya Nasution (istri), Reni Yana Sipahutar (anak), Irul Sipahutar (anak) dan Reja Sipahutar (anak).

Selain itu 36 rumah warga hanyut disapu banjir, 2 unit jembatan besar dan 4 titi di dusun rusak berat; sawah 15 hektare tertimbun lumpur, batu dan batang kayu; 4 titik daerah irigasi rusak.

Usai banjir bandang, Tim Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumatera Utara (Sumut) turun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan. Selain dipicu curah hujan tinggi, banjir bandang tersebut juga disinyalir akibat kawasan hutan yang sudah rusak lantaran penebangan pohon.

Saat disinggung mengenai apakah sudah ada gambaran terkait dugaan illegal logging itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut, Kombes Pol Rony Samtana belum bisa menjelaskan. Menurutnya, banjir bandang di Labura masih dalam tahap penyelidikan. (prn/bbs)

LABURA, SUMUTPOS.CO – Pascabanjir di Labuhanbatu Utara (Labura), tim gabungan sedang fokus membersihkan material di Desa Hatapang setelah berhasil membuka akses jalan. Sedangkan korban jiwa yang hanyut, belum ada ditemukan bertambah. Jumlahnya masih sama, dua orang. Tiga lagi masih dalam pencarian tim SAR.

“Untuk korban jiwa yang hanyut sejauh ini baru dua orang itu saja. Tiga lagi masih dalam pencarian tim SAR. Pencarian akan dilanjutkan sampai besok sesuai keputusan bupati mengenai status tanggap darurat. Dan sekarang kita beralih ke Desa Hatapang untuk membersihkan batu, kayu dan material lain pasca bandang yang menerjang desa tersebut,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis menjawab Sumut Pos, Jumat (3/1).

Menurut Riadil, di Desa Hatapang tim gabungan sempat susah masuk untuk melakukan evakuasi warga dan tanggap darurat. Sebab untuk masuk ke desa itu, mesti menempuh waktu dua jam lagi dan itu pun harus dengan berjalan kaki.

“Di Hatapang itu yang kita temukan masih 19 rumah hanyut, satu unit jembatan putus, dan lahan pertanian yang sudah tertimbun lumpur. Hampir sama kondisinya seperti yang di Desa Pematang, seluas 15 hektare lahan pertanian rusak. Saat ini kami masih melakukan penanganan darurat, yang mana bisa dijadikan akses masyarakat kita buka,” ungkapnya.

Seperti di Desa Pematang, sambung dia, dua hari pascabencana hanya membuka akses bagi masyarakat sekitar dua meter. Namun setelah berkoordinasi dengan pihak TNI, kini akses tersebut lebarnya menjadi empat meter.

“Di mana dengan menambah kayu dan batang pinang sehingga bisa dilalui masyarakat. Setidaknya sepeda motor pun bisa lewat. Sekarang ini kita masih fokus evakuasi dan tanggap daruratnya. Jika besok warga setuju pencarian diperpanjang maka itu akan kita lakukan. Jika tidak, tentu korban yang belum ditemukan dinyatakan hilang. Jadi tergantung warga,” katanya.

Pihaknya sudah mencatat jumlah kerusakan infrastruktur dan lainnya akibat bandang yang menerjang tiga desa di kabupaten tersebut. Selain itu ia memastikan semua warga yang dievakuasi saat ini, dalam keadaan sehat dan tidak kekurangan logistik sedikit pun.

“Posko kesehatan kita selalu standby. Kepada anak-anak kita sudah buat trauma helling atas bencana ini bersama Dinas Sosial. Bahkan sebagian warga sudah kembali ke rumahnya. Dan yang rumahnya tidak ada lagi, menumpang ke tempat keluarga ataupun tetangga mereka. Semua logistik juga cukup. Alat berat juga siaga sebanyak empat unit,” pungkasnya.

Danton Gas SAR Batalyon B Sat Brimob Polda Sumut, Ipda Hadi Santoso mengatakan, Tim gabungan masih mencari korban yang belum ditemukan. Pencarian dilakukan dengan menyusuri sungai-sungai dan hutan di wilayah itu.

“Pencarian korban yang masih belum ditemukan ini diharapkan secepatnya bisa ditemukan dalam waktu dekat ini,” kata Ipda Hadi Santoso, Jumat (3/1).

Seperti diberitakan, banjir bandang tersebut menyebabkan satu keluarga hanyut. Hingga kini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang dalam musibah banjir bandang. Pencairan dilakukan dengan menyusuri sungai-sungai dan hutan di wilayah itu.Satu keluarga yang dinyatakan hilang ini terdiri dari Ahmad Albar Sipahutar (kepala keluarga), Cahaya Nasution (istri), Reni Yana Sipahutar (anak), Irul Sipahutar (anak) dan Reja Sipahutar (anak).

Selain itu 36 rumah warga hanyut disapu banjir, 2 unit jembatan besar dan 4 titi di dusun rusak berat; sawah 15 hektare tertimbun lumpur, batu dan batang kayu; 4 titik daerah irigasi rusak.

Usai banjir bandang, Tim Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumatera Utara (Sumut) turun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan. Selain dipicu curah hujan tinggi, banjir bandang tersebut juga disinyalir akibat kawasan hutan yang sudah rusak lantaran penebangan pohon.

Saat disinggung mengenai apakah sudah ada gambaran terkait dugaan illegal logging itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut, Kombes Pol Rony Samtana belum bisa menjelaskan. Menurutnya, banjir bandang di Labura masih dalam tahap penyelidikan. (prn/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/