25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Frekuensi Luncuran Awan Panas Sinabung Menurun

Foto: Nero/PM Bentuk Gunung Sinabung pasca erupsi berbulan-bulan.
Foto: Nero/PM
Bentuk Gunung Sinabung pasca erupsi berbulan-bulan.

KARO, SUMUTPOS.CO – Meski kegempaan masih tinggi, tapi frekuensi luncuran awan panas Gunung Sinabung menurun dibandingkan pada erupsi sebelumnya. Meski begitu, data yang dihimpun dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, hingga Senin (3/8) malam, Sinabung masih berstatus awas (level IV).

Secara visual kondisi gunung sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB diwarnai cuaca mendung dan hujan. Angin tenang perlahan ke arah timur. Sementara suhu udara berkisar 17 hingga 19 derajat celcius, gunung tertutup kabut, terjadi hujan gerimis sedang dari pukul 02.40 WIB hingga pukul 06.00 WIB.

Sejak pukul 00.00 Wib hingga pukul 06.00 WIB terjadi gempa seismik disertai 22 kali Guguran dengan amplitudo setebal 3 hingga 120 millimeter, dengan terjadinya gempa selama 26 hingga 335 detik. Juga terjadi 3 kali gempa low frequensi dengan amplitudo 4 millimeter hingga 6 millimeter selama 7 hingga 13 detik.

Juga terjadi gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 48 millimeter, selama 15 detik dengan sekunder – primer selama 1 detik. Tremor dengan amplitudo 0,5 hingga 2 millimeter dengan dominan sebesar 0,5 millimeter. Selanjutnya hasil pengamatan visual gunung sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, terlihat cuaca cerah dan mendung.

Angin tenang – perlahan bergerak ke arah timur. Sementara suhu udara berkisar 17 – 21 derajat celcius. Tubuh gunung jelas, namun pada kakinya tertutup kabut serta mengeluarkan asap putih tebal setinggi 500 meter. Gempa seismik masih terjadi sebanyak 15 kali guguran dengan amplitudo 5 hingga 111 millimeter dengan lamanya gempa berkisar 35 hingga 192 detik.

Sebanyak 15 kali gempa low frequensi dengan amplitudo 3 hingga 11 millimeter, selama 6 hingga 17 detik. Sementara tremor dengan amplitudo 0,5 hingga 1 millimeter, dengan dominan amplitudo 0,5 millimeter. Tak hanya itu, Senin (3/8) sekira pukul 14.49 WIB, terjadi aliran lahar dari arah puncak gunung ke Sungai Lau Borus selama 5018 detik. Tumpahan Lahar berbentuk campuran abu vulkanik bebatuan dan air hujan. (cr-5)

Foto: Nero/PM Bentuk Gunung Sinabung pasca erupsi berbulan-bulan.
Foto: Nero/PM
Bentuk Gunung Sinabung pasca erupsi berbulan-bulan.

KARO, SUMUTPOS.CO – Meski kegempaan masih tinggi, tapi frekuensi luncuran awan panas Gunung Sinabung menurun dibandingkan pada erupsi sebelumnya. Meski begitu, data yang dihimpun dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, hingga Senin (3/8) malam, Sinabung masih berstatus awas (level IV).

Secara visual kondisi gunung sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB diwarnai cuaca mendung dan hujan. Angin tenang perlahan ke arah timur. Sementara suhu udara berkisar 17 hingga 19 derajat celcius, gunung tertutup kabut, terjadi hujan gerimis sedang dari pukul 02.40 WIB hingga pukul 06.00 WIB.

Sejak pukul 00.00 Wib hingga pukul 06.00 WIB terjadi gempa seismik disertai 22 kali Guguran dengan amplitudo setebal 3 hingga 120 millimeter, dengan terjadinya gempa selama 26 hingga 335 detik. Juga terjadi 3 kali gempa low frequensi dengan amplitudo 4 millimeter hingga 6 millimeter selama 7 hingga 13 detik.

Juga terjadi gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 48 millimeter, selama 15 detik dengan sekunder – primer selama 1 detik. Tremor dengan amplitudo 0,5 hingga 2 millimeter dengan dominan sebesar 0,5 millimeter. Selanjutnya hasil pengamatan visual gunung sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, terlihat cuaca cerah dan mendung.

Angin tenang – perlahan bergerak ke arah timur. Sementara suhu udara berkisar 17 – 21 derajat celcius. Tubuh gunung jelas, namun pada kakinya tertutup kabut serta mengeluarkan asap putih tebal setinggi 500 meter. Gempa seismik masih terjadi sebanyak 15 kali guguran dengan amplitudo 5 hingga 111 millimeter dengan lamanya gempa berkisar 35 hingga 192 detik.

Sebanyak 15 kali gempa low frequensi dengan amplitudo 3 hingga 11 millimeter, selama 6 hingga 17 detik. Sementara tremor dengan amplitudo 0,5 hingga 1 millimeter, dengan dominan amplitudo 0,5 millimeter. Tak hanya itu, Senin (3/8) sekira pukul 14.49 WIB, terjadi aliran lahar dari arah puncak gunung ke Sungai Lau Borus selama 5018 detik. Tumpahan Lahar berbentuk campuran abu vulkanik bebatuan dan air hujan. (cr-5)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/